"Iya Ma. Sebentar lagi pulang kok. Ini Bulan lagi di Gramedia dulu. Cari buku buat refrensi."
Gadis bernama Bulan tersebut berjalan di antara rak-rak buku sambal tangannya memegang telepon genggamnya yang masih tertempel pada telinganya.
"Iya Mama. Siap. Love u too."
Setelah mengatakan kata cinta tersebut, ia mematikan sambungan teleponnya. Rupanya panggilan tersebut berasal dari Mamanya.
Bulan adalah anak tunggal. Wajar jika Mama dan Papa nya sedikit protektif. Padahal usia Bulan sudah bukan remaja lagi. Tahun ini saja gadis itu menginjak usia 26 tahun.
Setelah mengembalikan ponselnya ke dalam tas, ia kembali berjalan menyusuri barisan rak-rak berbagai judul buku tersebut. Matanya sibuk membaca satu persatu judul buku. Sesekali ia mengambil satu, hanya untuk membaca sinopsisnya. Hampir 10 menit berlalu gadis itu tidak kunjung menemukan buku yang dicarinya. Kemudian matanya terhenti pada satu rak buku yang isinya adalah kumpulan novel-novel milik salah satu author yang terkenal dengan series novel nya yang menggunakan benda-benda tata surya.
Dilihatnya satu persatu judul yang terpampang di cover depan.
Bulan, Bintang, Matahari.
Lalu ia tersenyum.
Bintang.
Ia jadi teringat dengan teman semasa SD nya dahulu.
Namanya Samudra Bintang Anggara.
Bintang dulu sangat terkenal di sekolah. Selain karena memiliki nama yang unik seperti dirinya, Bintang memiliki ciri khas yaitu poni lempar yang selalu menghiasi jidatnya. Konon katanya kala itu model rambut seperti itu memang sedang trend.
Menurut Bulan sendiri, Bintang sedikit berbeda. Beda dalam artian laki-laki tersebut berani melakukan hal aneh. Bintang saat SD aktif ikut kegiatan pramuka, PMR, bahkan futsal. Seringkali ia masuk sekolah dengan badan yang penuh luka karena terjatuh saat bermain futsal. Kalau terjatuh, Bintang tidak pernah menangis. Ia hanya akan meringis sedikit, lalu lanjut bermain seperti tidak terjadi apa-apa.
Namun bagaimanapun juga, Bintang memiliki peranan penting dalam hidup Bulan semasa sekolah dulu.
"Sorry, boleh permisi? Saya mau ambil itu."
Lamunan Bulan terbuyarkan oleh suara seseorang dari belakangnya. Bulan refleks bergeser sedikit agar orang tersebut dapat mengambil buku yang dicarinya.
"Bulan.."
Bulan menerjap. Terkejut karena orang tersebut mengetahui namanya.
"Iya?"
Laki-laki tersebut memandangnya dengan kerutan pada dahinya.
"Novelnya. Saya mau ambil novel Bulan." jelasnya.
Bulan kembali menggeser badannya. Rupanya ia masih menghalangi orang tersebut karena ia memang persis berada didepan rak novel yang memiliki judul sama seperti namanya itu.
Gadis tersebut memutuskan untuk berjalan pergi darisana. Ia hendak melanjutkan kegiatan melihat-lihatnya di lorong lainnya.
"Sorry.." laki-laki tersebut kembali bersuara
"Nama kamu Bulan?" tanyanya entah pada siapa. Merasa namanya disebut, Bulan pun berbalik dan menunjuk dirinya sendiri.
"Saya?"
"Emang ada orang lain lagi disini?"
"Gak ada sih.." gadis itu menjawab canggung. Ia menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/304982818-288-k222158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Joy
FanficComplied stories made from yours truly. Isinya one shot atau two shots cerita yang cast nya my main girl, Joy. Isinya cerita random yang dibuat pas lagi bosen, gabut, kesel, sedih, seneng. Daripada disimpan dan dikeep buat diri sendiri, it's bette...