Hari ini adalah hari pertama aku pindah di sekolah SMA di kota ini, ini sungguh membosankan kalau saja mama tidak memaksa ku untuk tinggal bersama mereka, hidupku akan sempurna seperti hari hariku sebelumnya tinggal di luar negeri tanpa pengawasan tanpa peraturan ini itu yang harus ku taati.
Sebenarnya ada yang lebih ku benci dari ini semua yaitu masa laluku di kota ini, tentang dia.
Apakah ia masih ingat denganku?
Kurasa tidak itu sudah lebih dari 5 tahun yang lalu kami berpisah mungkin dia sudah tidak lagi membutuhkan ku, atau mungkin sudah mendapat pengganti baru yang lebih baik dari ku.
Terserah apa peduliku?
Namaku WATANABE HARUTO atau Travis karena aku tinggal di luar negeri, orang orang memanggilku haruto orang tua ku memanggilku ruto, dan dia? memanggilku kak haru, ah kenapa aku selalu ingat dia, apa karena aku kembali kesini sehingga selalu mengingatkan ku kepadanya.
Sekarang aku duduk di kelas 11 IPA3, sungguh kelasku sangat menyebalkan, sebenarnya bukan hanya kelas tapi seluruh murid sekolah ini menyebalkan, dari mulai aku sampai disekolah hingga pulang seluruh mata selalu memandangku dengen berbinar seakan akan aku adalah sebuah perhiaskan intan berlian, ya aku tau aku ini tampan.
Benarkan aku tampan?
Ayolah semua orang tau itu. Tetapi aku tidak suka ditatap seperti itu. Tapi mau bagai mana lagi memang jadi tampan itu susah ya?dimanapun selalu menjadi pusat perhatian.
Sungguh ketampanan ini membuatku lelah.
Tapi mau bagaimana lagi memang ketampanan ku sudah melebihi batas benarkan?Sekolah ini adalah sekolah milik orang tuaku dan sekarang sekolah ini menjadi milikku, atas nama ku hadiah karena aku mau kembali tinggal bersama orang tuaku .
Di hari pertama masuk kepala sekolah mengajakku berkeliling untuk mengenali lingkungan sekolah ini, dan dia juga memberi tahu siapa saja murid murid berprestasi di sekolah ini dan beberapa anak yang mendapatkan beasiswa, tadi nya aku sudah malas karena menurutku tidak penting, toh apa juga manfaatnya denganku tidak ada kan?
Tetapi begitu aku mendengar salah satu nama murid dari kepala sekolah jantungku langsung berdetak dengan cepat nama itu apakah itu dia?
Apakah dia bersekolah di sini juga?
Ah tidak mungkin yang memiliki nama seperti itu bukan hanya diakan?
Ya benar mungkin itu orang lain atau sudahlah tidak penting.Setelah istirahat selesai aku melangkah ke arah tangga yang berada di pojok sekolah saat berkeliling tadi kepala sekolah mengatakan kalau tangga ini menuju ke rooftop, terlalu malas untuk masuk kelas lagian tidak akan ada yang berani protes denganku, ingat sekolah ini atas nama ku, milikku.
Karena panas aku memutuskan untuk turun kekantin membeli minum, saat melewati lapangan aku melihat ada seorang pria yang tengah di jemur di tengah lapangan dan mengalungi kertas dengan tulisan saya berjanji akan mengerjakan tugas, wajahnya pucat mungkin jika di biarkan bisa saja ia langsung di bawa oleh ambulans.
Tunggu wajah itu.
Apakah itu dia?
Apa aku salah lihat?
Ada apa denganku kenapa hari ini dia selalu mengisi benakku.Tidak tidak itu bukan dia lihat saja dia begitu tinggi tidak sepertinya yang kecil dan manis, tapi matanya persis seperti miliknya,
Tidak apa apaan ini karenanya aku jadi melupakan tujuan awalku, lebih baik aku kekantin dan banyak banyak minum air agar pikiranku bersih dan tidak selalu memikirkannya.
Tak terasa akhirnya bel pulang berbunyi juga, aku langsung bergegas menuju parkiran dan mengendarai sepeda motor kesayanganku, hari ini aku berencana bertemu jaehyuk dan jihoon teman lamaku, bagai mana mereka sekarang apakah berubah atau masih sama seperti dulu.
Belum lama aku keluar dari pagar tanpa aba aba ada murid dari sekolahku tiba tiba menyebrang jalan dengan berlari, aku yang kaget samapai lupa mengerem motorku.
Oh tidak apa aku baru saja menambrak seseorang, apakah orang itu mati, apakah aku akan dipenjara tidak, aku tidak mau.Aku berdiam untuk beberapa saat harus kah aku kabur?
No, no, no itu akan memperburuk keadaan, ketika aku ingin turun untuk memerisaksa keadaan kuliat ia bangkit sambil meringis dan setelah nya mencoba untuk berlari walaupun sebelah kakinya sedikit pincang.Haruskah ku kejar?
Atau ku biarkan saja, toh sepertinya dia baik baik saja.
Tapi bukankah dia pria yang dilapangan tadi, benarkan?Siapa dia?
Hai👋👋
Maaf ya kalok banyak kesalahan semoga kalian suka.
Jangan lupa votmen
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkinkah - Hajeongwoo
Teen FictionApakah pertemuan kita yang duka akan membawa suka cita, kalau ia aku ingin kau menjadi takdirku