Trik lama

1.6K 77 2
                                    

774 words = very short story

Duduk dengan santainya, merasakan rileksnya badan dan sesekali meminum jus yang baru dibeli dari stand di seberang jalan sana –oh… tak lupa sambil menikmati pemandangan indah yang tersaji didepan sana.

Oh… betapa indahnya garis senyum itu, seakan-akan senyumnya menjadi virus flu yang menular pada orang lain. Wajahnya sungguh manis saat tulang pipinya ketarik keatas. Mata bulatnya yang berbinar mengikuti gerak bibirnya –matanya ikut tersenyum, membuat lelaki itu tak henti-hentinya menatapnya. Bahkan saat dia berkedip pun terasa sayang untuk dilewatkan.

“Manisnya~”

                     

“Siapa yang manis?”

Suara yang tiba-tiba saja menghempaskan dirinya kedunia nyata menepuk punggung Liam, membuatnya mendecih kesal karena kegiatan yang menurutnya berharga ini terganggu.

Mengabaikan pertanyaan teman dekatnya itu, Liam mengangakat cup yang berisi jus orange itu untuk diminum.

“Hei! Aku bertanya padamu Liam Carter!”

“Diam kau Zach!”

Zach yang terkena marah oleh Liam malah tertawa renyah melihat muka kusam temannya itu karena ulahnya.

“Hei! Kapan terakhir kali kau mencuci celanamu itu? Aku sering melihatmu mengenakan celana ini.”

Liam menyentak tangan Zach yang seenaknya saja menyentuh celananya itu. Liam tak suka jika ada orang yang berkomentar pada penampilannya. Apa lagi Zach yang berkomentar.

“Diam, atau aku buang kau ke tengah hutan.”

Ancam Liam dengan muka yang dibuat serius. Zach semakin terkekeh geli dengan kelakuan temannya ini. Zach tahu itu hanya gurauan semata, mana mungkin Liam berani membuangnya ke tengah hutan sedangkan Liam saja tak berani masuk ke hutan –ya kecuali beramai-ramai. Zach heran dengan tingkah temannya akhir-akhir ini. Lihat wajah bodohnya! Sungguh menggenaskan. Sebenarnya ada apa dengan dirinya yang semula peduli akan penampilannya kini bahkan melupakan kapan terakhir kali mencuci bajunya.

“Zach! dia penyanyi yang sering mengisi festival dikampus kan?”

Zach mengikuti arah pandang yang ditunjuk Liam. Ya. Dia  Juan Hudson. Pemuda cantik yang terkenal dikampus mereka karena suara emasnya dan keramahannya pada semuaa orang.

“Yups. kau jatuh cinta padanya?” tutur Zach pada intinya, yang dengan cepat beraksi pada Liam yang kini diam membeku.

Seperti tersengat puluhan ubur-ubur,  Liam tersentak kaget mendengar penuturan temannya itu yang sepertinya tepat pada sasaran.

“Ap-apa?! Kau bercanda? Aku baru melihatnya sekitar sepuluh hari yang lalu saat kita tergabung dalam kepengurusan festival ini.”

“Bahkan kau menghitung berapa lama kalian sudah bertemu.”

TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang