part 01

2 2 0
                                    

Seorang gadis berkuncir kuda tengah berdiri di parkiran samping motor Scoopy nya sambil memainkan ponselnya. Dia adalah Adilfa Kenzira Pramudya. Dia berdecak kesal karena sahabat nya yang ia tunggu tak kunjung datang.

"Katanya cuman lima menit, eh ternyata sampe sekarang belum muncul juga tuh batang idung nya. Ngapain aja sih tuh bocah." gerutu Dilfa.

"Hosh...hosh... sorry Fa, gue lama, tiba-tiba panggilan alam sih." nah akhirnya yang di tunggu datang. Dia Rima Lenya Dirga, sahabat Dilfa satu-satunya sejak SD. Orangnya cerewet, lucu.

"Lama amat sih lo," Dilfa memutar bola matanya.

"Hehe, peace Fa." ucap Rima sambil mengacungkan ibu jari dan telunjuknya membentuk V.

"Yaudah ayo, cepetan! Gue tinggal nih." seru Dilfa.

"Iya iya. Jangan ngambek ih." ucap Rima sambil naik ke atas motor kesayangan sahabatnya.

Dilfa tidak memedulikan Rima yang masih cengengesan.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Di sepanjang jalan tidak ada percakapan diantara keduanya. Hanya ada suara hiruk pikuk jalanan kota Jakarta yang ramai akan pengendara yang menyusuri jalan untuk menuju tujuan masing-masing.  Toh bicara di atas motor gak akan kedengaran.

Butuh waktu lima belas menit untuk menempuh perjalanan pulang. Namun sebelum melepas rindu pada  kasur kesayangan, Dilfa dan Rima memilih singgah ke Gramedia sebentar. Guna membeli novel yang tengah menjadi trend topik pada kalangan remaja pecinta novel.

Dilfa sudah turun dari motor, lalu berjalan duluan meninggalkan Rima. Kasian.

"Eh eh, tunggu gue dong Fa!" seru Rima, karena ditinggal Dilfa.

"Hm." dehem Dilfa malas sambil menghentikan langkahnya.

"Ck, susah amat sih ni helm. Demen banget nempel di kepala gue." gerutu Rima sambil kesusahan melepas helm nya.

"Naksir kalik, sama lo." ledek Dilfa. Ia menahan tawa melihat kelakuan curutnya itu.

"Pala lo!" sentak Rima. "Nah, akhirnya lepas juga lo." ucap Rima sambil mengelus helm tersebut.

Namun saat Rima meletakkan helm nya di jok sepeda, na'as nya helm tersebut menggelinding ke paving parkiran tersebut. Rima pun menggerutu kesal. Sedangkan Dilfa sudah tidak kuat pun langsung menyemburkan tawanya kencang.

"Bwahahaha...." sembur tawa Dilfa kencang, menertawakan nasib sahabatnya.

Rima mengerucutkan bibirnya. "Kocak banget muka lo Rim, sumpah. Hahahaha.." Dilfa menghampiri Rima sambil terus tertawa.

"Ish, ketawa terosss, sampe mamposss!" seru Rima.

AdilfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang