Part 3

21 3 2
                                    

*Author Pov

Dara kini sedang latihan voli dengan serius dia terpilih sebagai blocker dikarenakan postur tubuhnya yang tinggi maka poin tambah untuk timnya karena block dari Dara timnya mencetak poin tambahan.

"Dara! Blockkk!!" Teriak Salah satu Tim Dara.

"NICE!" Ucap Dara setelah berhasil memblocking serangan lawan.

PRIIITTTT...

Suara peluit dari Pak Cecep menandakan Pertandingan telah usai dan dimenangkan oleh tim Dara.

"Good Jooobbb! Tim kita menang Dar." Teriak salah satu Tim Dara dan berkumpul sambil merangkul satu sama lain.

"Pertahankan Dara, kamu bisa menjadi bagian dari Tim inti untuk lomba nanti sebagai Blocker" Ucap pak Cecep pada Dara dengan bangga.

"Siap pak terima kasih." Ujar Dara pada Pak Cecep sambil tersenyum.

"Oiya Dara, temen kamu mana yang kecil itu? Biasanya juga nempel mulu kaya prangko" Tanya Pak Cecep pada Dara.

"Ooh Tiar izin gak eskul dulu pak hari ini ada acara dia" Jelas Dara dan hanya dibalas anggukan oleh Pak Cecep.

Usai latihan Dara buru-buru pulang kerumahnya takut ibunya memarahinya karena pulang terlambat, karena kini sudah pukul lima sore. Dara bergegas pergi meninggalkan tempat latihan tanpa mengganti baju terlebih dahulu, ia seperti biasa menunggu bus kearah rumahnya.

Dara Sampai di kediamannya keadaan rumahnya sepi dan lampu depan padam itu membuat perasaan Dara sedikit lega karena ibunya sedang tidak ada dirumah, Dara bergegas memasukki rumah dan pergi ke kamarnya takut ibunya pulang dan melihat keadaan Dara yang mengenakan pakaian voli ia akan dimarahi habis-habisan bahkan ibunya tega melakukan kekerasan fisik padanya.

Terdengar suara klakson mobil diluar rumah yang sudah pasti itu adalah ibunya Dara yang sudah pulang, Dara turun untuk menyapa ibunya. Namun kali ini ibunya sedikit berbeda dia tersenyum bahkan dia berbicara lembut padanya.

"Kau sudah makan?" Ucap ibu Dara dengan lembut

"S..sudah bu" Jawab Dara sedikit gugup

"Bagus, kalau seperti itu" Ucap ibuku dengan senyuman dan pergi kearah kamarnya. Perasaanku tidak enak dengan perubahan raut wajah dan sifat ibuku hari ini, aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi.



•••


KRIINGG

Suara Alarm Dara berbunyi menandakan sang surya telah menampakkan dirinya, Dara terbangun dari tidurnya.

"Astaga! Sudah jam tujuh. Aku terlambat" Ucap dara dan langsung pergi mempersiapkan dirinya untu sekolah, saat turun di meja makan Dara melihat sudah ada ibunya disana.

"Kau sudah bangun rupanya" Ucap ibu Dara tanpa melihat kearah Dara. Dara menghampiri ibunya dengan perasaan kalut.

"Kau sudah bosan hidup ternyata. Ini apa?" Ucap ibu Dara penuh penekanan dengan melempar baju jersey voli Dara ke lantai dengan kasar. Wanita itu menatap Dara nyalang dengan rahang tegas dia menghampirinya.

"Kau sudah berani berbohong padaku. Apa yang kau lakukan setelah pulang sekolah?." Bentak ibu Dara dan menjambak kasar rambut Dara.

"A..aku mengikuti eskul bu.." Ucapku lirih menahan sakit.

"Sdah ku katakan jangan pernah kau bermain voli. Itu hanya akan membuang-buang waktumu untuk belajar."

"Sampai aku lihat kau bermain voli lagi akan ku bakar bajumu itu." Sarkas ibu Dara sambil menginjak-injak baju jersey Dara. Setelah itu ibu Dara meninggalkan Dara yang menangis di lantai memungut baju jerseynya.

"Ayah..." Tangis Dara sambil memeluk bajunya.

Dara pergi ke kamarnya saat memasukki kamarnya tangisnya semakin pecah. Ia melihat poster-poster ayahnya sedang bermain voli. Ayah Dara merupakan atlet voli di zamannya, Dara sangat menyayangi ayahnya maka dari itu dia ingin menjadi atlet voli seperti ayahnya.


"Ayah.. Dara mau jadi altet seperti ayah" Lirih Dara dan tertidur akibat terlalu lelah menangis.








Segitu duluuu
Ngefeel ga sii? Komen doong...
See you next chapter...

What Is Happiness?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang