PART ONE

69 5 8
                                    

Enjoy reading guys!

Seorang gadis cantik terlihat berjalan di antara keramaian Seoul–Incheon International Airport, gadis berambut gray sepinggang dengan poni yang menghiasi dan menutupi keningnya, gadis terlihat cuek dengan keramaian yang ada, mungkin  para keluarga yang menjemput orang-orang yang satu penerbangan dengan dirinya, gadis itu menghirup udara dingin yang ada saat sudah berada di luar airport, cuaca dingin yang sama dengan tempat tinggalnya di LA, jadi tidak terlalu sulit untuk dirinya beradaptasi di negeri ginseng ini.

Sebuah taksi berhenti di depannya dan terlihat seorang pria paruh baya keluar dari balik pintu kemudi mendekati gadis tersebut.

"Good afternon ms" Driver

"Annyeonghaseyo" Gadis itu membungkukan tubuh sebagai cara sopan santun di negeri ini.

"Nona bisa berbahasa korea?" Pria paruh itu sedikit terkejut karna di jawab dengan sapaan bahasa korea.

"Ne, saya asli korea ajoeshi, Bisa antarkan ke hotel yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit Chung-Ang" Gadis itu menyebutkan tujuannya"

"Baik Nona, silakan" Driver itu membukakan pintu bagian belakang mobil dan menyimpan koper yang di bawa gadis itu di bagian bagasi.

****

Gadis itu sudah berada di kamar hotelnya setelah berada di udara selama belasan jam dan tiga puluh menit di dalam taxi, akhirnya dia bisa merasakan kasur empuk juga, gadis itu melihat arlojinya dan dia segera mengambil smartphone nya karna dia harus segera mengabari eommanya kalau tidak ibunya itu akan memgomel sepanjang waktu, baru bunyi sekali langsung terdengar jawaban dari speaker

"Eomma, aku sudah sampe di seoul dan sudah ada di hotel.

........

"Iya eomma, aku baik dan masih sehat, dan aku juga seorang dokter jika eomma lupa xixixi" Aku tertawa karna aku suka menggoda eomma ku saat dia mulai rewel soal makanku.

........

"Nde, aku akan ke jeju menemui halmeoni dan harabeoji, eomma tenang saja, karna aku juga merindukan mereka.

........

"Owh eomma mau ada operasi, baiklah, hati-hati eomma, salam untuk Appa, miss you so much, love you" aku menutup panggilan ku dan meletakan hp ku di atas nakas, aku dan ibu ku sama-sama dokter dan sama-sama dokter Specialis cancer, sedangkan Appaku dia dokter specialis kandungan, entahlah kenapa jadi terbalik, Appaku lebih ke pasien wanita sedangkan eommaku  walau banyak pasien wanitanya tetap saja pasien prianya juga tidak sedikit, selain bekerja di rumah sakit lain sebagai specilis orangtuaku memiliki rumah sakit sendiri di LA, karna jumlah pasien dan dokter ahli tidak seimbang jadi kedua orangtuaku masih mau berkotribusi di rumah sakit lain jika mereka mendapat panggilan dan sebenarnya mereka tidak setuju aku jauh-jauh ke korea untuk bekerja, mereka ingin aku mengurus rumah sakit milik kami, tapi aku merasa belum pantas karna pengalamanku masih seumur janggung, walau IQ ku mendekati
IQ seorang William James Sidis  orang terpintar di jamannya tapi aku tetap menghormati para senior yang sudah bekerja sekian tahun di rumah sakit orangtuaku, mungkin sepuluh atau limabelas tahun lagi aku siap memimpin rumah sakit milik kami, aku harus istirahat karna besok harus bertemu dengan direktur rumah sakit dan juga harus menemui halmeoni dan harabeojiku sebelum aku benar-benar sibuk dengan tugasku nanti.

****

Lisa sedang serius dengan berkas-berkas di meja kerjanya, dia harus benar-benar menyibukan dirinya untuk memgurangi kesedihannya di karnakan kepergian bayi besarnya (nanon) yang sudah dua tahun berjalan tanpa terasa, harusnya tahun ini nanon berulang tahun yang ke 21 dan pernikahannya dengan beby memasuki tahun ke lima karna musical sudah berumur 4 tahun sedangkan si kembar Melody dan Mozart sudah hampir 3 tahun, karna saat Nanon pergi si kembar sudah berumur 7 bulan, dia harus menjadi yang terkuat di dalam keluarganya, karna Jennie yang masih terus menangis saat melihat photo atau teringat putri mereka itu, belum lagi Maureen dan Levin yang juga tiba-tiba menangis jika teringat unnie dan noona mereka, belum lagi dia harus menenangkan si kembar yang selalu ribut siapa yang menjadi kesayangan dada mereka, padahal mereka hanya berinteraksi saat mereka bayi, dan sekarang hanya photo nanon yang menjadi gambaran mereka tentang sosok dada mereka, sedangkan beby sebentar lagi akan wisuda dengan kuliah hukumnya dan beby juga yang melanjutkan mengurus PH yang di bangun nanon sebagai pengobat rindu.

Kegiatan Lisa terusik saat pintu ruangannya terbuka dari luar, sudah pasti pelakunya adalah para cs nya karna kalau kai atau karyawan lain tidak akan berani langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Hai" Terlihat Wendi dan Suga bahkan ada Seulgi ada di antara mereka berdua.

"Hmm" hanya itu yang keluar dari mulut Lisa, Lisa bangun dari kursi nya dan ikut gabung dengan ketiga cs nya, hanya Jisoo yang tidak ada, mungkin sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Li, ini sudah dua tahun, lo harus bisa iklas, kasihan nanon kalau kau masih bersedih" Seulgi menatap wajah sahabatnya itu yang masih terlihat menyimpan kesedihan atas kepergian Nanon yang bisa di bilang sangat mendadak bagi mereka semua.

"Gue udah cukup ihklas Seul, tapi gue sedih saat melihat Jennie yang masih menangis dan kalian lihatkan dia sedikit kurus sejak Nanon tidak ada" Lisa menghela nafas panjang.

"Gue ga nyangkah kalau sperma yang di berikan Jungkook membawa penyakit yang tidak ada obatnya, bahkan operasi yang di jalani Nanon terasa sia-sia" Wendi terdengar kesal dalam nadanya.

"Apa dulu saat loe setuju dengan syarat yang dia ajukan lo ga tau kalau dia punya penyakit seperti itu?" Suga menatap serius

"Waktu itu tidak terlihat dia sakit karna tidak ada keluhan dan tidak ada pembahasan yang mengarah ke sana, bahkan kedua orangtuanya setau gue sehat, mungkin jungkook mendapatkan itu dari kakek atau neneknya karna mereka semua sudah tidak ada saat gue masih dengan dia" Lisa menatap kosong ke luar tembok kaca yang menjadi dinding kantornya yang memperlihatkan keindahan kota Seoul dari ketinggian.

"Sudahlah ga ada yang perlu di sesalkan, oya Li, apa lo bakal memindahkan makam Nanon ke Thailand agar dekat dengan makam Naeun?" Seulgi merubah topik mereka.

Lisa terdiam saat mendengar nama yang di sebutkan Seulgi, nama yang tidak pernah terdengar selama 20 tahun bahkan hampir terlupakan.
"Gue belum tau, karna gue harus bertanya ke Jennie, lagipula ada keluarganya di sini, kasian kalau mereka datang terlalu jauh ke sana jika makam Nanon di pindahkan" Lisa memgusap wajahnya.

"Li, kita ke cafe yuk, lagian ini udah jam pulang kantor, lo butuh refreshing sebelum lo balik ke rumah" Wendy merangkul Lisa.
"Gue kangen Lisa gue" Wendy menaik turunkan alisnya ke arah wajah Lisa yang sangat dekat dengan wajahnya.

"Geli gue idiot!" Lisa menarik tubuhnya dari rangkulan Wendy, dan itu membuat Seulgi dan Suga tertawa, Lisa bahagia karna memiliki para bestie yang selalu siap menghibur dirinya, Lisa mengambik tas kerja dan juga HP serga kunci mobilnya dan mereka berjalan ke luar ruangan dengan tawa yang masih keluar dari mulut mereka masing-masing.


TBC

Semoga kalian suka awal pembuka ini, dan ceritanya bisa kalian jadikan favorite, saya ga bisa janji sering up karna kesibukan dunia nyata, minimal saya usahakan sehari sx.

Ok see next par

NEW WOLD???  (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang