Bab 2

339 68 38
                                    

Halo semuanya buat para reader kesayangan aku... Makasih banyak karena sudah setia menunggu cerita ku yang ga jelas dan ah entahlah... Makasih banget.... Sekarang jangan lupa tinggalkan jejak Vote dan Komenan dari kalian ya. Karena Vote dan Komen kalian adalah penyemangatku yang Moodian ini. Agar aku lebih semangat nulis lagi, makasih loh... Mmuach Love U...

💝💝💝💝💝🥵🥵🥵🥵💝💝💝💝💝

Sepuluh tahun kemudian setelah kematian Jin Ling...

Suasana kota Yumen, kota dimana istana Yumen Ling berdiri. Ya istana itu dulunya di pimpin oleh kaisar atau raja yang sangat baik hati. Raja itu adalah Ayah Jin Ling dan Ratunya adalah ibu Jin Ling. Setelah kematian keluarga Jin Ling dan di pimpin oleh raja baru sekaligus menantu di kerajaan itu, dia adalah Yu Ai. Boleh di akui semasa kepemimpinannya istana dan kota sangat maju dan berkembang, namun tanpa di sadari membuat masyarakat sengsara.

Yu Ai kerap kali memagih upeti atau memungut pajak dari hasil panen ladang gandum, sayuran, peternakan, dan lainnya. Pajak it di pungut dengan alasan untuk membangun kota lebih maju, namun sayang sampai saat ini belum ada perkembangan di kota-kota kecil lainnya. Masih banyak penduduk miskin yang kelaparan, masih banyak gelandangan, pencopet untuk bertahan hidup, bahkan pengemis, dan lainnya. Yu Ai bahkan membangun rumah bordir untuk menguntungkan dirinya. Ia kerap kali berkunjung kerumah bordir itu, hanya untuk bersenang-senang. Bahkan tak jarang para orang tua yang memiliki anak gadis atau perawan menjual anak mereka ke rumah Bordir itu untuk mendapatkan uang.

Bukan hanya perempuan saja, tapi anak laki-laki pun ikut di jual karena di sana banyak lengan di potong atau penyuka sejenis, hal itu terjadi karena Yu Ai yang selalu meminta laki-laki cantik dan anggun untuk memuaskan napsunya.

Yu Ai datang kembali kerumah Bordir itu, germo atau wanita yang memimpin rumah bordir itu menghampiri. "Oooooh, lihatlah yang mulia tampan datang kembali. Apakah kali ini kau ingin meniduriku, yang mulia?"

"Ck... Aku tidak napsu melihatmu. Berikan aku yang lebih baik dari kemarin, apakah ada yang baru?" sahut Yu Ai.

"Tentu saja ada, mereka dari kota sebrang... Tinggal pilih saja, mau yang mana..." sahut Wanita dengan dada besar, pinggang ramping, kulit putih dan mulus, bibir merah, dengan tangan memegang kipas, rambutnya lurus dengan hiasan kepala yang indah, aroma wangi parfume khas rumah Bordir mencuat kuat. Wanita itu bernama Mei Yuan.

Mei Yuan menjetikkan jarinya lalu semua pria cantik nan anggun datang berbaris di tempatnya. Yu Ai memilih satu di antara dua puluh pria cantik itu. Ia memilih paling ujung tepatnya di akhir. Sedikit ramping dan lemah, lalu Pria cantik yang masih baru dan fresh itu Yu Ai ajak ke kamar yang tersedia disana. Di dalam sana pria muda itu melayani Yu Ai, menuangkan minuman, menyuapkan makanan dan ke hal yang lebih intim lainnya. Pemuda itu menuruti apa yang di inginkan Yu Ai, Yu Ai mendekatkan wajahnya dan mencium bibir pemuda itu. Yu Ai melumat bibir pemuda yang sangat manis itu.

Pemuda itu membuka pakaian Yu Ai, lalu mendorong tubuh Yu Ai agar terbaring. Lalu pemuda itu langsung melucuti pakaian Yu Ai hingga tanpa sehelai benang pun. Terlihat polos wajah pemuda itu, namun ia sangat pandai dan lihai saat memainkan adik kecil milik Yu Ai yang besar dan panjang itu.

Pemuda itu bernama Yuan Sen, ia mulai mengulum adik kecil Yu Ai, naik turun, naik turun membuat Yu Ai merasakan sensasi hangat menjaar hingga keubun-ubun.

Slurp
Slurp
Slurp

Sen kemudian naik keatas, menciumi setiap inci tubuh Yu Ai. Yu Ai tidak mau kalah, ia langsung mendorong tubuh Yuan Sen dan menindihnya, ia melumat Niple Yuan Sen, lalu turun kebawah dan merimming Krisan Yuan Sen. Setelah puas dan merasakan adik kecilnya ingin masuk ke Krisan Sen, Yu Ai mendorong pelan, sangat pelan dan akhirnya pertahanan Yuan Sen jebol. Yuan Sen mengerang kesakitan, tapi Yu Ai mencium bibir Yuan Sen. Rasa sakit berubah menjadi nikmat yang tiada tara, keduanya melalukan banyak posisi, berdiri, hingga ke hal lainnya.

Permainan itu berlangsung tiga kali, dan yang terakhir membuat Yu Ai kewalahan dan sangat sangat puas. Keduanya mencapai puncaknya lagi dan lagi, cairan milik Yu Ai di keluarkan tepat di wajah Yuan Sen. Sen menjilati kepala adik kecil Yu Ai yang mengkilap dan besar, Yu Ai menggelijang kenikmatan. Permainan itu selesai, Yu Ai dan Yuan Sen terbaring lemah dan tak berdaya.

Setelah lama di dalam ruangan itu, Yu Ai dan Yuan Sen keluar dari sana. Yu Ai sepertinya sangat tertarik dengan Yuan Sen, ia bahkan memberikan imbalan yang sangat banyak kepada Yuan Sen. Yu Ai pergi, Yuan Sen pun melayani tamu yang lainnya.

Di tempat lain, tepatnya di sebuah istana yang mewah dan megah lainnya. Itu terletak di kota bagian utara yang lumayan jauh dari Yumen Ling. Kota itu bernama Jian, kota yang sangat damai, aman tentram itu tidak begitu mencolok di mata kerajaan lainnya. Kepemimpinan yang sangat sederhana membuat penduduknya sangat hidup bahagia.

Seorang pelayan masuk kesebuah ruangan yang sangat luas. Disana terpampang lukisan seorang pria yang sangat manis. Oh tidak, itu sangat cantik, tampan, anggun, dan mempesona. Senyuman di wajah lukisan itu menambah ke anggunan dan memperlihatkan sisi kedamaian. Matanya yang bulat, bulu mata lentiknya menambah keindahan si pemilik wajah dalam lukisan itu.

Pelayan itu berbicara. "Yang mulia, Raja datang kemari untuk menemui anda."

Pria muda dan tampan juga sangat berwibawa menoleh kebelakang dan langsung menunduk memberi hormat saat ayah dan ibunya datang. "Ayah, ibu maafkan aku..."

"Hmmm, bangunlah nak, kau tidak perlu melakukan itu." sahut sang ibu.

Pria muda itu bangkit dan berdiri tegap. Lalu sang ayah berbicara. "Anakku, apakah kau masih berharap orang yang ada di lukisan itu muncul dan datang menemuimu?"

"Ayah, maafkan aku. Aku benar-benar tidak bisa melupakannya. Dia yang menolongku saat aku masih kecil, kalau tidak ada dia, mungkin aku sudah mati di perperangan antar kerajaan itu. Aku mengiriminya doa setiap hari dan membakar dupa untuknya, jika dia sudah meninggal atau apapun. Aku harap doaku tersampaikan padanya." sahut pemuda itu.

"Anakku, kau adalah penerus takhta kerajaan ini. Tolong Fokus dengan statusmu sebagai putra mahkota kerajaan Jian ini, Wu Yifan..." sahut ayah pemuda itu, ya nama pemuda itu Wu Yifan.

Bukam Wu Yifan artis itu ya bukan...

"Aku paham ayah, aku akan tetap fokus dengan tugasku." sahut Wu Yifan.

Lalu ibunya Yifan berbicara. "Jika dia datang ke dalam kehidupanmu, apa yang ingin kau lakukan padanya?"

"Aku mencintainya ibu sejak saat itu, aku akan menikahinya." sahut Wu Yifan antusias.

Ibu dan ayah Wu Yifan tersenyum lalu mereka pergi meninggalkan ruangan itu. Yifan membersihkan area itu, sebenarnya itu adalah sebuah kamar khusus. Ada tempat tidur disana, ada perlengkapan kamar lainnya. Wu Yifan pergi keluar ruangan, Yifan tidak menyadari ada sesuatu yang terjadi saat ia menutup pintu dan meninggalkan ruangan. Lilin di depan lukisan itu mati tiba-tiba, tidak ada angin masuk kedalam ruangan.










Bersambung...

Hai hai hai

Skuy komen dan vote yak....

BL- CELESTIAL BEINGS (CERPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang