Lanjuut.. sory for typos
~ooo~
Deg.. Deg.. deg..
Degup jantung Naina masih berpacu sangat cepat, meskipun Kyran sudah lama pergi, ia tetap belum bisa mengendalikan emosinya. Dia sudah hampir gila karena jantungnuya belum juga bisa ia tenangkan.
Gugup dan takut, itu yang Naina rasakan ketika mata mereka bertemu, dan entah waktu berlangsung berapa lama saat kontak mata mereka bertemu, Naina tetap tidak bisa mengalihkan matanya. Biasanya para laki-laki yang tidak bisa melakukan itu, sekarang serangan itu melandanya. Jadi, seperti ini rasanya ketika matamu bertemu dengan mata hitam yang menatap tajam itu, mata yang mengintimidasi.
Naina menyentuh dadanya, apa dia sakit? Apa dia sudah gila?
"Putri, anda baik-baik saja?" Suara Deena mengingatkan Naina, bahwa ia tidak sedang sendirian.
"Aku gugup," jawab Naina.
"Ya Tuhan, tentu saja. Aku pun gugup, matanya menatapku dengan sangat menakutkan. Seolah-olah ingin membunuhku tadi."
Naina menggelengkan kepalanya, bukan gugup seperti itu yang ia rasakan. Gugup yang membuatnya tidak bisa berkutik, tapi tidak ingin lari dari tatapan itu. Ia bahkan ingin terus menatapnya.
"Aku ingin bertemu lagi dengannya."
Deena menaikkan alisnya, apa putrinya ini sudah gila? Ingin bertemu dengan manusia menakutkan itu lagi?
"Anda tidak merasa takut padanya putri?"
Naina memggelengkan kepalanya. "Kau tahu kan kenapa aku memutuskan untuk memakai cadar ini?"
"Ya putri, anda tidak ingin kejadian Karim terulang lagi."
Ya, kejadian karim, sang panglima perang terbaik yang dimiliki oleh kerajaan mereka. Naina yang saat itu masih sangat muda begitu aktif, selalu ingin melihat dunia luar. Namun, sekalinya melihat dunia luar ia harus mengalami petaka. Laki-laki baik di kerajaan dan di luar seolah-olah terhanyut pada kecantikannya. Mereka menggila dan memuja Naina. Tapi, hal itu masih bisa diatasi. Kejadian Karim lah yang membuat Naina trauma. Saat itu, Naina sedang tidur ketika Karim memasuki kamarnya dan mencoba untuk memaksanya. Beruntung Naina masih bisa diselamatkan malam itu. Tapi, setelah itu Libya harus kehilangan satu-satunya prajurit terbaik mereka. Karim dihukum mati.
Setelah kejadian itu, Naina memutuskan untuk menutup wajahnya dengan cadar, hingga nantinya ia harus melepaskannya untuk satu-satunya laki-laki yang akan memilikinya.
"Kau tahu Deena, saat ini tidak ada keinginan yang lebih besar selain Kyran melihat wajahku dan terpesona padaku. Aku ingin dia jatuh cinta padaku."
"Putri?"
"Kakak-kakaku mengatakan wajah ini adalah kutukan dan aku berfikir mereka benar, tapi untuk pertama kalinya aku merasa ini akan menjadi anugrah untuk mendapatkan seseorang, benar bukan?"
"Benar putri, itu adalah anugrah."
Naina tersenyum kembali, Naina menyentuh dadanya yang kembali menghangat. Mungkinkah ia sudah jaguh cinta saat ini? Cinta pada pandangan pertama?
Tidak menunggu waktu lama, Tala pun datang menjemput Naina untuk masuk ke dalam tenda. Naina sedikit terkejut mendapati betapa kecil dan minimnya peralatan di dalam tenda itu. Hanya ada kasur lipat yang terlihat tidak nyaman sama sekali, lalu meja kecil yang di atasnya terpajang baskom alumunium berisi air untuk membasuh.
"Maaf untuk tendanya, karena kita akan tidur hanya semalam saja. Dan harus bangun pagi-pagi sekali besoknya, hanya ini yang bisa aku sediakan." Tala terlihat sangat menyesal untuk tendanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/36848253-288-k347209.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WARLORD'S FATE
Historical FictionCERITA FULL BISA DIBACA/DIBELI DI PLAYSTORE BURLB Kyran Jahangir, dewa perang dari Persia yang tidak memiliki ambisi untuk mendapatkan posisi yang lebih dari seorang panglima harus menikah dengan seorang putri atas perintah King Dariush. Apa yang h...