Mr. Dennan's Perfect Plan

82.3K 4.8K 143
                                    

Hai, readers!!

Kali ini giliran POV nya Alex! Kepribadian Alex lebih terlihat disini. Semoga suka!

Vote and Comment, please.

Alex's POV :

Suasana di hotel tempatku menginap cukup gelap karena lampu yang kumatikan. Sekarang aku benar-benar merindukan Alvano. Seandainya saja aku bisa memeluknya saat ini. Guling yang kupeluk masih tak bisa menggantikan Alvano. Mata hitamnya yang selalu membuatku lupa dengan dunia luar dan sikapnya yang lembut dan sabar padaku, ah, aku merindukannya.

Aku lalu melempar gulingku dan meninju udara didepanku dengan kasar. Sial, siapa sangka gadis gila itu cukup waspada tentang rencanaku. Aku bahkan sudah berusaha menahan rasa ingin mendorongnya karena menyentuh wajahku dengan sembarangan kemarin. Perempuan itu cukup pintar untuk sadar rencanaku. Karena sudah ketahuan, aku akan langsung menggunakan cara kasar untuk membuatnya menikahiku.

Aku bangkit untuk mengambil Iphoneku dan melakukan panggilan. Aku meraih sebuah kertas diatas mejaku sambil menunggu nada sambungan.

"Halo, Ini saya Alexander Dennan yang kemarin membayar utang Keluarga Riandra. Saya ingin anak buah anda melakukan sedikit pekerjaan untuk saya." Ucapku sambil memperhatikan surat tanah yang kupegang. Di surat tanah itu bertuliskan atas nama Riandra.

Kalau dia tak mau ikut denganku maka aku akan membuatnya datang kepadaku sendiri.

Aku menyeringai, "Usir keluarga itu dari rumah mereka dan perlakukan mereka sekasar mungkin. Tipu mereka kalau mereka menandatangi surat yang salah. Saya akan memberi uang lebih untuk itu."

Aku menutup panggilan telepon dan membuka gorden untuk melihat matahari yang mulai terbit.

Aku ingin saja menemukan gadis lain untuk dinikahi. Tapi aku sudah tak punya waktu lagi untuk menemukan gadis baru. Tenggat waktuku adalah lusa.

Aku bahkan sudah repot-repot mencari tahu segala tentang gadis gila itu dan membayar lunas utang kedua orang tuanya yang tidak sedikit itu. Aku sebenarnya ingin membuatnya terpesona dengan ketulusan hatiku tapi sikap tak pedulinya memaksaku untuk melakukan cara kasar seperti ini.

Aku menarik napas panjang untuk mengatur emosiku. Sabarlah, Alex. Lagipula aku hanya perlu bersabar sekarang untuk menunggu Seila datang padaku.

"Seila Yovanka, kau pasti akan menghubungiku sebelum tengah hari nanti." gumamku pelan.

. . . . . . . . . .

RRRRTTTRRR

Aku tersenyum melihat nomor tak dikenal muncul di layar handphoneku. Ini bahkan belum pukul 8 pagi dan gadis gila itu sudah menghubungiku. Dengan cekatan aku membersihkan bekas selai roti sarapanku di ujung bibirku dan menjawab panggilan itu. Aku tersenyum licik mendengar suara isakan diseberang sana.

"Alex..." Isaknya.

Senyumku semakin lebar membayangkan wanita itu sedang menangis sekarang.

"Ya?" Aku berusaha menyembunyikan suara gembiraku.

"Bantu aku. Mereka menyita rumahku," ucap wanita itu disela tangisnya, "Aku tak bisa menahan mereka."

Aku masih tersenyum sambil melihat surat tanah yang ada di atas mejaku, "Apa imbalan yang kudapat?"

Hening terdengar. Aku juga ikut diam menanti jawaban wanita itu. Ck, apa sulitnya untuk setuju menikahi lelaki setampan aku,hah?

Terdengar tarikan napas panjang sebentar, "Aku akan menikahimu."

Stupid WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang