Zefdi

954 106 65
                                    

Haiii, selamat membaca. Btw serius ini rated wakaka, cuma no bed scene aja

-------------

"Demi Spongebob kuning mentereng, lu jauh jauh, woi!"

Zefan bergerak risih, mendapati Didi yang terus menerus mengekornya.

Bukan tidak suka.

Masalahnya, bocah tengik itu manyun manyun karena menginginkan sesuatu.

"Ayolah, gue pinjem akun Minecraft lu, bentar doang,"

Oh tentu saja tidak. Zefan tak akan pernah membiarkan Didi menyentuh game favoritnya itu, yang ada nanti room nya penuh dengan rumah berbentuk kotak coklat tidak jelas.

"Ga."

"Pliss plissss!!"

"Ga."

"Plis..."

"Engg—"

"Sayangg, boleh pinjem kan?"

FAQ.

PINTER BANGET NGALUS NYA?

"Pasti di ajarin si Riko," kata Zefan suujon.

"Iya, boleh."

Zefan nyerah.

Membiarkan sang kekasih nyengar nyengir sendiri sambil memutari kamarnya. Sedikit mirip seperti nyamuk,

Iya,

Tinggal di tepok lalu sudah mati.

Pindah alam.

"Emang mau bikin apa sih?" kata yang lebih muda gemas, saat mendapati kekasihnya rusuh di depan komputer. "Mau nyari babi," tunggu? Apa katanya? "Babi apa, sayang?"

Tak ada balasan, karena Didi sudah khusyuk dengan gamenya.

Oalah, gini toh rasanya di duakan karena game.

Haha,

Menyedihkan.

Yang lebih tua tampak bersemangat sekali saat bertemu user lain di tempat sebelah sungai, matanya berbinar, lalu menunjuk layar komputer heboh.

"Ikutt, ikut dia boleh ga?"

"Ya,"

"Hehehe."

Terus begitu, hingga ada satu jam lebih, si bocil itu tetap asik bermain sendiri. Meninggalkan kekasihnya yang bosan.

Coba tebak, apa yang akan Zefan lakukan setelah ini?

Tengok ke kiri, oh sudah malam, gerimis pula.

Mendongak sedikit, ternyata jam setengah delapan malam.

Melirik ke arah depan, okey, pintu terkunci.

Dan ya—

Hap.

"ZEPANJEEE!"

Zefan dengan cepat menerkam tubuh Didi yang tengah fokus bermain game itu, menggendong nya seperti karung beras menuju kasur, lalu menghempaskan nya begitu saja. Si Cina hendak mengomel, tapi kekasih bongsornya sudah terlebih dahulu menindihnya. Menggosokkan ujung hidungnya pada permukaan perutnya.

"Cuekin terosss!"

"Alay lu,"

Emotional damage.

Geraman kesal terdengar tak jelas, dari belah bibir sang pemuda tinggi. Bibirnya menggerutu lama sekali, membuat yang di bawahnya bergerak kegelian.

"Anjir sumpah Jep, lu mending minggir,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Snacking fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang