Suasana kediaman Jimin dan Jungkook sedikit canggung akibat insiden semalam. Jimin yang hendak membangunkan suaminya jadi sedikit takut. Belum pernah Jimin lihat Jungkook bersikap seperti tadi malam.
"Mmm Kookie, bangunlah" Walaupun sedikit kikuk dan was-was, Jimin tetap mencoba membangunkan suaminya itu, bagaimanapun juga Jungkook harus bekerja pagi ini, dan Jimin tidak ingin jika Jungkook terlambat.
Jungkook yang mendengar suara halus istrinya perlahan mulai membuka mata. Berbeda dengan JImin yang masih takut-takut berada didekat Jungkook. Jungkook justru telah melupakan kejadian semalam.
"Se-segeralah m-mandi, aku akan menyiapkan sa-sarapan" Jimin mencoba tidak terlihat gugup didepan suaminya ini. Namun sial, suaranya justru bergetar saat mengatakan ucapannya.
Jungkook yang masih setengah sadar hanya berdeham kecil untuk menjawab ucapan Jimin. Agaknya dia juga menyadari kegugupan Jimin, namun dia tidak mau ambil pusing dengan hal itu. Jungkook segera turun dari ranjang dan mengambil handuk. Kemudian mandi sebelum sarapan dan pergi ke kantornya.
15 menit kemudian, Jungkook menghampiri Jimin yang sudah menunggunya di ruang makan. Pagi ini Jimin memasak nasi goreng kimchi dengan omelette diatasnya. Suasana makan pun sangat kaku, biasanya Jimin akan bercerita satu atau dua hal pada Jungkook, tapi saat ini Jimin mendadak menjadi diam dan hanya menundukkan kepala daritadi. Jungkook yang tidak tahan melihat ada yang aneh dengan Jimin pun mulai bertanya.
"Apakah stok ceritamu sudah habis Jiminnie?" Jungkook mencoba untuk mencairkan suasana dengan sedikit candaan.
"Eh?"
"Biasanya kan kau selalu bercerita untuk menemani sarapan pagi kita, kenapa daritadi kau hanya diam dan menundukkan kepala. Kau ada masalah, hm?" Jungkook bertanya selembut mungkin sambal menatap Jimin dengan tersenyum
"A-aku... Apakah kau sudah me-memaafkan aku Kookie?"
Jungkook kebingungan dengan pertanyaan Jimin, memangnya Jimin salah apa kepadanya?
"Waeyo?"
"Se-semalam kau terlihat sangat marah, k-kau membuatku takut. Aku minta maaf dan berjanji tidak akan melakukan yang seperti itu lagi" jawab Jimin sambal menundukkan kepalanya dan memainkan jari-jari mungilnya.
Jungkook mencoba mencerna apa yang diucapkan Jimin, seingatnya semalam tidak terjadi apapun sampai....
"Astaga sayang!!! Aku tidak bermaksud untuk membuatmu takut, aku juga tidak marah padamu jika kau melakukan hal itu lagi. Aku hanya terkejut semalam. Aku yang seharusnya minta maaf karena sedikit membentakmu semalam" Jungkook bangkit dari kursinya dan berjongkok dihadapan Jimin. Dia menggenggam tangan mungil istrinya itu dan menjelaskan dengan baik-baik agar Jimin tidak salah paham lagi. Tidak disangka bahwa Jimin masih memikirkan kejadian tadi malam. Salahnya juga yang terbawa emosi. Tapi heyy, suami mana yang tidak marah saat miliknya disentuh orang lain kan?
"K-kau serius?" Jimin menatap harap pada Jungkook.
"Aku serius sayang. Lagipula itu kan memang hak mu"
"Syukurlah kalau begitu" Jimin kembali menampakkan senyum cerianya. Dia sangat lega saat tahu Jungkook bahkan tidak marah padanya, dia saja yang terlalu berlebihan memikirkan kejadian semalam. Padahal sejak pagi tadi, Jungkook juga terlihat baik-baik saja seperti biasanya.
=================================================
Jimin mengantarkan Jungkook sampai pintu depan rumahnya, karena Jungkook hendak pergi bekerja. Dan tidak lupa juga, JImin selalu meminta Jungkook untuk menciumnya.
"Emm Kookie, hari ini aku akan pergi ke mansion park untuk bertemu ayah dan ibu. Apakah boleh?"
"Tentu saja boleh sayang. Jam berapa kau akan berangkat?"
"Sopir ayah akan mejemputku nanti"
"Baiklah, hati-hati dijalan oke" Jungkook mengusak rambut Jimin sebentar. Jimin sudah kembali ceria, dan itu hal yang sangat Jungkook sukai.
"Kau juga hati-hati ya Kookie. Nanti aku kan mengabari jika sudah sampai mansion park" Jimin melambaikan tangannya saat Jungkook masuk kedalam mobilnya dan menancap gas menuju kantornya.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
What if ...?
FanfictionJungkook dan Jimin menikah karena perjodohan. Jungkook yang sangat workaholic, sehingga tidak sempat memikirkan pasangan atau hal yang seperti itu. Sedangkan Jimin yang begitu polos tentang dunia percintaan, menjadikan kedua orang tua mereka memutus...