Really...?

266 38 3
                                    

"Maafkan aku ne Jimin" Jungkook menatap Jimin dengan perasaan bersalah, dan juga mengelus bahu sempit istrinya itu yang terlihat sedikit gemetar karena dingin.

===================================================

Jimin menatap wajah Jungkook, ia heran mengapa Jungkook yang minta maaf sedangkan dirinya yang salah. Tidak seharusnya dia meninggalkan tempat janji mereka tadi.

"Kau tidak salah Kookie. Harusnya aku yang minta maaf padamu. Maaf sudah membuatmu repot mencariku, seharusnya aku menunggumu disana tadi." Jimin menundukkan kepalanya, ia benar-benar merasa bersalah pada Jungkook saat ini.

Jungkook hanya bisa menghela nafas pasrah. Lagi-lagi ia merutukki kebodohannya karena melupakan Jimin. Jimin tidak salah disini, ia yang bodoh karena terbuai dengan perbincangan teman-temannya. Namun Jungkook tidak ingin memperpanjang masalah ini lagi.

"Nne Baiklah, aku akan memaafkanmu dengan syarat kau harus menghabiskan semua makanan ini tanpa sisa. Arrasseo!!" Jungkook mengatakan dengan nada yang dibuat sedikit tegas.

Jimin langsung mendongak menatap wajah Jungkook, dan mengangguk dengan semangat. Jimin lantas mengambil sendok dan mulai menyuap makanan yang telah Jungkook pesankan untuknya. Jujur saja dia sangat kelaparan daritadi, ditambah dia harus mencari Jungkook dalam dinginnya udara. Ia yakin dapat menghabiskan semua masakan yang tersaji didepannya saat ini.

Jungkook senang melihat Jimin yang makan dengan lahap. Jungkook sangat tau bahwa Jimin sangat lapar saat ini, karena dia melewatkan makan siangnya tadi. Ditambah dia juga tidak membawa dompet. Salahnya yang menyuruh Jimin agar meninggalkan dompet dan juga HP nya di mobil. Karena Jungkook kira, Jimin akan selalu bersamanya, maka tidak perlu membawa dompet ataupun HP. Tapi takdir berkata lain, ia dan Jimin malah berpisah ditengah jalan.

Suasana makan malam itu terlihat tenang. Teman-teman Jungkook yang sedari tadi melihat dan mendengarkan percakapan suami-istri itu hanya diam memperhatikan. Mereka heran dengan perlakuan Jungkook kepada Jimin, Jungkook bilang bahwa ia masih belum mencintai istrinya, tapi lihatlah saat ini. Mana ada orang yang "katanya" belum mencintai menunjukkan gelagat yang berkebalikan. Mereka yakin bahwa Jungkook sudah mencintai istrinya itu, hanya saja Jungkook terlalu bodoh untuk memahami perasaannya sendiri.

"Ekhem, Kook. Kau jangan menatap istrimu terus menerus seperti itu, kau mengerikan asal kau tau" Hobi menegur Jungkook yang terlihat terus menerus menatapi Jimin saat makan. Jujur saja itu membuat Hobi merinding, karena Jungkook terlihat sangat aneh dimatanya. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa Jimin terlihat menggemaskan saat makan dimata Hobi. Tapi tidak perlu kan Jungkook menatap sampai seperti itu.

"Ah maafkan aku yeorobun. Baiklah sampai mana obrolan kita tadi?" Jungkook salah tingkah ketika Hobi mengatakan hal tersebut. Mencoba kembali menyambung obrolan terakhir mereka sebelum ia mencari Jimin tadi.

"Kita tadi membahas rencana liburan di Pulau Jeju Kook, apa kau bisa ikut? Sudah lamaa sekali kita tidak kesana kan" Taehyung yang mengingatkan percakapan terakhir mereka soal liburan ke Jeju, Jungkook bilang bahwa pekan depan dia tidak terlalu sibuk. Jadi mereka merencanakan liburan ke Jeju saat pekan depan.

"Tapi ingat Kook, tidak boleh ada pasangan disana." Yoongi menimpali ucapan Taehyung

Jungkook yang mendengarnya mencoba menimbang-nimbang kembali rencana liburan tersebut. Tanpa membawa pasangan katanya? Hell, yang benar saja. Bagaiamana dengan Jiminnya? Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Jimin bisa tinggal dulu di mansion Park saat ia ke Jeju nanti. Untuk itu, Jungkook mencoba bertanya kepada Jimin yang masih asik dengan makanannya.

"Jim, bolehkah aku pergi ke Jeju pekan depan nanti?" Jungkook bertanya kepada Jimin yang sibuk mengunyah makanannya.

"Kookie akan meninggalkan Jimin sendirian? Kookie kan tau Jimin tidak suka tidur sendiri, Jimin butuh Kookie" Jimin menjawab pertanyaan Jungkook. Dia merasa panik saat salah satu teman Jungkook mengatakan bahwa "tidak boleh ada pasangan". Jimin kira Jungkook tidak akan menyetujui rencana tersebut, tapi ternyata Jungkook malah meminta izinnya saat ini.

"Nanti kau bisa tinggal di mansion Park sampai aku kembali. Hanya 2 hari sayang, tidak lama kok. Kau bisa tidur dengan Soekjin hyung nanti" Jungkook mencoba menjelaskan kepada Jimin selembut mungkin. Dirinya faham jika JImin tidak akan bisa tidur sendirian tanpa ada yang menemani. Jujur saja, Jungkook pun sekarang demikian, ia tidak bisa tidur jika tidak ada Jimin disampingnya. Namun ego nya untuk berlibur bersama teman-temannya sangat besar.

"Jimin tidak mau!! Kookie tidak boleh pergi ke Jeju. Jimin tidak suka sendirian Kookiee" Jimin merengek pada Jungkook. Tentu saja hal itu dilihat oleh teman-teman Jungkook.

"Baiklah jika kau tidak mengizinkan, aku tidak akan pergi sayang." Jungkook tidak sedih atapun kecewa saat Jimin tidak mengizinkannya, Jungkook bahkan senang saat mengetahui bahwa Jimin tidak bisa jika tanpa dirinya. Itu artinya Jimin membutuhkan Jungkook kan?

Teman-teman Jungkook kaget saat mendengarnya. Semudah itu Jungkook menuruti ucapan istrinya? Jungkook benar-benar sudah jatuh cinta pada Jimin kalau begitu.

"Ayolaah Jimin-shi izinkan Jungkook untuk pergi berlibur dengan kami. Tolong jangan manja dan kekanakkan. Kau ini pria atau bukan sih? kenapa manja sekali pada Jungkook" Taehyung mencoba meminta izin pada Jimin agar Jungkook bisa ikut bergabung liburan bersama-sama.

"benar Jimin-shi. Menurutku kau terlalu manja pada Jungkook. Asal kau tau, Jungkook sangat tersiksa bersamamu. Jadi berhentilah manja pada Jungkook, kau ini seorang pria" Yoongi menimpali dengan kata-kata pedasnya.

Yoongi dan Taehyung bersama-sama beranjak dari kursinya dan meninggalkan Jungkook, Jimin dan juga Hobi disana setelah mengatakan hal tersebut.

Jimin yang mendengarkan kata-kata menyakitkan itu, hanya bisa menunduk. Dalam hati ia berkata "Jungkook suami ku, apa salah jika aku manja kepadanya?". Menurut Jimin tidak ada yang salah saat Jimin bermanja pada Jungkook. Orang tuanya juga seperti itu, Eomma Jimin juga manja pada Appa nya. Jadi apa yang salah disini?

Hobi yang menyadari jika Jimin bersedih lantas mencoba mengatakan hal yang mungkin dapat meluruskan perkataan teman-temannya tadi.

"Maafkan ucapan mereka ya Jimin-shi. mereka tidak bermaksud mengatakannya. Nanti akan aku beri pelajaran mereka. Lagipula itu hak mu jika tidak mengizinkan Jungkook. Jadi jangan bersedih dengan ucapan mereka. Arasseo?"

Jimin mencoba tersenyum menanggapi ucapan Hobi kepadanya. Satu-satunya teman Jungkook yang sedari tadi tidak berkomentar buruk hanyalah Hobi, jadi dia sedikit nyaman dengan Hobi saat ini.

"Emm, aku mengerti Hobi-shi"

"Panggil aku hyung ne. Aku lebih tua 2 tahun darimu omong-omong" Hobi gemas melihat Jimin yang menurutnya sangat imut saat berbicara, saat makan ataupun saat diam. Hobi yang tidak tahan, akhirnya mencubit pipi Jimin.

"Kau ini menggemaskan sekali Jiminnie. Pantas saja jika Jungkook sangat mencintaimu" setelah mengatakan itu Hobi langsung pamit meninggalkan dua sejoli itu dengan tatapan bingung.

To Be Continue.....

Vomment Juseyoo

Semoga suka ya dengan cerita ini. Hahaha.

What if ...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang