kepergian nya

163 9 0
                                    

  Tammara duduk terdiam sambil terus menjilati ice cream ditangannya. Melihat puterinya itu, fatma yg semula sedang sibuk membereskan piring makan di meja, iapun menghampirinya.

"Anak mama kenapa, monyong gitu?" Tanya fatma sambil mengelus rambut anaknya. Tammara menghela nafas gusar, kemudian menjilati ice creamnya kembali.

"Ma, tadi...., tasya.., tasya gigit tangan davvi.., sampai berdarah." Tutur tammara sambil menundukkan kepalanya. Fatma sedikit terkejut mendengar pengakuan anaknya itu.

"Lalu,?" tanya fatma. Tammara kembali menghela nafasnya.

"Iya, abis itu kan udah sampai disekolah. Nah davvinya gak masuk, malah pulang." Jawab tammara yg lagi lagi menjilati ice creamnya lagi.

"Ayo ma, kita kerumah tante mita. Tasya mau jenguk davvi." Pinta tasya sambil mulai beranjak dari duduknya.

  Fatma hanya terdiam, dia menatap lekat anaknya.

***Flashback***

Siang itu seperti biasa, fatma menyibukkan dirinya dengan menyirami tanaman bunganya di taman belakang sebelum ia  berangkat kekantor. Saat sedang asik menyiram taman bunganya itu, terdengar deringan telephone rumahnya dari dalam. Dengan langkah tergesa iapun berjalan menuju deringan telephone itu yg berasal dari ruang keluarga.
Tuttt

"Iya, dengan saya dirka fatma. Ini siapa?" Sapa fatma.

"Ini mita, mamanya davvero. Keluarga kami hari ini akan pindah"

"Ya ampun, pindah kemana? Bukannya davvi lagi sekolah sama tammara?"
"Tidak. Tadi davvi sudah saya suruh cepet pulang setelah nganterin tasya sampai sekolah."
"Oh, lalu kalian mau pindah kemana?"
"Kami akan pindah dari bandar lampung ke jakarta. "

"Kenapa baru bicara sekarang, kan kalau ada apa apa saya bisa bantu"
"Tidak kok. Ayah saya sakit. Sedangkan kamu tahu sendiri kan ibu sudah tak ada. Jadi saya sama suami memutuskan untuk pindah kesana"

"Baiklah. Kalau ada apa apa bilang ya. Kamu ini kayak sama siapa aja. Kita kan sudah sahabatan sejak SMP"
"Iyaa.. oh ya, tenang saja. Tasya sudah saya pinta buat dijemput sama pak adi"
"Iya deh. Terimakasih ya"
"Iya. Oh ya, davvi tadi minta katanya tolong bilangin sama tasya. Lukanya gak apa apa"

"Iya"
"Ya udah saya sudahi"
Tuuuutt

***flasback end***

Tammara menatap ibunya dengan penuh tanya.

"Mama?" Ucapnya sambil mengayunkan tangannya di depan mata ibunya itu.

"A-aa iya.. ehh maksud mama...., tasya gak usah jenguk davvi ya" kali ini fatma sedikit memelankan suaranya. Ia tahu anaknya itu sangat sayang dengan sahabatnya, walaupun tingkah lakunya selalu jail dan membuat orang kesal karena hobinya yg kanibal. Tammara dan davvero juga sangat dekat. Bahkan dia (fatma) , saat masih duduk dibangku SMA dulu sudah menjodohkan anak mereka.

***flashback***

Fatma dan mitha sedang duduk berdua di bangku taman. Diliriknya mitha yg duduk disebelahnya itu. Mitha tampak serius membaca komik ditangannya.

"Mit.." ucap fatma membuka percakapan. Mitha pun menoleh dan melipat lembaran halaman komiknya sebelum ia  menutupnya.

"Iya fa,,, ada apa?...., Kamu ada masalah? Kok gak cerita? Kenapa baru cerita sekarang? Kitakan temanan sejak SMP, kamu lupa?........, Arrrggghhh teganya.!!" Cerocos mitha tanpa mempedulikan fatma yg terengah ingin berkata, tapi selalu terpotong oleh comelan mitha.

"Hemhhhh... siapa juga yg bermasalah. Makanya kalau ada orang ngomong itu, dengerin dulu!." Ucap fatma sambil menghembuskan nafas berat. Mendengar perkataan sahabatnya itu, mitha hanya tersenyum geli sambil menggaruk tengkuknya.

"Lalu?" Tanya mitha.

"Gimana kalau nanti kita punya anak, kita jodohin aja. kalau anakku perempuan, dan anak mu laki laki, kenapa tidak? Kan?" Usul fatma. Mendengar usul sahabatnya itu, mithapun  mengangkat alisnya.

"Lalu, kalau anakku perempuan dan anakmu perempuan. Dan kalau anakmu laki laki trus anak ku juga laki laki?? Ahhh enggak deh. Aku nggak mau punya anak guy." Jawab mitha sambil menggidigkan bahunya. Lagi lagi fatma menghirup oksigen dengan hidungnya, kemudian mengeluarkan karbondioksida dari mulutnya.

"Hemhhh.. mit. Kan kalau!! Ya kalau kenyataannya seperti yg kamu bilang, berarti anak kita harus bersahabat baik. Dan KALAU.. kenyataannya seperti yg aku bilang, setuju aja dong??"tutur fatma. Mitha ber 'oh' ria lalu tersenyum lebar setelah mendengar ucapan sahabat nya itu.

Akhirnya dua sahabat itupun berjabat tangan dan setuju untuk melakukan hal yg mereka bicarakan tadi.

***flashback end***

"... kenapa!???! Pokoknya tasya harus jenguk davvi!!! Maaa!!!!" Seru tammara dengan kesal, lalu melahap cup ice cream yg masih tersisa ditangannya itu.

Fatma menghembuskan nafas gusarnya.

"Hemhhh.. davvi sudah pindah sayang." Tuturnya mencoba tenang.

"Oh." Jawab tammara. Mendengar jawaban anaknya yg biasa saja itu, hati fatma pun lega.

    Namun pada ahirnya, mata tammara membulat terkejut. Mulutnya yg penuh dengan ice cream pun menganga lebar dan menyebabkan ice cream yg berada dimulutnya itu mengalir keluar.

"Apa!!!!!!!! Mama bohong!!! Emangnya davvi kemana? Kan tadi pagi davvi berangkat sama tasya!!" Teriak tammara pada ahirnya.
Tiba juga, ucap fatma dalam hati.

"Keluarga davvi pindah dari bandar lampung ke jakarta, sayang" jawab fatma lembut.

Mata bulat tammara pun semakin membesar dan terlihat  berkaca kaca saat mendengarnya. Dengan segera, dia beranjak menuju kamarnya.

  Ditutupnya keras keras pintu kamarnya itu. Dijatuhkannya tubuh kecil itu keatas ranjang tidurnya. Di raihnya boneka panda kesayangannya dan kemudian ia memeluknya dengan erat.

"Poo.. davvi jahat poo. Tasya kira, davvi sahabat tasya. Trus kalau davvi ninggalin tasya, tasya temenan sama siapa, poo??" Bisiknya pada boneka pandanya.
Tok tok tok

Seseorang terdengar sedang mengetuk pintu kamarnya. Lalu kemudian, suara perempuan pun terdengar setelahnya.

"Tasya, buka pintunya sayang." Suara itu, ya itu ibunya.

"Tasya mengantuk ma. Tasya mau tidur" teriak tammara.

"Ya sudah, selamat tidur" ucap ibunya itu dan tak terdengar suara setelahnya.

   Diraihnya selimut yg berada dibawah kakinya. Ditutupnya seluruh badan dan bonekanya dengan selimut itu. Lalu mata kecilnya perlahan sayup, redup, dan akhirnya terkatup rapat.

________
Ok saya kembali.
Astaga Chapter apa ini?? Kenapa penuh dengan flashback ??..
Baiklah lupakan. Saat ini saya sedang dalam keadaan bundel. Jadi imajinasinya cetek. Mohon pengertian sekalian. Salam kelontong.

First Love with himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang