Lunch's Mate

357 62 11
                                    

"Yah tutup!"

suara gadis itu terdengar lesu. Ia telah berjalan kaki beberapa meter cukup jauh dari kantornya ditengah terik matahari Jakarta siang ini. Ia mendengus kesal seraya menekan nomor-nomor di layar ponselnya.

"Teh ketopraknya gak dagang. Mau nitip yang lain?"

"Oke oke"

"Bener nih?"

"Oke siap teh."

Ia kembali menempatkan ponselnya ke dalam saku blazer nya.

Laki-laki yang sedari tadi berada di depannya mengamati gadis itu dengan seksama. Saking lesu nya, ia sampai tidak menyadari kehadiran sosok lain didekatnya.

"Mba nyari ketoprak Mang Usep juga?" sapanya tiba-tiba, ia yakin betul gadis itu mempunyai tujuan yang sama dengan dirinya.

Gadis itu mengagguk, "Iya mas. Tutup yah?"

"Iya nih, kata abang yang jual minum disana si Mang Usep lagi mudik sampai lusa"

Ketoprak Mang Usep memang sudah terkenal banget di daerah ini. Padahal letaknya berada di pinggir jalan, tidak ada tempat untuk makan di tempat. Mang Usep hanya menyediakan bangku saja tanpa adanya meja. Namun rasa ketopraknya sudah legendaris bagi para karyawan-karyawan disekitar sini.

"Masih mau ketoprak? temen saya bilang di depan situ ada ketoprak yang gak kalah enak sama Mang Usep. Mau coba?"

Gadis itu seketika menjadi semangat, air mukanya kembali cerah. "Mau! Mas mau kesana juga?"

"Iya, yuk bareng aja. Sekalian biar tau"

Laki-laki itu tersenyum ramah seraya berjalan mendahului untuk menuntun jalan. Namun lama kelamaan, ia menyamai langkahnya dengan gadis yang bersamanya itu.

"Kantor nya deket mba?"

Gadis itu menunjuk kearah dimana kantornya berapa, "tuh disitu"

"Oh deket dong. Kantor saya di sebrangnya"

Kemudian ia menyengir lebar hingga memperlihatkan deretan giginya dan kedua gigi kelincinya.

"Oh iya, perkenalan dulu. Saya Faza" ia mengulurkan tangannya yang segera disambut hangat oleh gadis itu.

Gadis itu mendadak tertegun, lalu ia tertawa. Membuat lawan bicaranya menatap bingung, "Salam kenal, saya Faya"

Mengerti dengan maksud gadis itu, Faza pun ikut tertawa. Nama mereka hanya berbeda satu huruf saja. Faza & Faya. Bisa begitu ya?

Mereka kembali melanjutkan perjalanan sambil berbincang kecil. Banyak hal yang ditanyakan seperti kerja apa, biasa makan siang dimana, pulang kemana, dan sebagainya.

Kini keduanya sudah berada didepan sebuah tenda ketoprak yang dimaksud oleh Taufan. Berbeda dengan mang Usep, ketoprak yang satu ini memiliki sebuah tenda dan juga tempat untuk makan disana. Lengkap dengan meja dan kursinya.

"Mas ketoprak 2 ya. Oh iya mau yang pedes aja atau pedes banget?"

Lelaki itu beralih ke Faya, "Hmm pedes aja. Cabenya dua gak pake tauge!"

Faza mengangguk paham. Ia melanjutkan pesanannya kepada si mas ketoprak. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu makanan mereka. Mata Faya terlihat sangat berbinar saat ketopraknya sudah ada dimeja.

Faza terkekeh, "Ngidam kah?"

"Enak aja! Saya lagi pengen ketoprak banget, dari kemaren belum kesampaian"

"Yaudah selamat makan. Jangan lupa baca doa"

Keduanya makan dengan khidmat. Tanpa ada satupun yang berbicara. Acara makan siang mereka terbilang singkat, karena hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja untuk menghabiskan ketoprak masing-masing.

Once Upon a Joy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang