[Part 2] Buku Tua

13 1 0
                                    

Setelah sekian purnama, akhirnya Dara bisa mengumpulkan niat untuk mulai mengerjakan tugas-- yang baginya melelahkan ini. Dara mengambil buku paling atas dari 3 buku super tebal yang dipinjamnya. Gadis itu mengernyit heran menyadari betapa lawasnya salah satu buku yang ia pinjam.

Buku dihadapannya ini memiliki sampul kulit berwarna coklat dengan ukiran huruf "hanacaraka" berwarna keemasan yang tentu Dara sendiri tidak tahu apa artinya. Kertas buku itu sudah tampak menguning menandakan jika buku ini sudah disimpan terlalu lama hingga fisiknya berubah warna.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Anjir, berat banget." keluh Dara saat mencoba mengangkat buku itu dengan satu tangannya.

Aneh, saat membawa tiga buku dari perpustakaan ke rumahnya, Dara rasa beratnya tidak sampai seperti ini. Malahan tidak begitu berat menurutnya, ini cuman satu buku tapi beratnya minta ampun.

Dara membuka halaman pertama buku tua itu, tampak sebuah ukiran jawa bertuliskan 'Arjuna' dengan tinta berwarna emas disana. Di bawah tulisan nampak sebuah ilustrasi yang memperlihatkan setengah badan seorang pemuda tampan berahang tegas dengan hidung mancung yang menghadap ke samping. Senyumnya simpul tapi tetap tidak mengurangi  ketampanan pemuda itu.

Pakaiannya seperti prajurit kerajaan majapahit yang sering Dara lihat dalam drama kolosal Indonesia di televisi. Namun bedanya, ini tampak begitu asli. Ada semacam gelang emas yang melingkar di kedua tangannya yang besar. Baju besi yang dipakainya tampak pas melekat di dadanya yang kotak dan bidang. Kesan gagah dan perkasa sangat mendominasi di wajah pemuda itu.

"Oh ini Arjuna, cakep juga. Tapi, kenapa selama ini yang gue lihat cuma bentukan wayang-nya aja ya, ga ada yang bener-bener detail kayak gini."

Benar juga, baru kali ini Dara melihat penggambaran sosok Arjuna seperti gambar manusia pada umumnya, bukan gambar wayang kulit menghadap ke samping yang ia lihat di buku.

Dara membuka halaman selanjutnya buku tua itu, kali ini tampak sosok wanita muda yang tersenyum anggun dengan balutan pakaian kerajaan yang indah. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai berhiaskan  perhiasan emas diatasnya. Wanita itu sangat cantik, hidungnya sangat mancung dengan wajah begitu tegas namun tampak begitu lembut sekaligus. Wajah wanita itu tampak sedikit lebih matang dibandingkan dengan pemuda tadi, namun meski begitu tidak mengurangi kecantikan yang terpancar dari wajah perempuan ini.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Dewi Banowati."

Dara mengeja tulisan yang ada di bawah gambar itu. Rupanya ia adalah tokoh utama di kisah ini. Dewi Banowati. Nama yang indah.

Entah dari mana perasaan penasaran tiba-tiba saja muncul dalam diri Dara. Sepertinya kisah Arjuna-Banowati ini menarik, dan sekarang ia ingin mengetahui lebih.

"Hah?? Kok?!"

Dara mengucek matanya. Apakah dia salah liat? Tangannya membolak-balik halaman selanjutnya dari buku itu tapi hanya tampak halaman kosong. Begitu pun halaman selanjutnya hingga halaman terakhit. Semuanya kosong tak ada tulisan sama sekali.

"Begimana gue nulisnya kalo bukunya kosong melompong gini, ah salah cetak nih penerbit!"

Rasa penasaran Dara seketika hilang berganti dengan rasa kesal. Hampir saja Dara bersemangat untuk membaca kisah Arjuna-Banowati ini, tapi malah buku ini menge-prank-nya. Dara berdecak menutup buku itu dengan keras lalu bangkit dari duduknya. Lebih baik sekarang ia main PS dulu, masalah tugas biar ia pikir belakangan.

Brakk!

Belum sampai Dara membuka pintu kamarnya, suara kencang dari arah belakang mengagetkan gadis itu. Dara berbalik kaget.

"Woilahh! Gimana bisa?" pekik Dara saat melihat buku tebal yang tadi sudah ia tutup sekarang sudah terbuka lagi dan memperlihatkan halaman buku yang kosong.

Dara berlari mengecek jendelanya, memastikan jika jendelanya benar-benar tertutup. Tertutup rapat, jadi mustahil ada angin kencang yang masuk dan membuat buku itu terbuka sendiri. AC kamarnya pun tak mungkin berhembus sekencang itu sampai membuat buku yang tebalnya sejengkal tangan itu terbuka sendiri.

Dara berusaha tak ambil pusing dan tetap berpikiran positif, tangannya bergerak untuk menutup lagi buku itu. Namun aneh, bukunya tidak bisa ia tutup. Rasanya berat sekali.

"Perasaan tadi engga seberat ini deh, aneh banget nih buku," gumam Dara kebingungan.

Belum selesai rasa heran Dara, dirinya dibuat tambah kaget karena halaman kosong buku itu tiba-tiba saja memancarkan cahaya kuning yang sangat menyilaukan.

"Aaargh!" Dara memekik kaget sambil menutupi matanya yang silau. Sepersekian detik kemudian, Dara merasa tubuhnya begitu ringan seakan melayang ke udara.

Hingga akhirnya cahaya terang itu perlahan memudar dan hilang.

Dunia Dara seketika berubah gelap.

Tanpa Dara sadari, mulai saat ini semuanya tidak akan sama lagi


======00======


The Love Story of ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang