Chocolate ; The 1975 | Yoshi harem, Oneshoot

O1 | Mashinori

pair : Mashiho, Yoshi ft
Jeongwoo, Haruto
lokal !
Age play !

Hakim as Mashiho
Yobel as Yoshi
Haris as Haruto
Januar as Jeongwoo

❐❐❐❐❐

"kak!"

"kak, kembalilah ke aku kak, kumohon" kata seorang pemuda yang agaknya baru saja menyelesaikan latihannya, Haris Pradipta.

"....."

"kak-" dengan cepat, Haris menarik bahu sang kakak yang sukses membuat dia kaget setengah mati. bagaimana tidak, Haris, si pelaku yang memutar balikkan tubuhnya secara tiba-tiba di koridor sekolah, tepat membuatnya tak berkutik.

lantas seseorang yang ia sebut sebagai kakak, mendengus kesal, "cukup, Haris. kamu capek kan sehabis latihan? pulang ya dek. istirahat lebih baik untukmu dan juga kakak tidak ada waktu untuk sekedar basa-basi," ucap sang kakak, Yobel fernanda, si Ketua Osis SMA Airlangga.

hal itu cukup membuat Liver Haris terasa berdenyut nyeri, agak hiperbola memang, tapi benar apa adanya kok.

"k-kenapa kak? kalau Ita ada salah sama kakak, tolong maafkan Ita kak. kak, Ita ga bisa tanpa kakak, tolong kembali ke Ita ya? please-" perkataannya terpotong saat Yobel kembali mendelik padanya, "ck! Haris! sudah beberapa kali kakak harus bilang ke kamu?? gausah buang-buang waktu untuk mengejar apa yang seharusnya tidak kamu kejar! cukup dek, move on ya, kita sudah bukan apa-apa lagi" lirihnya rendah.

ah makjleb! tepat menusuk ke ulu hati! bagai tersambar petir, rasa-rasanya jantung Haris semakin jatuh ke lambung.

eh, lebay banget-

"kak, tolong dengarkan penjelasan Ita dulu-" ucapannya kembali terpotong, "menjauh dulu dari aku, Ita! kamu-hiks kamu ngebuat aku serasa jadi penjahat, tau ga??!...hiks" untung saja saat itu siswa-siswa sekolah dipulangkan karena guru mengadakan rapat, jadi teriakan Yobel tak akan membuat para murid rusuh.

nahloh, nangis tuh kakaknya, Ta.

Haris tentu panik! 'ya Tuhan, gua musti bagaimana bang?!' batinnya. Ingin maju tetapi Haris takut-takut kalau si kakak tiba-tiba mempergunakan skill takewondo nya. ingin mundur juga, disangka tidak gentle nantinya, dengan keberanian dia yang seperti permen Yupi, Haris pun bergerak untuk memeluk kakak-Nya.

tetapi sebelum itu, sebuah lengan kecil nan kekar menghalangi dirinya. Senyum lelaki itu terpantri-lebih mirip dengan seringaian, sih-menatap Haris dengan tatapan ramahnya, "oh? apa nih? anak Phantom ngapain aja sama si pak Ketsis? eh sorry sebelumnya, wakilnya boleh tau dongg? iya nggak?" ya benar, si Wakil Ketua Osis sekaligus si kapten basket, Hakim Darmawangsa.

"e-eh k-kapten...maafkan saya kapten, saya tadi ada sedikit urusan sama kak Yo-" Hakim menyela, "oh? urusan apa ya? Yobel Darmawangsa ini ada berbuat salah ke kamu, kah? tolong beritahu saya, saya akan mengganti rugi barangmu yang rusak," ucap Hakim yang kini menatap dirinya dengan tajam. Sebelah tangan Hakim, dipergunakan untuk memeluk erat pinggang kesayangannya.

Haris tanpa sadar menghela nafasnya dalam dan mengalihkan pandangannya kearah lapangan. Seharusnya ia biarkan saja kakak-Nya pergi tadi, seharusnya ia tahu kondisi sekitar, seharusnya ia lebih menahan diri lagi, seharusnya ia tahu bahwa kakak-Nya ini mempunyai pemilik yang tingkat kengeriannya sudah seperti Singa, dan banyak lagi seharusnya yang sayangnya ia benar-benar lupakan.