4

18 4 0
                                    


*

*

*

*

*Flashback on*

Temanku bercerita dia menyukai cowo yang katanya seangkatan denganku, tapi katanya cowo itu emang invisible dan memang yang menyukainya ga cuma dia.

Dia berkali-kali cerita dan aku sama sekali ga tau si cowo itu yang mana, tapi dari rumor yang beredar dia itu cowo cuek, suka berjaket hitam, tinggi dan katanya tampan.

Dia juga berkali-kali menunjuk si cowo itu yang mana dan akupun berkali-kali ga keburu ngeliatnya. Akhirnya dia pun pasrah dan mau menujuk jika kebetulan kita berpapasan aja.

Keesokkannya ada nomor baru yang mengirim pesan padaku, dan mengaku bahwa dirinya adalah Adrian Kenzy Aldevaro, dia meminta aku untuk menyimpan nomornya di ponselku. Namanya sesuai yang selalu diceritakan temanku itu, apakah memang orang yang sama?

Hari itu, si Kenzy ini terus bertukar pesan denganku, berbincang hampir sepanjang waktu, tapi anehnya dari snap yang dia buat dia kek deket banget sama Reyna yang dipublishnya sebagai adiknya.

Hari ke hari pertukaran pesan antara aku dan si Kenzy ini jadi makin intens, aku gatau kenapa dan kebetulan juga siang tadi aku baru tau Kenzy itu yang mana, aku bertemu dengannya di rapat organisasi yang kebetulan kita sama, dan di pandangan pertama itu, aku menyukainya, sekedar suka tanpa rasa.

Dari sana, kita jadi dekat tanpa diduga, bertukar pesan dan bercerita situasi yang ada. Sesampainya Kenzy mengajak aku bertemu berdua, mau ngobrol katanya.

Aku sih awalnya ragu, karna dekat dengan diapun aku takut teman-temanku tahu, karna Kenzy ini adalah orang yang disukai temanku. Bingung juga, aku pikir lebih baik akhiri saja ya dengan si Kenzy ini daripada aku harus kehilangan teman satu-satunya.

Akupun mengiyakan ajakan Kenzy dengan niat untuk mengakhiri hubungan ini, hah hubungan? Kedekatan mungkin ya. Sebelum menemuinya aku memantapkan hati untuk mengakhiri segala yang aku belum memulainya.

Kenzy menjemputku dan kita bertemu, mengobrol dan tanpa babibu aku mengatakan maksudku, tapi setelah selesai mengatakan itu, Kenzy malah menyatakan rasanya terhadapku dan malah mengajak ke hubungan yang tak sebagai teman kepadaku.

Aku diam, bingung bagaimana merespon si cowo tiba tiba ini, dan entah dorongan dari siapa aku mengangguk yang langsung disambut dengan senyuman cowo didepanku ini.

Dia langsung mengajakku kerumahnya, berkenalan dengan ayahnya, dan keluarganya, dan selama perjalanan aku bingung dengan apa yang sudah dan sedang aku lakukan.

Setelah itu, aku dengannya pergi ke toko buku berputar mencari-cari buku hingga perhatianku jatuh dan membeli salah satu buku, kemudian kita lanjut jalan ke kedai es-krim dan mengobrol disana sebelum akhirnya kembali ke rumah dengan dia yang mengantarkannya.

Begitu pulang, aku jadi berpikir lagi apa benar ini terjadi? Apa secepat ini memulai hubungan yang bagiku kalo caranya seperti ini ya baru pertama kali, aku bingung bagaimana mengakui hubungan ini.

***

Setelah hari itu, hari hari kita begitu, tapi anehnya aku dengan Kenzy tidak banyak bertukar pesan lagi, tak lagi sepanjang waktu saling menghubungi, tapi dia kadang menyempatkan waktunya main kesini.

Bagiku sih, ini aneh ya. Bulan pertama berpacaran dengannya rasanya kek aku ga punya pacar kecuali pas ketemu aja, baginya bertukar pesan mungkin tak ada artinya, atau memang hubungan ini baginya cuma main-main saja?.

Setelah kuamati juga sebulan pertama ini, yang kulihat dari sosmed yang dijalin kehidupannya sehari-hari tidak jauh dari seseorang yang bernama Reyna yang ia publish sebagai adiknya.

Namun anehnya, berkali-kali aku kerumahnya, aku tidak pernah mendapati ada seorang bernama Reyna, atau Kenzy memiliki seorang adik perempuan bernama Reyna, bahkan ayah atau keluarganya pun tak pernah menyinggung soal Reyna.

Tentang Reyna bagiku masih menjadi tanda tanya, bahkan kini hubungan kita sudah terjalin setengah tahun lamanya, jika memang Reyna ada, apa seharusnya aku sudah menemuinya?

Bahkan setelah 6 bulan berlalu Kenzy tak seperti dibulan-bulan pertama, kini kita jadi sering bertukar pesan jika tidak bertemu, diapun sering mengabari jika dia ada sesuatu, bahkan sewaktu-waktu dia sering menelponku, mengobrol hingga larut malam dan mimpi menjemputku.

Walau hubungan ini terasa lebih bahagia, tapi masih ada yang mengganjal di hatiku rasanya, masih ada tanda tanya yang terus mengepungku dengan nyata dalam kepala, yang membuatku merasa bukan jadi prioritas utama baginya.

Tanya itu butuh kejelasan yang sebenarnya, karna rasanya aku seperti dipermainkan saja jika begini ceritanya, tapi aku pikir untuk tahu yang sebenarnya bukanya kita harus mengikuti alurnya.

Hingga aku memutuskan untuk tidak memasalahkan lagi Reyna dan mengikuti alur yang Kenzy buat tentangnya.

*

*

*

IgnorantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang