𖥻 08. Yuhuuu

5 1 0
                                    

Suasana siang ini cukup ramai, terutama di kantin sekolah saat ini. Banyak murid yang tengah ramai dan rusuhnya untuk makan siang, tidak terkecuali keempat gadis rusuh yang amat dikenal disekolah itu.

"Oy zen! lu pesen makanan nya gih, gua males anjir desek-desekan" titah Jewe

"Dih kok nyuruh? mboh ah, mbak zis aja kan paling tua harusnya paling bisa diandelin bukan gua weh" jawab Rozenna sebal, lalu membuka ponselnya.

Keempatnya tengah duduk ditempat yang sudah mereka tempati, namun belum ada makanan satupun, dikarenakan belum memesan.

"Yaelah, gua kena mulu. Yaudah mau pesen apaan nih?" tanya Zischo yang sudah bangkit dari duduknya, mengalah agar bisa cepat makan, juga perutnya sudah demo.

"Mie ayam aja dah samain"

"Yaudah kalo gitu, mau ikut kaga nad?" Nadya hanya mengangguk sebagai jawaban lalu ikut pergi bersama Zischo.

"Capek gua mbak" ucap Rozenna tiba-tiba.

"Hah, kenapa lu? Capek kenapa?" tanya Jewe bingung, lalu mendekati Rozenna yang tampak berpikir keras.

"Gua lagi bingung mikir capek banget otak gua, gimana ini.." cemberut Rozenna.

"Kenapa sih emang? Cerita cobaa."

"Nanti deh, nunggu mereka berdua dulu kesini. Biar sekalian ceritanya" lalu diangguki oleh Jewe

"Yaudah kalo gituu"

Keempat gadis itu telah selesai makan siang, namun keempatnya masih setia duduk ditempat mereka. Belum mau beranjak dahulu.

"Eh iya, tadi si zenna katanya pusing mikir sesuatu. Mau nyeritain katanya, coba kenapa zen?" ucap Jewe cepat, mengingat tadi Rozenna katanya sedang pusing karena memikirkan suatu hal.

"Apa tuh? lu ada masalah kah, ceritain sini ke kita." Zischo menatap sahabatnya itu yang sudah seperti adiknya sendiri juga.

"Betull tuh! lu ada masalah bilang-bilang coba, biasanya suka curhat juga ke gua" balas Nadya, yang diangguki oleh kedua gadis lainnya.

Rozenna menghela nafasnya pelan, lalu menatap ketiga sahabatnya itu dan tersenyum simpul.

"Gua harus balik ke Yogyakarta."

Hening setelah kalimat itu diucapkan oleh Rozenna.

Ketiga sahabatnya masih bingung, mencoba mencerna ucapan yang di lontarkan oleh salah satu sahabat mereka.

"Maksud lu zen?" tanya Jewe, yang memecahkan keheningan. Rozenna sendiri hanya diam dan meneguk minumnya.

"Zen ada apa? Maksud gua, kenapa tiba-tiba lu mau balik? Pasti ada alasan nya kan" ucap Nadya, yang menatap sahabat seumuran nya itu serius.

"Gimana ya, gua harus mulai dari mana buat ceritanya?" Rozenna menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.

"Dari kenapa lu harus balik, dan apa alasan juga masalahnya yang mungkin lagi terjadi yang bikin lu harus balik." ucap Zischo panjang lebar, yang hanya dibalas helaan nafas dari Rozenna.

"Oke, gua bakal mulai cerita. Jadi kemarin itu nyokap gua nelepon gua ngasih kabar kalo bokap gua dua minggu yang lalu sakit tapi udah mendingan dan lagi istirahat dirumah, jadi gua disuruh balik buat bantu ngurusin bokap sekaligus izin dulu. Kalo sebentar paling 2 mingguan, kalo lama ya bisa sebulan." jelas Rozenna, yang cukup singkat untuk disebut cerita.

Ketiga sahabatnya itu hanya mengangguk paham, tidak ada lagi yang perlu dipertanyakan, jika alasan nya memang itu yang tidak apa dan itu juga bagaimana Rozenna bukan hak mereka melarang sebenarnya.

Kumpulan Gadis Rusuh | BZCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang