Bagian kesebelas : Bumi Perkemahan

1.3K 175 64
                                    

Pagi-pagi sekali mas Darren dan bunda sibuk menyiapkan peralatan yang akan anak sulungnya itu bawa untuk Persami nanti. Iya nanti, karena mas Darren lupa memberi tahu bundanya bahwa ia akan melaksanakan perkemahan yang diwajibkan oleh pihak sekolah.

Perkemahan ini diadakan pada hari sabtu dan minggu saja. Namun, untuk anak yang hobi rebahan seperti mas Darren kegiatan ini akan sangat menghabiskan banyak tenaga baginya.

Semalam ketika semua anggota keluarga akan pergi tidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar orang tuanya. Setelah dibuka ternyata Darren dengan rasa bersalah menyerahkan selembar surat dari sekolah dengan lampiran pemberitahuan akan diadakannya perkemahan oleh pihak sekolah, yang diwajibkan untuk diikuti seluruh kelas sepuluh.

"Aaa bunda, mas capek" Ia rebahkan tubuhnya disamping barang bawaan yang akan ia bawa nantinya.

"Ya salah mas sendiri kenapa ngasih tahu bundanya baru semalam. Sekarang yang keteteran kamu sendiri kan?"

"Ya kan mas lupa, bun"

"Kamu ambil peralatan mandi yang baru, habis itu langsung dimasukin tas ya. Biar enggak lupa" Bunda sendiri masih sibuk menata isi tas putar sulungnya agar tidak acak-acakan.

"Emmm" Langkah malasnya ia bawa keluar kamar.

"Jangan malas gitu dong, mas"

"Iya bundaaaa~"

Untuk sarapan nanti, biar bunda memasak yang simpel saja. Bunda jelas tidak akan tega membiarkan putranya itu menata barang bawaannya sendiri. Pasti nanti banyak yang tertinggal.

"Ngapain sih sayang. Masih pagi kok udah berisik aja?" Entas sejak kapan, ayah sudah berdiri diambang pintu kamar si sulung.

"Ehh udah bangun?"

"Emmm. Lagi ngapain?"

"Mas tuh nanti mau kemah, yah. Ngasih taunya ke aku baru semalam. Ya jadi mendadak gini"

"Kalo masih ngantuk tidur lagi aja" Lanjut bunda.

"Enggak, disini aja"

Saat ini didalam kamar mas Darren ada ayah, bunda dan mas Darren sendiri. Cia ditaman belakang entah apa yang sedang gadis kecil itu lakukan.

***

Selesai menata perlengkapan mas Darren, bunda buru-buru masak. Takut hari makin siang. Mana belum ada yang mandi lagi.

"Uhukk"

"Pelan-pelan aja mas makannya" Cia dengan sigap menyerahkan segelas air putih yang langsung ditenggak habis oleh sang kakak.

"Emang nanti kamu berangkat jam berapa, mas?"

"Jam sepuluh semua harus sudah disekolah, yah. Sekarang udah jam setengah sembilan" Ucapnya sambil melirik jam dinding. Hampir setiap ruangan dirumah itu memiliki jam dinding. Untuk mengingat waktu katanya.

"Udah gapapa, mas habis ini segera mandi. Biar bunda yang nyiapin seragamnya. Ayah sama adek juga pergi mandi ya"

"Siap bunda" Jawab Cia dan mas Darren secara serentak. Ayah yang mendengarnya hanya terkekeh.

***

"Bunda serius enggak ikut ngaterin mas ke sekolah? Nanti mas perginya naik bus loh" Tangannya ia bawa untuk mengayun-ayunkan lengan sang bunda. Udah SMA tapi tingkahnya enggak jauh beda sama adiknya.

True Love (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang