SHANI-KU

1.8K 46 11
                                    

Pernahkah kalian berpikir bahwa ternyata dunia begitu sempit?

Pertemuan-pertemuan tak disengaja dengan orang yang tak terduga kadang terjadi begitu saja. Seperti sebuah kebetulan. Namun, mungkin bukan. Mungkin semuanya memang sudah diatur demikian.

Shani mahasiswa sastra inggris, gadis yang dulu lugu kini menjelma menjadi wanita dewasa. Kecantikannya kian bertambah seiring usianya yang semakin matang. Rambutnya masih panjang, senyumnya masih menawan dan tatapannya masih saja meneduhkan.

Ia berpacaran dengan Gracio Narendra, anak dari teman papanya. Sudah hampir satu tahun ia menjalani hubungan tanpa sebuah rasa, ia menjalani semuanya hanya karena bisnis. Shani tak keberatan soal itu, pilihan kedua orang tuanya adalah yang terbaik, lagi pula ia tak pernah merasakan jatuh cinta, Shani bingung jika ditanya seperti apa bentuk cinta, bagaimana mengekspresikan cinta, Shani tak pernah tau apa itu cinta. Ia hanya sekali berpacaran setelah lulus sekolah dan itupun hanya bertahan tiga bulan. Shani berpikir itu bukanlah cinta namun sebuah obsesi, setelah semua terpenuhi maka hasratnya pun ikut hilang.

"Babe, nanti malam ada party dirumah Kak Veranda. Kita semua diundang." Gracio menyimpan ponselnya ke saku celana setelah mendapat pesan dari teman-temannya.

"Kalo udah selesai makan siangnya, kita bisa kembali ke kampus, Cio." Ujar Shani tenang tanpa membahas topik tentang party yang di adakan oleh teman-teman Cio, Shani tak begitu akrab dengan mereka bahkan hanya sekedar kenal saja.

"Come on, babe. Please cuma bentar, lagian papa mama kamu pasti ngizinin kok kalo perginya sama aku."

"Aku nggak minat buat pergi, Cio."

Cio menekuk wajahnya, melanjutkan acara makan siangnya dengan keheningan. Veranda melirik Cio yang tiba-tiba diam. Ngambek adalah jurus andalan Cio, karena Cio yakin Shani tidak akan membiarkan dirinya kena omelan dari kedua orang tuanya.

"Nanti jemput aku, jangan sampe terlambat." Ucap Shani lagi.

Sesaat setelah Shani berkata demikian wajah cio kembali merona, senyumnya merekah.

"Siap tuan puteri."

++++

"Semoga ngga hujan lebat ya.." Cio menepikan mobilnya.

"Memangnya kenapa, Cio?" Tanya Shani merapikan dressnya sebelum ia turun dari mobil.

"Outdoor party, swimming pool." Jawab Cio.

Mereka berhenti di sebuah rumah besar dengan langit-langit tinggi, halaman depan terlihat sempit. Sekitar lebih dari selusin mobil terparkir rapi disana.

Pintu masuk berada disamping rumah, dijaga oleh beberapa orang berperawakan besar. Dua lelaki kekar membukakan pintu untuk mereka, pintu yang berakses langsung menuju kolam renang.

Kolam renang itu berbentuk persegi dengan luas kira-kira 18x9 meter, cukup luas untuk sebuah kolam renang pribadi. Ditepian kolam terdapat lilin-lilin kecil berjejer, yang dibantu pencahayaan lampu sorot. Shani menatap ke langit, kilatan cahaya di atas langit membuatnya melihat jelas awan-awan hitam yang sangat tebal bergelantungan menahan massanya.

Shani mengalihkan pandangannya pada tamu-tamu yang hadir disana. Shani memperkirakan jumlahnya ada sekitar lima puluh orang. Tangan kanannya menggandeng lengan Cio dengan erat, sedangkan Cio selalu dengan leluasa mengobrol dengan teman-temannya. Shani tampak kaku namun tetap berusaha untuk terlihat santai.

Sebuah teriakan menyita perhatian para tamu, bahkan Shanipun ikut mencari sumber suara tersebut.

"Happy birthday honey, your the best." Ucap lelaki dengan badan tegap.

ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang