'Kukuruyuuk'
Pagi yang cerah, cahaya matahari pagi menerangi dan memberi kehangatan di seluruh perkampungan
"Waah kamu masuk sekolah ini juga?"
"Kira-kira kita sekelas ga ya??"
"Hei kamu gapake dasi?"Terdengar suara ricuh penuh rasa gembira di lapangan suatu sekolah menengah. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah hampir sebulan murid-murid di perkampungan itu libur.
Tap, tap, tap.
Olla berlari dengan tas merah di punggungnya. Tentu saja ia tak mau terlambat di hari pertamanya bersekolah di SMP. Dari kejauhan terlihat atap seng gedung sekolahnya yang berkilau memantulkan sinar matahari. Matanya yang hitam legam berbinar binar terfokuskan dengan pandangan atap sekolah.
Tiba-tiba,
Gedubrak!
Olla terjatuh. Sepertinya ia tadi tertabrak sesuatu? Atau.. seseorang? Ia membetulkan letak topinya dan merapikan rambutnya sedikit. Ia mengangkat kepalanya dan,
Aris?!
Di depannya terlihat seorang anak laki-laki sebaya yang terduduk dengan buku berserakan. "Aah kamu lagi, apaansih nabrak-nabrak segala?! Rusuh banget dah, sakit tau"
Aduh, kenapa harus Aris? Si cowok ngeselin! Tapi Olla akui ini memang salahnya, ia tak melihat jalan. Ia hanya sibuk melihat ke arah atap sekolah barunya itu sambil membayangkan kehidupan menyenangkan yang akan ia rasakan di SMP. Ia berdiri dan membantu Aris memungut buku-bukunya.
"Maaf ya Aris"
"huh enak aja, lain kali jangan gitu! Ngeselin banget"Dengan wajah kesal Aris mengambil buku-bukunya dari tangan Olla dan pergi. Sepertinya Aris bersekolah di sekolah yang sama dengan Olla.
Olla membersihkan pasir-pasir yang menempel di baju putihnya yang warnanya sedikit menguning. Baju itu ia beli di pasar bj yang menjual barang-barang bekas layak pakai dengan harga murah. Ia melanjutkan langkahnya, tapi kali ini sedikit lebih lambat. Ia tak mau lagi berlari kencang seperti tadi, toh sekolahnya sudah dekat.
Teng, teng, teng
Bel masuk kelas berbunyi. Semua murid berhamburan memasuki kelas masing-masing kecuali murid-murid baru kelas 7. Mereka saling tatap, mereka tak tahu kelas mereka dimana. Tiba-tiba sekelompok murid-murid mendekat.
"Adik-adik, ayo buat empat barisan!"
Ternyata mereka anak OSIS. Olla menatap kagum, muncul keinginan di dirinya untuk bergabung di organisasi itu.
Semua murid kelas 7 menyusun barisan. Wajah-wajah mereka terlihat begitu senang. Beberapa dari mereka sudah kenal satu sama lain bahkan terlihat sudah sangat akrab. Yah tentu saja, memang sebagian besar yang bersekolah di situ berasal dari perkampungan yang sama. Selain itu hanya anak-anak dari kampung-kampung sebelah.
Olla menatap sekelilingnya, ia mencari Fira. Ia baru sadar dari tadi Fira belum terlihat. Yah mungkin Fira terlambat? Dia kan harus membantu ibunya menjaga adiknya yang masih kecil. Olla merapikan barisannya dan melupakan fakta bahwa Fira belum juga terlihat.
Teng, teng, teng
Lagi-lagi terdengar suara nyaring itu. Sudah waktunya pulang sekolah. Murid-murid berhamburan keluar. Olla lagi-lagi berlari dengan semangat, ia tak sabar menceritakan pengalaman hari pertamanya kepada ibunya. Agaknya anak itu tidak kenal lelah. Atau lebih tepatnya belum kenal lelah. Ia begitu bersemangat tetapi ia tiba-tiba berhenti. Sepertinya ada yang kurang dengan hari ini?
Rapihin kasur, sudah.
Sarapan, sudah.
Salam sama ibuk, sudah.Apa yang kurang ya? Olla berjalan pelan sambil berpikir.
Oh iya, Fira! Mana Fira ya? Bukankah dia seharusnya bersekolah di sekolah yang sama dengan Olla? Hanya ada satu sekolah menengah di perkampungan itu. Bahkan kampung sebelah saja tidak ada sekolah menengahnya. Tak mungkin Fira pergi ke sekolah lain yang jauh. Tapi kenapa Fira tak kunjung menampakkan diri?
Olla mempercepat langkahnya. Sesampainya di rumah ia langsung meletakkan tasnya dan berganti pakaian. Ia memutuskan untuk mengunjungi rumah Fira.
Olla berdiri di depan rumah berdinding kayu dengan cat putih, rumah Fira. Angin menghembus pelan. Sepertinya tidak ada orang di rumah itu.
Olla mencoba untuk mengetuk pintu rumah, tapi tak ada yang membukakan pintu, bahkan menyaut dari dalam. Kemana Fira? Tumpukan alas kaki milik keluarga Fira yang biasanya tersusun di depan rumah pun tak terlihat. Olla berpikir sejenak dan tersentak kaget.
"Apakah Fira pindah rumah? Kenapa ia tak memberi tahu ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalala!
General FictionLalala! ; slice of life-love-family-friends-sad-happy-inspirational. all in one. - Cerita tentang seorang gadis kecil, Olla dan sahabatnya, Fira yang ingin mengejar mimpi mereka ; membuka toko kue Perjuangan mengejar mimpi yang ditemani dengan berb...