Haechan meregangkan tubuhnya sebelum menjatuhkan diri di kasur. Habis pulang sekolah tadi dia latihan sepak bola sama timnya. Gini-gini haechan jago main bola.
Tidak berniat buat langsung pergi mandi, ia memilih untuk mulai memejamkan matanya. Rumahnya sepi, orang tuanya belum pulang dari perjalanan bisnis.
Matanya yang tadi sudah terpejam kembali terbuka, ia tiba-tiba bangkit dengan semangat.
"Ah iya! Gue belum baca suratnya dari tadi." Segera ia ambil tasnya, merogoh bagian paling depan dan mengambil surat di sana.
Ia mengeluarkan surat dari amplop, hendak membuka kertasnya, tapi belum juga dibuka telponnya tiba-tiba berdering. Menampilkan notifikasi telepon dari kak Mark.
"Halo kak?" Panggil Haechan, kembali menaruh suratnya di atas meja.
"Buka pintunya, kakak di depan rumah." Kemudian telpon dimatikan.
"Haaaa??" Haechan kaget dong, perasaan dia nggak ada janjian mau jalan sama Mark. Dengan langkah seribu ia segera turun ke bawah.
Benar saja, waktu dia buka pintu, ada Mark berdiri di sana. Jangan lupakan kantong belanjaan di tangan kirinya.
"Kakak kenapa tiba-tiba ke rumah?" Tanyanya, memberi gestur agar Mark masuk ke dalam.
"Ini." Mark menjulurkan kantong di tangannya, "Sepanjang jalan kamu bilang lapar, jadi aku tadi mampir membelikan kari kesukaanmu."
Mata Haechan berbinar senang. Ternyata pacarnya ini perhatian juga.
"Makasih banyak kak maguuu!" Ia menerima kari dari Mark, "Ayo masuk dulu, sekalian kita makan bersama." Ajaknya.
Setelahnya keduanya masuk ke dalam, menghabiskan waktu bersama sebelum menutup hari dengan ciuman yang mark berikan di kening yang lebih muda.
"Hati-hati di jalan." Tangan Haechan masih setia melambai di udara sampai motor sang kekasih hilang diperempatan jalan.
[•]
Haechan mendudukkan diri di kursi belajarnya, mengambil ponselnya dan mulai meng-scroll sosial media dan notifikasi dari teman-temannya.
Ah. Ternyata Jaemin ada mengiriminya pesan.
Na jaem
19.07
|Chaniiiieee
|Bagaimana ini??19.20
Apanya yang bagaimana? |19.21
|Suratmu
|Aku penasaran dengan isinya!
|Aku bertaruh dengan Renjun kalau isinya surat cinta
|Kuharap isinya surat cinta betulan channieee (>_<)
|Ayo cepat buka o(ㄒoㄒ)Haechan tertawa. Dia yang mendapatkan surat, kenapa teman-temannya yang heboh? Setelah membalas pesan Jaemin, ia segera mengambil surat di depannya.
Terdapat stiker hati di depan lipatan surat yang menjaga agar kertas itu tidak terbuka. Menambah kesan manis. Bibirnya masih senyum-senyum sendiri, setelah sekian lama akhirnya ia tau bagaimana rasanya mendapat surat. Selama ini selalu saja pacarnya yang mendapat surat dari penggemarnya.
"Aku jadi makin penasaran." Gumamnya pelan setelah melepas stiker hati yang tertempel.
Manik coklatnya bergulir membaca kata tiap kata yang tertulis di sana. Senyumnya menghilang digantikan dengan bibirnya yang terbuka kaget. Sebelum akhirnya tangannya bergetar pelan, matanya melebar. Dengan susah payah ia menelan ludahnya.
Angin malam yang berhembus dari jendela kamar menyapu wajahnya, seolah menambah ketegangan yang Haechan rasakan.
Rumahnya sudah biasa sepi. Tapi kali ini suasananya terasa lebih mencekam.
Dengan tangan gemetar ia meremas dan membuang kertas di tangannya ke sembarang arah. Jantungnya berdegup kencang. Apa-apaan orang ini? Apakah ia sudah gila sampai menulis surat seperti itu?
Apa ia hanya orang iseng yang tidak punya kerjaan?
Ya. Pasti hanya orang iseng. Tidak mungkin ada orang aneh seperti ini di sekolahnya. Tidak mungkin, kan?
Iya kan?
————
Haechan, aku tidak sabar merasakan kulit madu milikmu. Apakah rasanya akan semanis darahmu?
————
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Knows? [Nochan / Markhyuck]
FanfictionHaechan itu anaknya easy going. Hampir satu sekolah kenal sama dia. Tapi akhir-akhir ini dia dapet surat misterius di lokernya. Dan jujur aja, itu bener-bener ngeganggu Haechan banget.