Ketika pertama kali membuka mata, yang Gulf lihat adalah sosok Mew yang masih terpejam pulas dalam tidurnya dengan keadaan telanjang dada. Hatinya sedikit bergemuruh kala mengingat kejadian tadi malam. Mew benar-benar menjaga Gulf dengan baik disaat ia merasa tidak enak badan.
Gulf tersenyum menatap kosong kepada setiap sisi wajah pria yang masih sibuk tertidur dihadapannya. Tangannya mengusap rambut coklat tua sang pria yang masih terdamai, mencoba mengelusnya tanpa mau membangunkannya.
Mew. Satu juta jauh lebih tampan ketika sedang tidur. Ada perasaan menyakitkan saat melihat mata pria itu terpejam. Mata pria yang memiliki banyak kekerasan dalam setiap sudut kehidupannya. Dengan itu, Gulf akan menjadi satu-satunya orang yang memberi kasih dan segalanya yang belum pernah Mew dapatkan dari orang lain.
"Kulitmu sedikit lebih gelap, phi"
Gulf tersenyum, Mew masih dalam posisinya
"Ini pasti sakit," Gulf mencoba menyentuh bekas luka di bahu Mew yang masih basah karena kejadian kemarin.
Namun tiba-tiba saja Mew membuka matanya, ia terbangun. Dia segera meraih tangan Gulf yang berada di bahunya, lalu memilih untuk menggenggamnya dengan hangat.
"Gulf hanya ingin menyentuhnya" cicit sang pria manis.
Dalam genggamannya, Mew membawa tangan Gulf pada pipi miliknya, "Sentuh saja ini dan Buat aku tidur lagi, kamu sudah membuatku bangun"
Justru sebaliknya, Gulf dengan seenak hati menepuk-nepuk pipi Mew dengan pelan. Dengan tujuan agar pria berwajah tampan itu tak tidur lagi.
"Jam delapan aku harus latihan piano, ayo bangun phi!"
"Dengan keadaan seperti ini kamu masih ingin berlatih piano? Tidak, Gulf. Hari ini kamu harus bolos"
"Tapi-"
Tanpa bergeming dan merespon, Mew hanya menghela nafas setelah menatap Gulf dengan datar.
Mengerti dengan raut wajah sang pria, Gulf memilih mengangguk untuk menurutinya daripada harus berdebat.
"Malam ini aku ada urusan di luar kota. Jaga dirimu baik-baik dan Jangan mengulangi hal yang sama seperti dulu, hm?"
Mew mengelus pucuk rambut Gulf sekaligus menatap pria itu dengan senyuman yang sedikit tersamarkan oleh kumis tipis yang sengaja belum ia cukur. Membuat Gulf terus menjerit dalam batinnya "Terlalu tampan!".
"Hari ini aku tidak akan keluar rumah, aku akan menunggu sampai phi pulang".
Mew tersenyum sebagai sebuah respon yang baik. Setelah ini rasanya ia akan ingin sekali mandi lalu sarapan bersama Gulf namun rasa kantuknya Masih melanda karena semalam ia tidak tidur. Mungkin Mew akan kembali terpejam jika saja Gulf tidak menyentuh bibirnya dengan tiba-tiba.
"Phi, aku ingin mencukur ini"
Gulf menyentuh kumis tipis yang terasa begitu keras ketika disentuh. Membuatnya tidak nyaman jika mencium Mew. Ada sensasi lain yang ia rasakan selain bibir kenyal sang dominan.
"Lakukan"
Tanpa memang waktu lama, Gulf membawa sebuah krim dan alat pencukur.
"Kau terlihat sangat tua jika seperti ini, phi"
"Memang benar aku sudah tau"
Tak sengaja mata mereka saling beradu tatap. Sedang tangan Gulf masih sibuk mencukur kumis tidak Mew dengan hati-hati.
"Seharusnya sudah ada sosok lain yang menemani kita berdua disini"
Gulf menggeleng kepala, tahu apa maksud dari kalian yang dikatakan Mew barusan. Dan tentu saja hal itu tidak mungkin terjadi, sampai kapanpun.
"Kenapa menggeleng?"
"Phi, aku sedang mencukur jadi jangan banyak berbicara"
Berlanjut dengan mereka yang saling diam setelahnya. Tak ada yang berani berbicara. Susasa berubah seketika dan terasa begitu canggung. Hal ini sering kali terjadi salah satu di antara mereka salah berbicara dan membuat yang merasa risih dan tersinggung.
"Aku ingin mandi," ucap Gulf mengakhiri keheningan. Namun sebelum beranjak, Mew sudah mengepal tangannya, "maaf aku batu ingat kalau kita belum menikah"
Belum menikah ataupun sudah itu akan tetap sama saja. Mereka tidak akan mempunyai seseorang yang selalu diharapkan setiap pasangan kecuali berbuat dengan hal lain.
Mengadopsinya atau
Kalian tau sendiri.
Malam ini Mew benar-benar pergi karena sibuk dengan urusannya di kantor yang selalu menumpuk.
Gulf ditinggal sendirian, namun Mew menyuruh mild untuk datang kerumah menemani Gulf malam ini. Mungkin karena Mew akan pulang jam tiga pagi melihat situasi pekerjaannya sampai benar-benar selesai.
Sementara mild sendiri adalah adik kandung Mew.
"Phi gun akan datang kemari. Tidak apa-apa?"
Mild bertanya kepada Gulf. Ia baru saja mendapatkan pesan dari gun bahwa dia akan segera menyusul mereka ke rumah.
Sedangkan Gulf tidak tahu harus mengizinkan atau tidak. Jika gun datang, sama sekali tak masalah baginya namun ia takut jika Mew marah karena tak sempat izin, ini terlalu mendadak.
"Telepon dulu phimu" titah Gulf
Mild menuruti Gulf untuk menelepon Mew. Dan tak lama kemudian Mew mengangkat panggilan tersebut.
"Mew"
"Ya kenapa? Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak"
"Lalu?"
"Mew, kalo ada orang yang dateng kesini tidak apa-apa kan?"
"Siapa?"
"Phi gun"
"Asalkan jangan sampai ia macam-macam terhadap gulf-ku"
"Ohooo mana mungkin dia berani"
"Jaga Gulf, besok phi akan mentraktir makanan"
"Siap bos"
Jika dilihat dari percakapan singkat antara keduanya Mew seolah-olah memposisikan mild lebih tua dan dewasa dibandingkan Gulf. Tak jarang dia selalu menyuruh mild untuk menjaga gulf Dirumah jika ia tinggal. Bukankah posisi mereka seharusnya dibalikkan? Gulf yang seharusnya menjaga mild sebagai adik iparnya
"Mild, aku ingin makan'
"Bukannya phi sudah makan barusan? Masih lapar?"
"Biasanya malam-malam seperti ini aku selalu mamakan phi mu"
Mild terdiam untuk sesaat karena butuh beberapa detik untuknya dapat mencerana Kalimat Gulf barusan " aku masih remaja, aku tidak mengerti'
"Sama. Aku juga tidak mengerti apa yang kukatakan barusan." Balas Gulf
Semoga kalian sukaaa<3
Dan terimakasih untuk vote dan komen nya ><
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙿 𝚘 𝚜 𝚜 𝚎 𝚜 𝚒 𝚟 𝚎 || MewGulf
Random"Aku bisa menjagamu dengan baik" Ungkapan Mew yang selalu tak ada buktinya.