PART V. Video Call

13.2K 218 0
                                    

Warning...!!!
Ini adalah batas terakhir dari cerita Harianto Jayakusuma. Cerita selanjutnya akan di up di karyakarsa.


*klek
Ia membuka pintu, lalu masuk dengan perlahan-lahan. Ia melangkah dengan maju sangat berhati-hati karena ia tidak tahu ia sedang dalam apa situasinya saat ini. Pintu itu langsung mengarah ke kasur sehingga Hari bisa langsung melihat ada kasur berukuran king size. Ia berjalan ke arah kasur itu dan melihat-lihat sekitar. Ruangan ini cukup besar, dilengkapi dengan kasur king size serta perabotan hotel seperti lampu tidur, tv, colokan, serta lukisan. Hari sendiri tidak pernah tahu jika ada kamar semewah ini selama ia memesan di hotel. Tiba-tiba dari belakangnya, 3 orang berbadan sama besar dengan topeng hitam datang dan menyergapnya. “akkh.. hey, lepaskan aku, hey…!” teriak Hari memberontak dengan menarik dan mencoba menyiku siapapun yang memegang dirinya namun gagal. 3 orang itu berhasil mengangkat Hari ke udara, lalu membantingnya di atas kasur king size itu. Mereka menarik paksa kemeja hari hingga terlepas, lalu membalikan Hari sehingga ia berbalik menghadap ke plafon hotel, yang satu menaiki tubuh Hari agar tidak bergerak, sementara yang lain mengikat kedua tangannya ke samping kasur. “lepaskan aku brengsek, HEY…!” Hari masih berontak dan berusaha melepaskan diri meskipun ia tahu bahwa ia bukanlah lawan bagi 3 orang berbadan besar. Setelah selesai dengan tangan Hari, kini 2 orang itu menahan agar Hari tidak sembarangan menendang, sementara yang satunya menarik paksa celana dan g string Hari. Kaki Hari yang diikatkan di sebuah tali yang menggantung dan tersambung ke plafon. Ia sendiri tidak memperhatikan bahwa ada tali yang tergantung ditengah-tengah kasur itu.
Kini posisi Hari adalah tidur terlentang dengan kaki yang tergantung, membuat pantatnya yang putih dan berbulu kelihatan. Duburnya berwarna pink, dan dikelilingi rambut halus. Salah satu pria kemudian mengambil hp Hari yang sempat terjatuh karena tadi ia coba berontak. Pria itu kemudian mengambil hp di kantongnya, lalu menelpon. Setelah tersambung, ia kemudian mengarahkan telepon itu kepada Hari.

“hai pak Hari Jayakusuma, selamat karena anda telah menyelesaikan tugas anda yang pertama, kali ini tugas kedua yakni tugas terakhir kamu di hari ini adalah kamu tinggal di hotel ini hingga waktu yang ditentukan yaitu besok.” Hari hanya mendengarkan dengan penuh tatapan emosi, berharap sang penelpon melihat ekspresi kemarahannya.

“saya hanya ingin mengingatkan kamu agar menghormati saya sebagai pemegang hidupmu. Jika ingin tetap hidup, patuhilah setiap perintahku. Saya bukan orang yang gila hormat, tapi tunjukanlah rasa hormatmu pada saya”
Tiba-tiba hp Hari berbunyi. Ada telepon masuk dari isterinya. Matanya terbelalak lebar ketika melihat nama kontak itu. Hari menggelengkan kepala berusaha memberi isyarat agar telepon itu tidak usah diangkat, namun justru pria itu mengangkat telepon itu, membuat Hari bergidik ngeri. Ia tidak tahu harus memberikan alasan apa kepada isterinya setelah ia meninggalkan kantor tanpa pemberitahuan.
“halo…”

“halo sayang… dimana? Kok nggak ada di kantor?” Tanya Putri dibalik telpon.

“ekh… eum…” balas Hari terbata-bata.

“halo… halo… sayang, halo…?”

“iya, halo… sayang” jawab Hari pelan.

“kok jawabnya pelan sih? Memangnya kamu dimana? Rapat? Pas jam makan siang?” Tanya Putri dengan banyak alasan. Secara teknis, Putri yang berkunjung ke kantor Hari otomatis bisa mengetahui jadwal apa yang hari ini Hari akan lakukan, sehingga akan janggal jika Hari tidak melakukan aktifitas sesuai dengan jadwalnya.

“tidak, tidak, sebenarnya aku ada di.. eum…”

“papa…!”sebuah suara anak kecil menengahi pembicaraan antara hari dengan Putri.

“mama, Sarah mau ngobrol sama papa ma…” pinta anak kecil bernama Sarah itu.

“oke oke, nih” diseberang, hp itu berbunyi seperti sedang berpindah tangan.

“papa, papa… papa dimana sih? Kan hari ini udah janjian mau makan siang bareng”

“oh iya papa lupa, ini papa di… Arhkhh…” mulut Hari tiba-tiba berteriak ketika kedua pria itu mulai mengusap-usap paha putih Hari.

Nafasnya yang naik turun terdengar jelas di telepon dikala hpnya didekatkan diwajah Hari. Ia sampai harus mengarahkan wajahnya ke kiri dan ke kanan untuk menghindari speaker hp yang terlalu dekat.

“ih papa kenapa? Papa sakit ya?” Tanya Sarah.

“ngkh… mph… akhh…” desah Hari semakin menjadi saat salah satu pria mengusap-usap lubang pantatnya.

Anusnya berkedut-kedut saat dirangsang oleh jari-jari kasar pria itu. Rasa sengatan yang luarbiasa menjalar hingga ke kepalanya.

“maah, papa sakit tuh, tadi teriak teriak... kesian” seru Sarah dengan suara yang kecil.

“masa sih? Mana hpnya?” dari seberang telepon, terdengar hp itu kembali bertukar tangan.

“halo mas, kamu sakit? Kenapa? Tadi kayaknya kamu sehat-sehat aja kok” Tanya Putri.

“hah… hah…. Eum… i-iya, aku lagi kurang enak badan aja ini, hengkhh…” tiba-tiba pria itu menusuk jarinya menembus anus Hari yang lengket akibat keringat tanpa adanya pelicin.

“mas kamu jangan bercanda dong, nggak lucu mas” protes Putri dengan nada yang menekan dan tegas.

“hah… hah, e-enggak sayang, aku emang lagi kurang enak badan ini, jadi lagi di hotel.. iya, lagi dihotel… akrghkkkkhh”

Putri agak bingung karena entah apa sakit yang menimpa suami nya hingga ia mengerang seperti itu “hotel mana mas? Apa alamatnya?” Tanya Putri mulai curiga.

“ak… aduh… a-aku kurang lihat tadi karena udah keburu, ngkkhhh…” jari pria itu bertambah satu menusuk anus lengketnya Hari. “ngkh… liat, ini mau istirahat.”

“mas… saya vc ya” mendengar kalimat itu membuat jantung Hari seperti berhenti berdetak dalam sedetik. Dari panggilan dialihkan ke video call dengan gambar Putri. Hari berontak sekuat tenaga melepaskan diri namun tidak bisa. Ia kemudian menggelengkan kepalanya, memberikan isyarat kepada pria yang memegang hpnya agar tidak menerima panggilan vc dari Putri.

Bukannya diindahkan, pria itu malah menerima vc dari Putri. Sontak Hari menggeliat seperti ulat karena harus melihat Putri. Ia yang telanjang akan terlihat mencurigakan di depan Putri.


Hari JayakusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang