Ch.1: The Beginning

1.1K 121 36
                                    

Tik...

Tok...

Tik...

Tok...

Suara pendulum sebuah jam besar yang berdiri kokoh di ujung ruangan berukuran sedang, mengisi kesunyian yang terjadi antara Jaehyun dan seorang omega lelaki cantik - Taeyong. Keduanya duduk berseberangan di sofa beludru besar dengan ukiran-ukiran halus nan indah, memperlihatkan kemegahan juga memberikan kesan antic, majestic... parlor.

Ruangan itu dipenuhi lukisan kuno juga beberapa patung kepala tokoh-tokoh pembangun Neocity. Kota dimana Jaehyun dan Taeyong berada.

Hanya ada mereka berdua disana, itu pun tanpa interaksi apapun. Apapun.

Taeyong sibuk meremat pelan cangkir tehnya, sambil disesap sesekali. Matanya pun hanya melirik Jaehyun sebentar lalu memilih untuk memperhatikan lukisan seorang pria besar dengan kumis lebat, ditambah baju kebesaran yang menandakan bahwa figur itu bukanlah orang sembarangan.

Begitu pula dengan Jaehyun. Pria itu menunduk, membaca buku yang ia temukan sudah berada di meja ketika ia datang. Entah buku milik siapa, tapi baginya, buku itu sangat menarik.

Tik...

Tok...

Tik...

Tok...

Taeyong mulai bosan.

Lelaki cantik itu menghela napas pelan, namun cukup terdengar oleh Jaehyun, membuat pria itu melirik tajam tanpa ekspresi. Taeyong lalu berdiri, membawa serta cangkirnya dan berjalan berkeliling ruangan.

Keduanya masih tidak ada yang bersuara.

Namun, tanpa Taeyong sadari, setiap gerakannya diperhatikan oleh Jaehyun.

Taeyong yang sekedar mengambil sebuah kertas dari atas meja kerja seseorang, membaca sebentar... atau melihat wajah setiap patung yang ada di sana, memberikan penilaian apakah orang itu tampan atau tidak, bahkan memencet hidung porselainnya.

Menggemaskan.

Tiba-tiba, pintu ruangan dibuka dari luar,

"Aku sangat berterima kasih padamu sudah memberikan kesempatan ini." Ucap Yunho yang muncul sambil mengobrol dengan seorang pria sebayanya, Lee Donghae.

"Jangan berterima kasih dulu, aku sendiri tidak tahu apakah ini keputusan yang tepat atau tidak." Balas Donghae. "Semua butuh proses."

Yunho tersenyum.

"Kau benar Lee. Semua membutuhkan proses." Lanjutnya sambil melirik Jaehyun.

"Baiklah kalau begitu," Donghae berjalan menuju sofa yang tadi diduduki Taeyong. "Jaehyun?"

"Ya Tuan." Suara berat Jaehyun terdengar cukup tegas dan memberikan aura mendominasi. Suara itu berhasil menarik perhatian Taeyong yang sedari tadi masih berdiri di depan meja kerja.

"Sebagai paman sekaligus wali, aku titip Taeyong padamu." Lanjut Donghae.

Jaehyun mengangguk satu kali dengan senyum mantap.

"Jadi, kapan pernikahannya akan dilaksanakan?" Potong Yunho dengan cukup nada riang.

"Lusa." Jawab Donghae. "Tidak ada alasan untuk menunda kan?"

"Aku suka ide itu." Balas Yunho lagi.

Jaehyun dan Taeyong tidak ada yang merespon. Bahkan, mereka berdua masih tidak saling pandang. Apapun yang dikatakan dua pria senior itu, mereka hanya bisa tunduk dan patuh.

The Crooks of Neocity (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang