Malam ini Valerie,tidak bisa tidur sebab sedang mengerjakan tugas dari dosennya yang sangat banyak."Nih tugas banyak bener dah, awas aja nilai gue sampai jelek."Sebal Valerie.
Lama kelamaan Valerie mulai muak dengan semua tugas ini. Lalu memutuskan untuk tidur saja namun ia sekilas melirik ke arah gitar yang sudah lama tidak ia gunakan. Valerie segera mengambil gitar itu,lalu memainkannya seraya bersenandung merdu.
"Sebenarnya aku ingin dekatmu
Namun kusadari, ku tak bisa
Tak boleh ku di sini
Bahaya, ku makin cinta""Ku tak ingin jauh, tak ingin berpisah
Mengapa semua selalu indah
Saat denganmu?
Sayang untuk diakhiri.""Andai engkau bisa mengerti
Betapa beratnya aku
Harus aku tetap tersenyum
Padahal hatiku terluka.""Adakah arti cinta ini
Bila ku tak jadi denganmu?
Jika memang ku harus pergi
Yakinlah, hatiku kamu.""Bukankah semesta yang pertemukan kita?
Haruskah kusampaikan pada bintang?
Mengapa bukan kamu
Yang memiliki aku?.""Andai engkau bisa mengerti
Betapa beratnya aku
Harus aku tetap tersenyum
Padahal hatiku terluka.""Adakah arti cinta ini
Bila ku tak jadi denganmu?
Jika memang ku harus pergi
Yakinlah, hatiku kamu, oh.""Mengapa cinta pertemukan
Bila akhirnya dipisahkan?
Dan mengapa ku jatuh cinta
Pada cinta yang tak jatuh padaku? Ho-oh.""Harus aku tetap tersenyum
Padahal hatiku terluka.""Adakah arti cinta ini
Bila ku tak jadi denganmu?
Jika memang ku harus pergi
Yakinlah, hatiku kamu, kamu.""Harus aku tetap tersenyum
Padahal hatiku terluka."
"Adakah arti cinta ini
Bila ku tak jadi denganmu?
Jika memang ku harus pergi
Yakinlah, hatiku kamu, hu-uh-uh.""Yakinlah, cinta untukmu
Hu-hu-hu-uh."Selesai Valerie bernyanyi, pikirannya menjadi rileks dan sudah tidak jenuh lagi."Ternyata masih enak yah, suara ku."Pujinya.
K
arna sudah larut ia pun segera menaruh kembali,gitar itu di tempat semula. Segera ia menaruh badan itu di tempat tidurnya.
*#####*
Pagi hari ini Valerie,pergi ke kampusnya dengan di antar Ryan."Abang!! Cepet dong ah."Teriak Valerie menggelar di penjuru rumah.Sedangkan sang empu,masih menyisir rambut dengan Santai.Tanpa mendengar teriakan dari adeknya."ck,pagi pagi udah berisik aja tuh anak."Batin Ryan.
"Haduh sayang.... kebiasaan deh, pagi pagi selalu berisik. kalau panggil itu langsung ke orangnya."Marah bundanya.
Valerie dengan wajah kesal pun terpaksa menurutinya."hmmm." Setelah sampai di depan pintu kamar Abangnya itu, Valerie langsung mendobraknya yang membuat sang empu kaget bukan main.
"Brakk!!."
"Astaghfirullah dek!!! bisa gak ketok pintu aja? gausah pake dobrak gini!! untung aja,ga rusak nih pintu."Ketus Ryan.
"Abang sih,lama ngaca terus ntar kasian kacanya bisa pecah,karna liat wajah abang yang jelek!!."Sahut Valerie.
"Huh,sabar Ryan sabar."Lirih Ryan sambil mengelus dada."maaf yah... yaudah, ayo kita berangkat dek."mereka pun berangkat ketempat tujuan masing masing. Valerie ke kampus,dan Ryan ke kantor.
*#####*
Di dalam mobil tidak ada percakapan antara adek,dan Abang ini."Dek,masih marah sama abang?kan abang,udah minta maaf."Ujar Ryan memecah keheningan. Namun nihil sang empu hanya diam.Ryan bingung, harus apa untuk membuat adeknya memaaf kan dirinya hingga ide muncul di kepalanya."Emm... kamu mau gitar elektrik, kan dek."Tanya Ryan.
Valerie langsung memutar kepalanya, untuk melihat abangnya."Yah... mau banget bang,abang mau beliin buat aku?."Sorak senang Valerie, yang membuat Ryan tersenyum melihatnya.
"Bisa sih.. asal kamu, mau maafin Abang aja."
Ucap Ryan.Terpaksa Valerie memaafkan Abangnya."Hmm, yaudah iya,demi gitar elektrik apa sih, yang nggak."Celetuk Valerie.
Mobil itu pun sudah sampai di kampus Valerie. "Dadah bang,janji yah aku pulang sekolah udah ada gitarnya, awas aja kalo nggak ada."Ucap Valerie lalu masuk kedalam kampus itu.
Valerie menoleh ke kiri kanan, untuk mencari keberadaan kedua sahabatnya namun tidak kunjung ketemu."Tumben sih, mereka nggak kelihatan batang hidungnya."Ketus Valerie.

KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIE
Dla nastolatkówValerie Thabitha Sophia, seorang gadis penuh tawa. Akan tetapi, setelah menikah dengan seorang Gus tawanya, keceriaannya pun hilang.