02. Seoul

8 1 0
                                    

Saat ini, Savarna, Carlio, dan Bibi Demora sudah berada di dalam pesawat. Savarna duduk tepat di sebelah jendela bersama Carlio, sedangkan Bibi Demora duduk di belakang mereka. Savarna menatap keluar jendela, sambil berharap agar kehidupannya setelah ini menjadi lebih baik.

Ia menghembuskan napas dengan berat saat pesawat mulai lepas landas. Savarna tidak pernah membayangkan hidupnya akan menjadi sekacau ini, bahkan dirinya harus meninggalkan tempat kelahirannya, rumahnya, dan semua yang dia sayangi disini.

Saat kecil, Savarna sering berkhayal tentang kehidupan yang bahagia seperti putri-putri dalam film, dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Namun, takdir seakan tidak mengizinkannya. Semua yang Savarna miliki telah direnggut, hanya tersisa Carlio dan Bibi Demora sekarang. Savarna ingin membuka lembaran baru, berusaha melanjutkan hidupnya dengan baik, serta menjaga Bibi Demora dan Carlio.

Savarna tidak ingin kehilangan lagi. Ia akan menjaga semua yang ia miliki dengan segala cara mulai sekarang.

Gadis malang itu kemudian memejamkan kedua matanya, memilih untuk beristirahat dalam perjalanan yang panjang ini.

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀✧-✧-✧

Bandar Udara Internasional Incheon, Korea Selatan

Savarna berjalan pelan sambil melihat-lihat sekitar, satu tangannya memeluk sebuah buku dan yang satunya mendorong koper. Bibi Demora dan Carlio berjalan lebih dulu. Kini waktu menunjukkan tepat pukul 10 pagi.

Suasananya masih begitu segar dan cerah. Carlio sibuk menempeli Bibi Demora, dan Bibi Demora sibuk mengingat-ingat apakah ada barang yang tertinggal.

Sedangkan Savarna, ia akhirnya merasa jauh lebih tenang. Kini, dirinya sudah benar-benar siap untuk memulai kehidupan baru. Ia tersenyum cerah dan mempercepat langkahnya hendak menyusul Bibi Demora dan Carlio.

Bugkh!

"Ah!" Pekik Savarna saat seseorang menabrak nya dari arah berlawanan.

"Hey are you okay? I'm sorry, I'm so sorry!"

"Yeah It's okay."

Savarna dan anak laki-laki yang menabraknya barusan buru-buru mengambil barang mereka yang berjatuhan. Anak laki-laki itu kemudian berlari melewati Savarna dan meminta maaf untuk kedua kalinya sambil menundukkan kepala yang Savarna balas dengan senyuman.

Namun, seketika Savarna terlihat kebingungan setelah melihat buku yang ada di genggamannya. Ini bukan buku miliknya!

Dari sampulnya dapat dipastikan ini adalah buku pelajaran. Sedangkan buku milik Savarna merupakan buku novel.

Saat melihat ke arah anak laki-laki itu berlari, bahkan memperhatikan sekeliling, Savarna tidak melihatnya lagi. Sayang sekali, buku itu adalah salah satu buku karya sang ibu. Gadis itu akhirnya mencoba untuk merelakan, kemudian bergegas menyusul Bibi Demora dan Carlio.

"Nona darimana saja? Saya sangat khawatir, baru saja mau saya susul."

"Maaf, Bibi. Tadi aku engga sengaja tabrakan sama orang asing, tapi aku baik-baik aja. Dimana Carlio?"

"Syukurlah kalau Nona baik-baik saja. Tuan Muda sudah didalam taksi, Nona juga segera masuk, saya akan menaruh kopernya di bagasi."

"Terima kasih, Bibi."

Selama perjalanan, Savarna dan Carlio sama sekali tidak mengalihkan pandangan mereka dari luar jendela. Mereka berdua melihat banyak hal dalam perjalanan, dan hal yang paling membuat Carlio salah fokus adalah sebuah kedai Tteokbokki.

Kedai itu memiliki banyak sekali pembeli. Carlio sangat ingin kesana tapi Savarna melarangnya karena akan memakan waktu yang lama, itu sebabnya saat sampai di rumah Carlio terus merengek pada kakaknya.

Tidak tahan dengan rengekan Carlio, Savarna akhirnya mengajak sang adik untuk mencari kedai Tteokbokki di sekitar rumah, dan untungnya mereka menemukan sebuah kedai Tteokbokki yang lokasi nya tidak jauh.

Karena Savarna dan Carlio tidak tahu apapun tentang bahasa Korea, mereka terus berusaha berkomunikasi hanya dengan gerak tubuh, sampai penjual Tteokbokki itu paham apa yang mereka maksud. Setelah berhasil membeli 1 porsi Tteokbokki, kakak beradik itu bergegas ke rumah untuk menyantapnya bersama Bibi Demora.

Bibi Demora yang sedang sibuk membersihkan rumah dipaksa oleh Carlio untuk duduk dan ikut mencicipi makanan khas Korea Selatan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibi Demora yang sedang sibuk membersihkan rumah dipaksa oleh Carlio untuk duduk dan ikut mencicipi makanan khas Korea Selatan ini. Mereka bertiga terkejut, rasanya asing, tapi sangat lezat. Perpaduan antara rasa manis, gurih, dan pedas nya sangat sempurna.

Bibi Demora mengunyah dengan perlahan, berusaha menebak bahan apa saja yang digunakan dalam makanan ini. Carlio tidak henti-hentinya mengagumi dan memberi pujian, sedangkan kedua kaki Savarna menari bebas dibawah meja, menandakan dirinya menyukai makanan ini.

"Bibi, gimana kalau Bibi juga mulai buka kedai Tteokbokki? Rasanya enak banget!" ucap Carlio dengan mulut yang penuh dengan Tteokbokki.

"Iya, aku juga setuju!" Savarna ikut menambahkan.

Bibi Demora hanya tersenyum, masih berusaha menebak apa saja bahan yang digunakan untuk membuat Tteokbokki ini beserta sausnya.
⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀✧ To be continued ✧

SAVARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang