SELESA RENJANA (BobNju)

478 27 14
                                    

Bijak dalam memilih bacaan. Cerita ini mengandung banyak adegan dewasa.


+++++++


Jarum jam bergerak maju memekik telinganya, lelaki itu memejamkan matanya di susul dengan deru napas kesal.

"Heuhhh!"

Suara decitan kursi besi terdengar, ia bangkit dari duduknya. Di raihnya kemeja biru yang tergantung di sudut kamarnya, dengan langkah lebar lelaki itu menuruni anak tangga.

"Boby, kamu mau kemana sayang?" Suara lembut dari seorang ibu menghentikan kakinya. laki-laki bernama Boby tersebut menghampiri wanita paruh baya yang kini sedang menatapnya hangat.

"Ma, Boby keluar bentar ya. Suntuk banget di rumah."

"Jangan lama-lama ya"

"Iya, ma."

Namanya Boby Gyan Ekadanta, pria berusia 24thn yang kini bekerja sebagai manager di salah satu perusahaan di kota Bandung. Ia memiliki seorang adik perempuan bernama Freya. Melihat dari fisiknya, Boby cukup sempurna dengan rambut sedikit gondrong, ia juga menggunakan kacamata minus yang tidak terlalu tebal. Matanya berwarna kecoklatan dengan bibir tipis dan ada lesung yang membelah dagunya. Perawakannya tinggi, tidak terlalu kurus dan tidak juga terlalu berisi. di dahi kanannya ada bekas luka masa kecil, namun itu tak melunturkan kadar ketampanannya.

Sore itu matahari menampakkan sinarnya lebih lama. Boby menatap hamparan langit tanpa awan, dalam hatinya ia sungguh mengagumi semesta tempatnya berpijak. Angin sepoi membelai wajahnya, Boby menghentikan gowesan pada sepeda yang ia bawa. kedua matanya bergerak ke arah lain, ia menunduk melihat siluet dirinya yang sedang berdiri. Untuk sesaat ingatannya berkelena pada satu kejadian, namun ia tak ingat dengan pasti, kapan, dimana dan dengan siapa ia melalui hal itu. Mesin waktu melesat menuju masa lalu dimana ia sedang tertawa dengan seorang wanita. Dalam ingatan yang ia jaga, wanita itu membelakanginya. Boby berjalan untuk melihat siapa sosok yang selama ini mengganggunya. Ia terus melangkah menuju bayangan yang semakin memudar.

"Argh!" Teriaknya. Boby memijat kepalanya yang berdenyut, semakin ia berusaha mengingat, semakin bayangan itu buram dan menghilang.

"Kak, kakak ngga apa-apa?" Tanyanya dengan khawatir. Freya yang masih menggunakan seragam sekolah datang tergopoh-gopoh.

"Fre, kamu kapan datang?" Ucap Boby bingung.

"Dari tadi, kak. Aku mau masuk rumah tapi lihat kakak bengong aku jadi khawatir." Jawab Freya jujur. "Ayo pulang, kakak kan masih sakit." Sambungnya lagi.

Boby hanya menurut, ia menuntun sepedanya dan berjalan beriringan dengan adiknya.


*Flashback On

Arunika memancarkan sinarnya yang keemasan, masuk menyelinap pada celah jendela menembus tirai putih yang tertiup angin. Lelaki bernama Boby tertidur lelap di meja kerjanya. Buku-buku tertumpuk di sampingnya, kertas-kertas juga berserakan tertindih oleh wajahnya yang lelah.

Drrrttt... Drrtttt...

Suara alarm mengusik tidurnya, Boby mengerjapkan mata berkali-kali melihat jam yang tertera pada ponselnya.

"lima menit lagi" gumamnya. Ia kembali merebahkan kepala pada meja, menutup wajahnya dengan buku guna menghalangi sinar mentari yang terik.

Ponselnya kembali berbunyi, ia tidak menghiraukan notifikasi yang masuk. Belum sampai lima menit suara ponselnya semakin gaduh oleh pesan beruntun.

ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang