01. Chat

37 21 101
                                    

TINGGALKAN VOTE+KOMEN
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WP DAN INSTAGRAM @ofc.vnnychtrn

_____
Vannya Gabriella atau biasa dipanggil Anya. Gadis berseragam putih abu-abu itu sedang menatap layar handphone miliknya di bawah rindangnya pohon mangga. Anya mengernyitkan dahinya bingung, terdapat nomor tidak dikenal yang mengirimkan beberapa pesan padanya.

Dengan rasa malas bercampur penasaran, Anya membuka room chat dirinya bersama orang tersebut. Sebuah senyuman terbit di bibir Anya. Batinnya menjerit kesenangan saat hal yang diinginkannya akhirnya terkabulkan.

+62****
P
Assalamualaikum, sv narendra

Anya
waalaikumsalam
narendra sp?


+62****
arsenio narendra, temennya bara
klo gk, sv aja arsen
biar lebih akrab hhaha
btw lu anya kan?

Anya
iya
👍


Arsenio Narendra. Siapa yang tidak kenal dengan dirinya, seorang model yang cukup berjaya di kalangannya. Lelaki famous yang digemari banyak wanita di sekitarnya.

Bukan hanya wajahnya yang tampan, sikap dan attitude Arsen bisa dibilang baik. Pria yang selalu menjaga sholatnya dan pria yang sangat ramah kepada orang di sekitarnya.

Tidak ada satu pun wanita yang berhasil masuk ke hati Arsen. Antara dari Dewi, mama Arsen yg tidak memberikan izin untuk berpacaran, dan Arsen yang lebih mementingkan teman sesama jenisnya.

Tidak, Arsen tidak termasuk orang yg mendukung aksi gay. Dia hanya tidak ingin dicap sebagai anak yg durhaka jika melawan perintah orang tuanya, walaupun terkadang ia masih berani melanggar peraturan yang ibunya buat.

..

"Udah lama nunggu, ya?" Tanya pria jangkung yang masih berada di atas motor sport miliknya, panggil saja dia Bara. Sepupu Anya yang satu sekolah dengan Arsen.

"Bisa naik gak?"

"Mentang-mentang gue gak tinggi, lo jangan ngelunjak!" gerutu Anya lalu mencubit pelan punggung Bara. Sedangkan Bara hanya terkekeh pelan saat melihat tangan Anya yg berusaha menutupi pahanya yang sedikit terekspos.

"Di tas gue ada jaket, pake aja gapapa," ucap Bara, lalu dengan cepat Anya membuka tas punggung Bara dan mengambil sebuah jaket hitam yg berada di dalamnya.

"Pegangan yg erat, gue gak mau lo terbang gegara gue ngebut," lanjut Bara lalu melajukan motornya menjauhi area sekolah.

Di perjalanan pulang, Anya tak henti-hentinya bercerita tentang sosok arsen yang didambakannya. Mulai dari pertama kali saat Anya tau akun instagram milik Arsen, dan berakhir dengan Arsen yg tiba-tiba mengirimkan pesan padanya.

Arsen, orang yg menjadi topik utama pembicaraan antara Anya dan Bara. Orang yg mampu membuat Anya bercerita panjang-lebar tentang masalah lawan jenisnya. Dan orang yg mampu membuat dunia Anya serasa berwarna di setiap harinya.

Hanya berawal dari sebuah ketikan, Anya sudah berani berasumsi tinggi jika dirinya adalah salah satu wanita yg beruntung mendapatkan pesan dari seorang Arsen. Bisa dikatakan lebay, tapi memang begitu kenyataannya.

"Kira-kira gue bisa jadian sama Arsen gak, ya?" tanya Anya kepada bara yang baru saja memberhentikan motornya tepat di halaman rumah Anya.

Bara menggeleng pelan, sangat mustahil adik sepupunya itu bisa menjalin hubungan dengan arsen. Bara sangat tau bagaimana sikap arsen terhadap wanita, Arsen akan sedikit menjauh jika ada wanita yg ingin mendekatinya.

"Jangan berharap dulu, masih kelas sebelas gak boleh pacaran. Nilai matematika lo aja jelek, sok-sokan pacaran," sindir Bara sambil melepaskan helm yg masih berada di kepala Anya. "Gue duluan, titip salam sama mama lo," lanjutnya lalu meninggalkan Anya yg melambaikan tangan padanya.

..

Arsen menatap jam tangan hitam yang bertengger di pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul tujuh malam, ia teringat jika ada jadwal les mapel sekolahnya.

Arsen melirik ke arah dewi yang masih sibuk dengan laptop kerjanya. Arsen mendesah pelan lalu mendekati meja tempat ibunya berkutat. Arsen sangat membenci situasi saat ini, ia merasa seperti anjing yang selalu terkurung di ruangan megah bersama majikannya.

"Boleh ya ma, please," mohon Arsen sambil mengguncang pelan tangan kiri ibunya.

"Gak boleh, sayang. Kalau kamu mau pergi, naik mobil bareng sama Pak Tio," jawab Dewi tanpa melepaskan pandangan matanya dari layar laptop. "Mama tau, kmu psti mau keluyuran," lanjutnya

"Sumpah ma, Arsen cuma mau naik motor sendiri. Lagian kalau naik mobil terus, motornya percuma," jelas Arsen.

Strict parents bagi Arsen sangat menyakitkan. Dewi sangat ketat mengatur kehidupan Arsen sesuai kemauannya diri sendiri tanpa menghargai perasaan dan pendapat anaknya. Apalagi saat ini Arsen berada di bangku SMA, seharusnya masa-masa tersebut digunakan untuk bersenang-senang bersama teman seangkatan, bukannya hanya di kurung terus-terusan.

"Gak peduli ya, ma. Yang penting Arsen sudah bilang mama," pungkas Arsen lalu meninggalkan dewi yang terlihat tidak peduli dengan kepergian dirinya.

Dewi membuang nafasnya jengah, anak terakhirnya memang keras kepala. Berbeda dengan anak sulungnya.

Kadang Dewi merasa kasihan kepada Arsen. Disaat teman-teman seumurannya sedang menikmati masa mudanya, berbeda dengan arsen yang sibuk melakukan photoshoot majalah miliknya.

Tapi apa boleh buat, hal tersebut demi kebaikan anaknya. Anaknya tidak boleh sampai terlihat menderita.

"Hati-hati, gak boleh pulang lewat dari jam sepuluh," teriak Dewi yang masih fokus dengan pekerjaannya.

....

Anya, gadis itu terbangun dari tidurnya. Kebiasaan buruk bagi Anya, anak gadis yang suka tidur waktu Maghrib dan terbangun di waktu-waktu orang tertidur.

Anya melihat jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul sembilan malam. Anya merasakan lapar di perutnya, dengan segera ia keluar kamar dan menuju dapur mencari makanan ataupun camilan.

"Sialan, kok gak ada apa-apa," gerutu Anya lalu menutup kembali pintu kulkas. Anya mendesah pelan, padahal perutnya terasa lapar karena sepulang sekolah ia tidak sempat untuk makan.

Anya bergegas kembali ke kamar, lalu mengambil selembar uang dan satu cardigan yang akan digunakannya keluar rumah untuk memberi beberapa makanan.

Di tengah perjalanannya, rintik hujan turun satu persatu. Anya mengumpat, sial! seharusnya ia membawa payung dari rumah. Padahal Anya sudah tau kalau langit mendung tanda segera hujan.

"Anjing, sial banget," umpat anya yang berlarian mencari tempat berteduh untuknya.
_____

next?

spam sini untuk chapter berikutnya

Arsenio Narendra [on twitter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang