IV

21 2 0
                                    

"Alice! Kau dari mana saja, nak? Aku khawatir saat Bibi Nola melihatmu berlari menuju hutan. Kau tak apa? Apakah ada yang mengejarmu?" Lily menatap Alice khawatir. Tangannya memegang bahu Alice dan mengecek kondisi sang anak. Matanya kembali menatap Alice, menunggu jawaban.

Tubuh Alice– dengan jiwa Alisha menatap Lily dengan canggung. Matanya berkedip dengan cepat, berusaha memikirkan alasan yang masuk akal.

"Ah itu... Hm.. A–aku berjanji akan menemui Prince Jeno. Aku telat sedikit, jadi yah... Jadi aku berlari. Ya, seperti itu." jawab Alisha diakhiri dengan senyum agar wanita paruh baya dihadapannya ini percaya.

Lily mengerutkan keningnya. "Benarkah? Semalam kau bilang bahwa kau ingin pergi dari sini karena tidak ingin menikahi Prince Jeno. Lalu hari ini kau menemuinya. Kau tidak membohongi Ibu kan?"

"Ya– tentu. Tentu saja tidak, Bu. Aku.. Aku merasa Prince Jeno tidak seburuk itu." jawab Alisha sembari mengangguk meyakinkan.

Sebelum Lily kembali melontarkan pertanyaan lagi, Alisha melanjutkan perkataannya, "Ah, aku lelah. Bolehkah aku kembali ke kamarku, Bu?"

"Baiklah."

Alisha melangkahkan kakinya pelan. Ia tidak tahu kamarnya– maksudnya, kamar Alice berada dimana.

Netra gadis itu melihat dua pintu berwarna coklat kayu. Yang sebelah kiri polos, dan sebelah kanan memiliki gantungan dari kerang laut.

Alisha melangkah mendekati pintu sebelah kanan lalu masuk dengan cepat.

Gadis itu melihat sekelilingnya. Benar. Ini kamar Alice seperti yang ia lihat tadi pagi.

Alisha menghela napas lega, lalu berlari dan merebahkan tubuhnya diatas kasur yang nyaman. netranya menatap langit langit dengan pandangan kosong. Ia masih mencerna kejadian hari ini. Tanpa sadar, ia memejamkan matanya dan tertidur.

•••

Kegiatan yang paling Alisha sukai adalah tidur. Ia suka sekali merebahkan diri diatas kasur yang empuk dan nyaman. Ia sangat benci jika tidurnya harus terusik, apalagi oleh sinar matahari yang menyorot langsung ke wajahnya.

Eh? Sinar matahari?

Alisha membuka matanya lebar lebar. Matanya memindai ruangan yang ia tempati saat ini.

Masih seperti sebelumnya.

Ternyata ia tidak mimpi. Tentang Prince Jeno dan Alice. Ia masih berada disini.

"Anjing! Ini kapan gue baliknya sih?" gerutu Alisha sembari mengacak acak rambutnya yang sudah kusut seperti singa jantan.

"Alice! Sudah bangun, nak? Ayo sarapan! Ayahmu sudah menunggu!" teriak Lily, wanita yang 'katanya' adalah ibunya.

"Coming, mum!"

Alisha segera bangkit dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

•••

"Alice! Ayah sudah mendengar tentang kau dan Prince Jeno." sapa 'Ayahnya' Alice saat Alisha mendekat.

Alisha tidak menjawab, hanya tersenyum canggung. Ia menatap makanan yang tersaji di meja.

Kentang, sayur, dan beberapa makanan berat lainnya.

Alisha meringis dalam diam. Ia tidak biasa sarapan dengan menu berat seperti ini. Biasanya ia hanya makan roti atau sereal. Perutnya akan memberontak jika ia makan makanan berat di pagi hari.

"Jadi, kau sudah setuju menikah dengan Prince Jeno?" tanya Ayah.

"Ben, kau lupa? sebelumnya anakmu ini berkata tidak mau menikah." jawab Lily sembari menyiapkan makanan untuk sang suami.

"Ah... Itu. Aku.. berubah pikiran, sepertinya." jawab Alisha sekenanya. Ia bahkan tidak mengenal 'Alice' dan tidak tahu alasan gadis itu menolak Prince Jeno yang mendekati sempurna.

Ben mengangguk bahagia. Wajahnya tersenyum lebar. Ia bangga akan anak gadis satu satunya akan dipersunting oleh Pangeran Kerajaan.

"Aku tidak sabar akan menjadi bagian keluarga kerajaan. Tentu bisnisku akan berkembang lebih besar. Orang orang pasti akan mengenalku dan lebih patuh padaku." Ben tersenyum lebar, wajahnya berseri cerah.

tok tok.

Itu suara dari depan rumah. Sepertinya ada tamu.

Alisha beranjak dan membukakan pintu.

"Eh?"

Mata gadis itu melotot lebar. Terkejut dengan kehadiran Prince Jeno yang tersenyum lebar dari balik pintu.

"Good morning, Ms. Roux."

•••
tbc.

Kalau ada yang ga ngerti tanya aja.
Alice = Alisha.
• Alice dari 1810, badannya doang, jiwanya belum muncul disini.
• Alisha dari 2021, model ternama. Badannya masih di 2021, jiwanya aja yang masuk ke 1810.

Prince Jeno dan Janu itu beda, walau sama sama face claim Jeno. Salahku sih ini nggak di bedain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Prince - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang