Sedikit Keinginan.

75 12 3
                                    

|●▪︎●|

"Sudah selesai?" Tanya Norman pada Emma.

Norman pergi menjemput Emma di mall dekat sekolah. Sedangkan Gilda sudah pulang bersama anak-anak lain. Emma sendiri sedang membeli beberapa kebutuhan rumah yang berkurang.

Norman telah meminta Vincent, Cislo dan Barbara pulang ke rumah utama.

Sang matahari mengangguk semangat. "Iya! Ayo pulang~" ucap Emma.

Norman tersenyum, ia membukakan pintu mobil untuk Emma dan kembali menutup nya ketika Emma sudah memasuki mobil.

Kini giliran, Norman yang memasuki mobil.

Emma duduk sambil memakai seatbelt, lalu Norman melakukan hal yang sama.

Untuk beberapa saat, keduanya berdiam diri tanpa pembuka pembicaraan. Namun Emma membuka pembicaraan.

"Aku dengar dari Aya kalau Norman membuka lowongan di Eyes On You ya?" Tanya Emma.

"Iya, dan hal itu telah selesai." Jawab Norman.

"Kenapa?" Tanya Emma lagi.

"Aku sudah menemukan orang yang cocok bergabung." Jawab Norman.

Mata Emma berbinar, "Benarkah?? Keren! Bagaimana sifat nya." Ucap Emma.

"Ya, belum tau sih. Tapi seperti nya dia baik, pintar, namun sedikit ceroboh. Mirip Emma." Jawab Norman.

"Ih! Keren sekali! Apa dia cantik?" Emma bertanya dengan penuh semangat lagi.

"Lumayan, dia seperti mu." Jawab Norman.

Si albino menerawang ke beberapa waktu yang lalu, mengingat wajah Nova yang terlihat cemas karena takut datang terlambat.

"Hee?? Benarkah? Aku juga punya cerita!" Jelas Emma.

"Apa itu?" Tanya Norman.

"Tadi ada murid baru di kelas. Seperti yang kau tau, tempat ku mengajar berisi anak-anak yang spesial." Ucap Emma.

Emma bercerita panjang lebar, tentang si anak baru, bekal, guru lain, atau bahkan taman bermain.

Norman hanya mendengarkan sambil tersenyum lembut, si albino sangat menyukai Emma, sampai-sampai ia tak terlalu fokus dengan cerita yang Emma ceritakan.

Mereka sampai di rumah utama, mobil Aya dan Ray sudah terparkir rapi di garasi rumah mereka.

Kedatangan Barbara, Cislo dan Vincent membuat suasana rumah menjadi lebih ramai lagi.

"Hai semuanya!" Ucap Emma begitu ia memasuki rumah.

"Emma! Hai!"

Anak-anak lain menyapa dan bergantian menanyakan kabar.

Setelah sedikit mengobrol dengan anak-anak, Emma pergi ke dapur untuk meletakan belanjaan nya.

Di dapur ada Gilda dan Anna yang sedang memasak makan malam.

"Dimana Aya?" Tanya Emma sembari meletakan telur, margarin, roti, dan lain nya ke dalam kulkas.

"Bersama Ray, seperti nya mereka masih memiliki tugas, makanya mereka berada di dalam kamar." Jawab Gilda.

"Ohh." Emma hanya mengangguk.

Setelah merapihkan belanjaan nya, Emma segera membantu memasak makan malam.

Mereka membuat makanan simpel, hanya untuk makan malam.

Dibantu Don dan Norman serta Cislo dan juga Vincent, mereka meletakan makanan masing-masing di meja makan.

"AYA! RAY! TURUN DAN MAKAN MALAM!" Teriak Emma.

"YA, TUNGGU SEBENTAR!" jawab Ray.

Anak anak lain telah duduk di tempat nya masing-masing, Ray juga sudah datang, ia duduk dekat Norman.

Emma memutar bola mata nya malas, Aya selalu saja terlambat.

"WAH! MAAFFF" Aya berlari dari atas dan segera duduk di meja makan.

"Kau terlambat lagi." Ucap Don.

"hehe, maaf ya semua. Aku lupa handuk ku." Ucap Aya.

Ray yang duduk agak jauh dari Aya langsung menukar tempat duduk nya dengan Dominic yang duduk disebelah Aya.

"Apa-apaan Ray?" Tanya Emma.

"I got deja vu, the same thing and I don't want to repeat it." Jawab Ray.

|●▪︎●|

Selesai makan malam, Anak-anak berpamitan dengan Vincent, Barbara dan Cislo.

Mereka bertiga pergi menggunakan mobil untuk sampai ke tempat Ayshe.

"Hati-hati dijalan! Jangan lupa oleh-oleh!!" Chris melambaikan tangan nya.

"JANGAN BUAT VINCENT KESUSAHAN!" Teriak Aya.

Terdengar suara klakson dari mobil yang dikendarai oleh Cislo.

Norman dan Emma langsung meminta adik-adik nya untuk tidur. Besok masih hari kerja, maka dari itu, mereka harus tidur agar tidak terlambat.

"Kami pulang dulu." Pamit Ray.

"Tidak menginap saja?" Tanya Emma.

"Tidak, masih banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan." Jawab Ray.

"Baiklah, kalian hati-hati ya." Emma tersenyum lalu melambaikan tangan nya pada Ray dan Aya.

"Sampai ketemu besok!" Ucap Aya.

Norman mendorong punggung Emma pelan, membuat kedua nya masuk kedalam rumah.

"Ayo tidur." Ucap Norman.

"Ayo!" Seru Emma.

Keduanya masuk kedalam kamar mereka, tidur di kasur yang sama. Tidak berpelukan karena Emma terlanjur tidur mengarah kebelakang.

"Ku harap kita dapat bersama selama nya. Bukan seperti saudara, namun seperti Ray dan Aya."

Norman berdoa dalam hati nya, ia masih enggan untuk bicara langsung pada Emma. Maka dari itu, ia mengambil jalan pintas, yaitu jalur langit.

Moon & StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang