Jangan lupa Vote and commentnya ya.
Jika ada kesalahan dalam kata di cerita silahkan comment ya...
...
Ketika Devan menginjak usia sebelas tahun ia bersekolah di luar negeri, selama bersekolah Devan tinggal di sebuah asrama bersama kedua temannya, Bendic dari Australi dan Felix dari Amerika.
Selama sekolah Devan membangun reputasi dengan baik agar orang-orang tidak ada yang curiga akan rahasianya.
Pada waktu itu Devan hendak siap-siap berangkat ke sekolah seperti kebiasaan sebelum berangkat Devan selalu memakai jam tangan tapi kali ini jam tangan itu tidak ada di tempat. Hilang entah kemana.
“Hey, did you see my watch? (Hey, apakah kau melihat jam tangan ku?)” tanya Devan pada teman sekamarnya.
Bendic yang tengah membenarkan dasi mendengar itu merespon jawaban Devan.
“No, where did you put it? (Tidak, dimana kau meletakkannya?)”
Devan mengacak surai rambut merasa kesal jam tangan itu sangat berarti. Itu satu-satunya peninggalan dari Sarah.
Bendic yang sudah rapih mengajak Devan untuk segera berangkat ke sekolah. Karena Felix sudah pergi duluan.
Dengan terpaksa Devan berangkat ke sekolah tanpa jam tangan.
…
Saat masuk ke dalam kelas Devan yang ingin berjalan menuju kursi harus berhenti ketika mata lelaki itu melihat benda familiar menurutnya.
Devan menepuk bahu Felix yang tengah mengobrol dengan salah satu teman kelasnya.
Felix melirik ke belakang melihat keberadaan Devan.
“Where did you get that watch from? (Darimana kau mendapatkan jam tangan itu?)” tanya Devan dengan mata memperhatikan jam yang berada di pergelangan tangan Felix.
“What? Of course it's mine (Apa? Tentu saja ini milikku),” ucap Felix. “I bought it a few days ago (aku membelinya beberapa hari yang lalu)” Lanjut Felix, jika Felix pikir Devan akan percaya akan kebohongan itu maka ia salah besar.
“Dude, are you that poor? (Kawan, apakah kau semiskin itu?)” sindir Devan karena Felix berani mengaku-ngaku bahwa jam tangan itu miliknya. Bisa dibilang jam tangan milik Devan adalah jam tangan termahal harganya tidak main-main.
Felix merasa dihina itu mulai emosi memukul wajah Devan dengan keras berhasil membuat Devan terjatuh ke lantai.
Bendic dari tadi hanya menyimak dengan segera menahan Felix menyuruh lelaki itu untuk tenang.
Felix mendorong Bendic ke samping. Dengan kasar lelaki itu melepas jam tangan milik Devan dan melemparkannya ke lantai dengan keras tepat di depan mata Devan langsung.
Devan melihat itu mengeratkan gigi. Perlu diingatkan jam tangan itu peninggalan ibunya.
Felix mengumpat dengan kasar lalu meninggalkan kelas.
….
Di sebuah hutan yang jaraknya tidak jauh dari sekolah seorang lelaki mengenakan mantel berwarna coklat tengah berkeliaran sendiri.
Nama lelaki itu Felix ia mendapati pesan dari pacarnya bahwa ia menunggu disini.
Felix melihat ke sekeliling sama sekali tidak melihat batang hidung sang pacar.
Apa ia di permainkan?
Felix memutuskan untuk kembali ke asrama karena langit sudah hampir berubah menjadi malam. Saat ia berjalan tanpa sengaja ia menendang sesuatu. Sebuah gundukan yang ditutupi oleh daun-daun kering.
Karena penasaran Felix menyingkirkan daun-daun itu. Felix terdiam sejenak ketika melihat sebuah kaki. Firasatnya tidak enak dengan cepat lelaki itu menyingkirkan daun-daun tersebut.
Tubuh Felix bergetar ketika melihat kepala pacarnya. “N-na-natasya!" semakin cepat dirinya menyingkirkan daun-daun itu dari tubuh Natasya.
Felix terduduk di tanah dengan wajah shock ketika melihat anggota tubuh Natasya yang terpotong-potong.
Kepala pacarnya terpisah dari leher dengan kedua bola mata sudah di cungkil, anggota tubuhnya sudah terpisah, kaki dan tangan terpotong-potong.
Felix menangkap suara gergaji listrik mendekat ke arahnya. Lelaki itu menengok ke belakang. Ia melihat lelaki tinggi dengan jubah hitam memakai topeng kelinci.
Felix ingin berlari, tapi tidak bisa tubuhnya membeku. Orang itu semakin mendekat. Felix sudah berniat untuk kabur tapi kakinya ditarik.
“No! No!” Felix menggeleng kuat ketika melihat orang memakai topeng itu mendekatkan gergaji listrik itu ke kakinya. “Please help me!” rongrongan minta tolong dari Felix tidak ada yang menyahut.
“Aaaaaakh!” teriakan kesakitan memecahkan keheningan hutan. Darah menetes membasahi tanah. Kaki kiri Felix telah putus.
Tubuh lelaki itu bergetar air mata sudah keluar. “Please don't do that (Kumohon jangan lakukan itu)” permohonan lelaki itu sama sekali tidak didengar nyatanya gergaji itu sudah siap memotong kaki kanan Felix. Setelah kaki, baru kedua tangan Felix yang siap untuk dipotong.
Dengan nafas terengah-engah dan matanya mulai terasa berat diakibatkan kekurangan darah. Di detik-detik mata tertutup Felix melihat orang itu membuka topeng.
“D--” belum selesai mengucapkan sepatah kalimat pun kepala Felix sudah dipotong hingga terputus dari tempat. Darah mengalir dengan deras dari tubuh lelaki itu.
….
Oky segitu dulu guys semoga suka...
Jangan lupa vote and commentnya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano's story
Mystery / Thriller.... Wajah yang ceria, ramah,lucu, baik. Di balik itu semua ternyata menyimpan sejuta rahasia. Ini kisah Devano si anak Iblis.