Delapan

3K 423 48
                                    

.

.

.

Tepat pukul sembilan malam, Haruto dan Junghwan akhirnya tiba di apartemen pemuda Watanabe itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul sembilan malam, Haruto dan Junghwan akhirnya tiba di apartemen pemuda Watanabe itu. Tadi, ia sempat menelepon Jeongwoo untuk meminta izin membawa Junghwan ke tempatnya terlebih dahulu.

Kasihan bocah Park itu jika harus berada di rumah besar seorang diri. Yedam sedang sangat sibuk sekarang, jadi ia tentu tidak bisa menjaga keponakannya ini. Dan jangan tanyakan mengenai Jeongwoo yang sudah pasti selalu sibuk itu.

Jadilah Jeongwoo yang juga punya sebuah rencana di otaknya, menyetujui hal itu dan berkata akan menjemput Junghwan ketika ia telah selesai dengan pekerjaannya.

Bocah Park itu sekarang sedang mandi. Anak yang baru berumur lima tahunan itu tidak mau dibantu ketika mandi, bocah Park itu bahkan berkata bahwa dibantu ketika mandi adalah hal yang memalukan.

Jadi Haruto lebih memilih membongkar isi seluruh lemari bajunya yang ada di dalam walk-in closet* untuk mencari sebuah pakaian yang bisa dikenakan bocah itu.

Setelah membongkar lebih dari setengah jumlah lemari yang ada di sana, ia menemukan sebuah onesie sapi yang lucu. Diambilnya baju itu dan ia pun tertegun sejenak.

Air matanya tiba-tiba keluar begitu saja ketika melihat pakaian kecil ditangannya tersebut. Baju itu merupakan barang yang ia beli tepat di hari ulang tahun sekaligus hari kematian putranya yang ke lima.

Mendengar Junghwan yang terus memanggil dari arah kamarnya, ia lantas menghapus air mata itu dan tersenyum sendu. 'Mama merindukanmu baby ...,' batinnya.

---

Junghwan bergerak memutar tubuhnya dengan pelan di depan sebuah cermin, memperhatikan penampilannya yang terlihat lucu dengan onesie itu.

Ia sebenernya tidak suka berpakaian seperti ini. Namun, demi mendengar pujian yang selalu dilontarkan Haruto ia rela untuk mengenakan apapun yang pria itu berikan.

"Lihatlah, onesie itu sangat lucu ketika kamu kenakan," ujar yang lebih tua.

"Mama ...." Junghwan yang sedang merona malu hanya dapat mengucapkan kata itu sambil tersenyum senang.

Deg!

Haruto tertegun sejenak mendengar kata mama yang bocah Park itu ucapkan. Ia tidak tahu jika kata itu akan terdengar sangat hangat dan membuat hatinya berdebar. Ini seperti ia mendapatkan kembali putranya yang telah pergi.

"Coba katakan lagi." Pintanya penuh harap.

"Mama?" Junghwan tentu bingung dengan reaksi Haruto, mata pria itu terlihat berkaca-kaca sekarang.

Iridescent || FIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang