Ch.2: Jung Jaehyun

436 77 13
                                    

Jaehyun berjalan melewati lorong sempit dan kotor lalu berhenti ketika melihat sebuah pintu metal besar. Pintu itu hanya memiliki satu tombol merah besar yang harus dipukul keras agar memberikan efek. Namun bagi pria Jung itu, ia hanya perlu menekan sebentar dan terdengar bunyi dentingan seperti rantai besi bergerak.

Sambil menunggu, alpha itu mengusak rambutnya yang sudah tertata rapi menjadi berantakan.

"Kenapa dirusak? Kau terlihat tampan dengan rambut seperti itu."

Sebuah suara renyah seorang pria berhasil menarik perhatiannya. Jaehyun menoleh, menatap pria yang tadi ia lihat di seberang gedung pabrik. Pria tampan dengan rambut gondrong dan ekspresi serius.

"Yuta."

Si pria gondrong tersenyum seadanya.

Suara gesekan rantai semakin terdengar jelas dan tiba-tiba pintu terbuka, menimbulkan bunyi metal yang sangat menganggu.

Terlihat sebuah ruangan sekitar dua kali dua meter terbuat dari besi yang sudah usang. Di dindingnya pun banyak grafiti lama dan baru, provokatif dan tidak. Namun kebanyakan grafiti itu menuliskan Bebaskan Langcity! dan semacamnya.

Tanpa basa-basi, Jaehyun dan Yuta masuk. Sekarang giliran si pria gondrong yang menekan tombol merah dengan kencang.

Pintu tertutup lagi. Suara rantai bergesekan terdengar dan kotak dimana kedua pria alpha itu berada mulai bergerak turun.

"Para pekerja sudah tidak waras." Celutuk Yuta tiba-tiba. "Mereka mulai nekat dan berani melakukan pemberontakan kecil tanpa peduli keselamatan diri mereka sendiri."

Jaehyun melirik sebentar namun tidak merespon.

"Aku tidak yakin kudeta nanti akan berhasil." Lanjutnya santai. "Justru hanya akan menjadi ajang bunuh diri masal."

Si pria Jung tersenyum kecil. "Kita bukan bagian dari mereka."

...dan Yuta malah tersenyum lebar.

"Fokus saja pada tugasmu dan segera laporkan hasilnya padaku." Ucap Jaehyun penuh otoritas.

Gerakan terhenti dan bunyi rantai pun berhenti. Yuta berinisiatif memukul tombol merah dan pintu metal terbuka. Seakan Jaehyun adalah orang yang sangat dihormati, si pria gondrong memberikan jalan agar si pria Jung berjalan duluan. Jaehyun tidak masalah dengan itu. Ia berjalan keluar diikuti Yuta di belakang.

Keluar dari pintu itu, mereka disambut keramaian kota kumuh dengan bangunan usang bertingkat tidak beraturan. Manusia yang berlalu lalang pun tidak seindah mereka yang berada di Neocity. Perbedaannya terlalu jauh. Tempat itu sangat gelap dengan penerangan dari lampu-lampu food stall pinggir jalan, neon box outlet yang menjual apapun, senjata, jasa prostitusi, obat ilegal, pakaian, bar dan lain sebagainya.

Selamat datang di Langcity. Kota besar yang berada di bawah kejayaan Neocity dengan penduduk tiga kali lebih padat daripada wilayah atas.

Langcity sebenarnya merupakan bagian dari Neocity. Tempat itu sengaja dibuat untuk menampung para penduduk dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah. Petinggi Neocity seperti yang tidak ingin membuat citra Neocity itu sendiri hancur karena adanya penduduk berpakaian lusuh atau tindak kejahatan yang tidak perlu.

Sayangnya sebagian besar penduduk Neocity adalah penduduk Langcity.

Karena kesenjangan yang dibuat oleh pemerintah mereka sendiri, beberapa orang dari Langcity membentuk kelompok-kelompok kecil untuk melakukan pemberontakan sebagai aksi balas dendam.

Anggap saja, selama bertahun-tahun Keluarga Lee termasuk ayah Taeyong sibuk membuat kebijakan-kebijakan yang seakan-akan membantu para penduduk Langcity namun pada dasarnya tidak sama sekali.

The Crooks of Neocity (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang