𖥻 03. Kena hukum

26 2 0
                                    

"Wey mana sambel, sinii heh !"

"Diem dulu njir, gua juga mau"

Kedua ratu ghibah sedang berebut sambal, siapa lagi kalo bukan Rozenna & J - Wexyll

"Mana kecapnya~" rengek Nadya ke Zischo, bedanya mereka lebih kalem rebutan kecapnya, tidak seperti duo ghibah.

"Nahh bontot" Nadya tersenyum ketika sang mbak memberikan itu botol kecap.

Keempat gadis itu masih dengan santai nya makan bakso, sesekali mereka berdebat tidak jelas.
Bakso yang mereka pesan pun, telah habis.

Tanpa gadis gadis rusuh ini sadari, ada yang sedang mengamati mereka dari belakang, seorang guru wanita, Bu Rehsya namanya.

Hingga salah satu dari mereka menyadari hal itu, Zischo mendongak dan mendapati Bu Rehsya tengah berdiri tepat di belakang mereka.

"EH ASTAGFIRULLAH !"  Zischo terkejut, membuat ketiga gadis itu juga ikut terkejut.

"Kenapa si anj– EH?!" J - Wexyll ikutan kaget, ngelihat Bu Rehsya dibelakang nya.

Langsung dag dig dug serr, itu mah.

Siapa sih yang ngga takut dipergokin guru nya pas lagi bolos?

Dua bontot mah malah santai, ngelag dulu mereka tadi.

"Hallo Bu Rehsya, mau bakso bu ? hehehe" ucap Rozenna dengan senyum bodoh nya, ngehalus cuy siapa tau mau di sogok pakai bakso ygy.

"Pstt.. Gila lu Zen?!" Bisik Jewe ke Rozenna, yang masih saja terus cengengesan.

"Ekhem.. Kalian kebiasaan sekali, apa kalian tidak tau sekarang waktunya belajar ? Anak - anak di kelas kalian sedang belajar, mengapa kalian malah di sini ?!" ngegas si ibu ;D

"Kan lagi bolos bu" balas Nadya, dengan tanpa dosa nya menjawab seperti itu.

'Tapi kan memang benar lagi bolos, ygy' — N

"Dasar kalian ini, hahh.. Cepat pergi ke lapangan !!" tegas Bu Rehsya

"Lah ngapain bu? Perasaan tadi kelas kita mapel matematika deh" tanya Rozenna

"Berdiri di depan tiang bendera, hingga pelajaran pertama selesai, tidak ada bantahan ! Ayo cepat !" Bu Rehsya menatap sengit keempat anak gadis itu, lalu pergi meninggalkan mereka yang seketika lesu nan loyo.

"Wes.. Kena hukum lagi, nasib nasib"

"Lu yang nyuruh bolos padahal, mbak."

"Dahlah, ayo buru kelapangan !" Nadya bangkit dari duduknya, segera pergi dari kantin meninggalkan yang lain.

Tidak mau Nadya tuh, kalo hukuman nya nanti nambah, jadi mending di kerjain saja hukuman nya.

'Itung - itung cosplay ikan asin lah yak' — N

"Woy nad, tungguin !" Rozenna menyusul, dan tertinggal dua curut lainnya.

"Kuylah Lin, gabakal gosong ini" ajak Zischo sembari menarik lengan Jewe.

"Perasan lu tadi yang ngeluh, mbak." balas Jewe ketus, dan Zischo pun hanya cengengesan.


















°

°

°

°

°

°

°

Dan disinilah keempat gadis itu sekarang, di genteng ? ga lah.

Yaa di lapangan sekolah tentunya, mereka sedang berdiri di dekat tiang bendera. Bukan, bukan jadi petugas upacara, tapi sedang di hukum !

Kasihan amat, mbak mbak cantik ini, kena jemur macam ikan asin.

"Aduh njirr, silau men" celetuk Jewe, karena sedari tadi keempatnya hanya diam.

"Yaa emanglah"

"Pegel amat woylah, encok entar gua"

"Kasihan mana udah tua" Jewe seketika ngakak dengar omongan si Rozenna, tapi memang benar dia.

"Sembarangan lu Zenn !"

"Kenyataan lho mbak’e" ucap Nadya

"Yeuhh pada bocah, ini masih lama apa yak??" tanya Zischo

"Iyaa kali dah"

"Halahh.. Kek gabiasa nya aja, padahal dah berapa kali kita gini" ucap Jewe

"Setelah di pikir - pikir, betul juga" balas Nadya, yang lalu palak nya kena toyor oleh Jewe.

"Langsung balik aja bisa ngga sih ?" tanya Rozenna tiba - tiba

"Bisa kok bisaa"

"GIMANA NAD?!" ngegas si mbak ;D

"Ya tinggal pulang aja sonohh" jawab Nadya

"Goblokk !"

"Yeuhh, kirain ngasih ide beneran anjir"

"Mana dibolehin lah Nad" ucap Rozenna kesal

"Boleh kok, tinggal drama aja lagi sakit, berhasil tuh bisa balik"

"Astagfirullah, sesat kamu deck" ucap Zischo, lalu mengelus pelan dadanya.

"Manjat pager juga bisa sih"

"Kek bisa aja anjir lin" Zischo mendorong pelan tubuh Jewe ke arah Nadya, sama Nadya di dorong balik ke Zischo.

Malah oper oper an, di kira si Jewe bola kali yah.

"Si Jewe kan waktu itu naik pohon mangga aja jatuh"

"Ada semutnya waktu itu njir, lu juga ngga bisa kann??"

"Wuihh, jangan salah mbak. Mbak Roze kan sudah berguru kepada kawan nya" Nadya menepuk nepuk pelan punggung Rozenna.

"Monyet ?"

"Lu ngapa tiba - tiba ngumpat mbak"

"Nanya njir, tadi katanya berguru sama kawan nya. Kawan nya si Zenna monyet gitu? Kan pinter manjat pohon."

"Bukan, kunti." jawab Nadya

"Lu dong !"

"Sejak kapan gua jadi kunti elah"

"Sejak pada zaman dahulu~~"

"Cerita si kancil yak" Rozenna.

"Baleg dikit bisa ngga sih deck?" Zischo sudah sangat lelah, dengan ketiga kawan nya yang absurd ini.

"Balik kemana ?" tanya Rozenna, dengan mode lemotnya itu.

"BALEG BUKAN BALIK WOYY" Jewe seketika ngegas.

"Seloww dong mbak’e"  sudah taulah pasti ini siape ;D

"Pada kebanyakan makan micin kali yak, ini bocah." Zischo memijit pelan pelipisnya.

"Lahh salah ku di mana..."

"Ngga salah kok mbak, kamu selalu benarr hmzz"

"Tuh kan bener katanya"

"Kumaha maneh weh" balas Jewe malas.






































Eyyow teman - teman sekalian !
^ _ ^

Kumpulan Gadis Rusuh | BZCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang