PART III. Patuh

14.2K 272 0
                                    


“baiklah, kembali ke saya” kata penelpon misterius itu. “duduklah di kursimu, hadapkan tubuhmu ke arah komputer dan mulai buka baju serta celanamu” perintah penelpon misterius itu. Hari kembali bersihkukuh untuk tidak mendengarkan perintah dari penelepon itu. Ia berdiri mematung dengan tatapan marah, kesal, dan bingung.

oh, begitu…?” suara dari penelpon misterius itu kembali menyadarkan Hari. Seketika video itu berubah menjadi tab kecil, lalu diikuti dengan tab lainnya berisi rekaman cctv diseluruh gedung kantor itu. “kamu lihat kamera 4? Ada tv yang sedang mati disitu.” Mata Hari mencari letak dari kamera 4, dan setelah ia lihat, memang ada tv yang sedang tidak beroperasi dalam rekaman cctv itu. “saya bisa membuat benda-benda elektronik di sekitar kantormu berfungsi secara mandiri namun tetap dalam kontrol saya, seperti tv itu…” tepat seperti yang ia katakan, tv itu menyala tanpa ada siaran. Mata Hari terbelalak lebar.

Ia mulai yakin bahwa seluruh alat elektronik di dalam kantor ini sudah berada dalam kekuasaan dari penelpon misterius ini. Salah langkah, maka akan ada kekacauan yang terjadi. “… atau bahkan ke setiap layar komputer yang sedang digunakan oleh karyawanmu” tiba-tiba layar komputer yang pegawai pakai mengalami freeze, lalu diiringi dengan terputarnya sebuah video dimana ada telettubies sedang berlarian di padang hijau. Orang-orang yang terekam dalam cctv itu bingung karena tidak bisa mengoperasikan komputer mereka dan membuat pekerjaan jadi terhalang.

“apakah kamu mau, videomu diputarkan ke setiap tv di dalam kantormu? Bahkan komputer karyawan?” dalam sekali ancam, Hari tertegun, batang lehernya seperti naik dan mengeras setelah mendengar kata-kata itu. Ia seperti mengalami penyakit stroke meskipun ia belum pernah mengalaminya.

“bagaimana?” Tanya penelpon itu. Hari malah semakin terdiam ketika mengetahui bahwa hidupnya berada di dalam genggaman orang lain. “oh… begitu?” kata penelpon misterius itu. Tv dalam rekaman kamera 4 menampilkan video mesum antara Hari dengan perempuan sewaannya. Sontak Hari langsung panik. Ia sampai memegang layar komputer itu dan menggoncang-goncangkannya. “hey… hey, HEY… WHAT THE FUCK… STOP…!!!” ia berteriak keras ditengah kondisinya yang kepanasan. Kali ini celananya sudah basah semua akibat keringat yang terlalu banyak membasahi tubuhnya.
Kamera 4 merekam ruangan pantry yang sedang sepi, tidak ada orang di dalamnya. Meskipun tidak ada siapapun, Hari tetap panik karena bisa saja ada orang yang tiba-tiba masuk untuk mengambil sesuatu.

Ia kemudian mencoba mencari cctv yang merekam sisi lain dari pantry untuk melihat apakah ada orang yang lalu lalang disekitar pantry. Benar saja, di cctv nomor 6, ada seorang karyawan wanita yang sedang berjalan di lorong. Jalannya cukup cepat sehingga lorong itu dilewatinya dalam waktu yang singkat.

“no, no, no… NO.. WHAT THE-” karyawan itu pergi ke arah pantry. Genggaman tangan Hari di samping layar komputer itu mengeras, jika bodinya tidak keras, tentu lah komputer itu sudah lama hancur oleh kekuatan Hari. Perempuan itu sudah menggenggam gagang pintu lalu ia menoleh ke belakang. Terlihat ia sedang bercakap-cakap dengan karyawan perempuan yang lain dengan genggaman tanganya yang masih ke gagang pintu. Nafas Hari tersengal-sengal, adrenalinya benar-benar dipicu habis-habisan.

“bagaimana? Maukah kau tunduk dan mengikuti perintahku? Pak Hari Jayakusuma?” Tanya penelpon misterius itu. Karyawan perempuan itu telah selesai berbicara dan mulai menekan gagang pintu. “ok, OK FINE, I’LL DO IT…!” Dalam sekejab hari langsung melepas genggamannya pada bodi komputer, lalu berlari ke kursi itu. “good boy” kata penelpon itu. Tepat ketika karyawan itu membuka pintu, cuplikan video sex Hari hilang dan tv itu mati total. Meski sekejab, karyawan itu seperti sedang melihat sebuah tayangan, namun akhirnya ia berjalan terus ke arah rak untuk mengambil sesuatu.

“baiklah…” kata penelpon itu memulai lagi percakapannya. “setiap tindakanmu adalah berdasarkan perintah saya, jika melanggar maka akan ada konsekuensi. Paham?” Tanya penelpon itu yang kemudian dibalas oleh Hari “paham”.
“oke, sekarang buka kemejamu, lalu buka celanamu” perintah penelpon itu. Hari dengan patuh membuka kemejanya satu persatu, lalu membuangnya ke samping. Ia menarik nafas panjang sebelum akhirnya berdiri dan menarik celananya ke bawah, memperlihatkan pahanya yang besar dan berotot, basah akibat keringat, menyisakan celana g string berwarna putih gading.

“bagus, sekarang ini tugasmu hari ini adalah 2…” kata hari ini membuat Hari berpikir, ia bepikir bahwa orang ini akan menguasainya dalam waktu yang lama. “… yang pertama adalah kamu menonton sebuah video sambil melakukan masturbasi”.

“apa?” Hari tak sengaja mengucapkan kalimat itu sangking ia terkejut. Ia belum pernah melakukan masturbasi sejak ia menikahi Putri. Baginya buat apa bermasturbasi jika ia bisa melakukan sex dengan isterinya atau wanita lain.
“tonton video yang akan ku berikan, lakukan masturbasi. Kocok penismu hingga kamu ejakulasi, itu tugasmu…” perintah penelpon itu jelas. “kamu hanya punya 15 menit sebelum isterimu datang ke sini untuk membawakan makananmu” Hari teringat akan kegiatan rutin isterinya. “akan sangat konyol jika ia melihat kamu dalam kondisi menyedihkan seperti itu” layar komputer itu tiba-tiba memunculkan ikon jam yang menunjukan pkl 11:45. “kamu masih ingatkan bahwa isterimu itu tidak pernah terlambat untuk datang ke kantor, jadi cepatlah lakukan tugasmu, dan akan ku katakan tugasmu yang berikutnya”

11:46.

Waktu terus berjalan, Hari sudah seperti dikejar oleh waktu yang tiap saat terus bergerak, dan jika ia tidak ikut bergerak, maka ia akan terlindas. “sial, bagaimana aku bisa masturbasi jika aku sedang tidak dalam keadaan terangsang” gumamnya, penisnya lengket menggantung diudara. Sebuah video muncul. Ada 2 orang laki-laki berotot yang sedang melakukan penetrasi anal. “sialan, aku bukan gay bajingan, ahhh” keluhnya. Jangankan tertarik pada pria, disentuh pria asing saja sudah cukup membuat ia rishi. “lakukan tugasmu, dan kamu akan selamat, waktu terus berjalan”

11:47.

“fuck…”dengan sangat terpaksa, ia mulai menarik kesamping g stringnya lalu menggenggam penisnya, dan kemudian memijat penis itu hingga bisa ereksi. Ia tidak mau menonton video itu karena ia tidak terbiasa dengan video porno bergenre gay. “tonton video itu!” perintah penelpon itu. Hari harus tunduk pada setiap perintah yang diberikan, sehingga ia akhirnya menonton video itu sambil melakukan masturbasi. Ini merupakan pertama kali bagi Hari menonton video porno gay sambil bermasturbasi. 2 menit pertama begitu sulit bagi Hari karena otaknya kesulitan untuk mencerna, namun ia tetap terus memaksa agar bisa menyelesaikan tugas ini. Setelah ia mulai mendapatkan sensasi kenikmatan dari kocokan tangannya, ia memilih untuk pasrah dan menikmati tontonan di depannya. Suara erangan dari pria yang analnya disodomi memberikan desiran halus dalam telinga Hari. Erangan pria itu mulai terdengar nikmat dan merdu di telinganya. Hari perlahan-lahan mulai merasakan ingin ejakulasi, setiap sodokan penis membuat pria itu terus mengerang sakit sekaligus nikmat. Hari sampai lupa bahwa ia hanya menikmati erangan perempuan ketika ia memasukan penisnya ke vagina mereka. Hal yang tak pernah hari lihat sebelumnya mengejutkannya. Pria yang dalam kondisi terikat ini tiba-tiba berteriak “im cumming, oh… im cumming” sangat keras. Penis pria itu mengeluarkan sperma putih yang kental tanpa dikocok. Sperma itu meluncur kemana-mana, ke perut, ke dada, ke kasur, dan sempat ke muka pria itu. Hari sampai sedikit melotot melihat kejadian itu, ia heran karena sodomi ternyata bisa memberikan efek orgasme. Sontak orgasme itu membuat Hari langsung ejakulasi. Ini mungkin ejakulasi yang aneh baginya, namun ia sendiri menikmat ejakulasi itu. Ejakulasi yang benar-benar hebat, menembakan spermanya yang putih dan kental itu ke dadanya, wajahnya, dan sampai ke lantai. Ia tidak pernah ejakulasi sehebat ini, bahkan kepada Putri ataupun wanita yang biasa ia sewa. Tubuhnya kejang-kejang, kakinya terangkat naik turun, pantatnya bahkan menekuk dan menekan ke dalam, seperti ketika seseorang sedang menyedot minuman dari sedotan lalu pipinya ikut mengempis.

“ohh… ohh… ahhh…” teriakannya begitu jelas dan sangat maskulin, menandakan bahwa ia benar-benar berada dalam ejakulasi terbaiknya. Butuh 2 menit bagi hari untuk menenangkan tubuhnya setelah melewati ejakulasi hebatnya. Ia terduduk lemas di kursi dalam keadaan g string yang tergantung di pahanya yang besar dan putih. Sangking lemasnya, ia terkapar dan tidak bisa mengangkat kepalanya.

“Tiit” Heater itu berhenti beroperasi dan mati, berganti dengan Ac ruangan itu yang menyala, simbol gembok pada pintu itupun mati, berganti dengan simbol gembok yang terbuka.

“good boy, baiklah… untuk perintah ke dua, kamu harus pergi dari kantor ini sebelum isterimu datang. Jika kamu melawan, isterimu akan melihat langsung video itu terputar pada komputermu.

Hari JayakusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang