III

190 12 23
                                    

***

"Mama sama papa mau bulan madu."

Fukka mengatakan itu dengan semangat. Berbanding terbalik dengan reaksi anak-anak yang sedang duduk di depan televisi ruang keluarga.

"Lagi?" Abe setengah mencibir. Baru dua minggu lalu mama dan papa pergi berdua dan kali ini mereka mau berduaan lagi.

"Tolong ya dikondisikan.Kami ga pengen punya adik lagi," tambah Shota.

"Kali-kali pergi sekeluarga kek," Raul ikut mengeluh.

Fukka menanggapi dengan tenang.

"Lagi soalnya mama dapet voucher nginep di hotel Johnny's dari bu RT, sayang kalo ga kepake. Kalo pergi sekeluarga kan musti nunggu kalian libur panjang. Mama ga mau ya kalian esoknya bolos sekolah karena tepar kelelahan."

"Dan tenang, mama bawa pengaman jadi ga bakal jebol."

Sakuma yang duduk di pangkuan Ren mendongak, "Kak Ren,jebol tuh apa?"

Ren menutup telinga Sakuma, "Bukan apa-apa. Mama cuma asal bicara."

Biarpun tak mengerti, bocah bungsu itu mengangguk-angguk dan kembali menyandarkan kepalanya ke dada Ren.

"Mama, dijaga dong kata-katanya! Sakkun ini masih polos."

Fukka tertawa pelan lalu membuat tanda peace dengan kedua jari.

"Pokoknya kalian tunggu rumah aja. Untuk makan malam, papa yang bakal pesenin."

Hikaru yang diam di pojok sofa langsung menegakkan badan begitu dirinya disebut.

Anak-anak saling lirik,tersenyum satu sama lain.

"Aku mau sushi," kata Abe.

"Aku mau pizza," ini ucapan Shota.

"Raul mau hamburger, Pa."

"Aku mau ramen," Ren beralih pada Sakuma.

"Sakkun mau makan apa?"

Sakuma berpikir sebentar lalu menjawab, "Kari."

Hikaru mengernyit, "Kok macam-macam gitu? Ga bisa ya pesan salah satu."

"Ga bisa," Shota dan Raul menjawab kompak.

Kapan lagi bisa pesan makan di luar seperti ini. Biarpun masakan Fukka enak, tentu saja ada kalanya anak-anak ingin jajan dari luar.

Dan lagi jarang-jarang mereka bisa meminta jajan ke Hikaru seperti ini. Orang tua mereka pelit, ah bukan, orang tua mereka mengajarkan hidup prihatin. Seperti yang sudah ditulis di chap satu, uang jajan sebulan saja sungguhlah tipis.

Hikaru mengalah, memberikan beberapa lembar uang ke Abe. Tak apalah kali ini dia tidak keras ke anak-anak. Daripada ribut dan bulan madu satu malamnya batal.

"Nih,bagi rata," suruhnya.

Abe tersenyum puas.

"Udah ya, baik-baik di rumah. Besok siang mama pulang. Dan Ren, mama titip Sakkun. Bye~!"

Fukka menarik tangan Hikaru lalu melambai ke anak-anak sampai hilang di balik pintu.

Iwamoto bersaudara saling pandang.Abe membagi uang ke semua, masing-masing dapat tiga lembar seribu yen.

Shota langsung menyambar ponsel untuk memesan pizza dan Raul mendekat.

"Pesenin gue juga."

"Ga ada hamburger di resto ini," jawab Shota.

"Pesenin sama kaya punya lo aja deh."

Shota mengangguk, menuruti si adik.

Abe sendiri beranjak, siap pergi ke kamar.

Time ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang