Chapter 1

555 53 6
                                    

Sebuah kaleng minuman jatuh tersenggol tangan. Hampir saja menjatuhi kepala gadis yang sejak tadi mencoba meraih benda yang ada di atas sana. Agar tidak dicurigai yang tidak-tidak-sejak disana ada beberapa orang yang melihat, ia memasukan kaleng minuman itu ke keranjang belanja.

Beginilah derita orang yang punya tinggi badan tak terlalu tinggi. Niat hati ingin mengambil barang yang ada di rak paling atas, malah sial tertimpa kaleng minuman.

Flora segera berpindah tempat, dalam hati mengutuk rak sialan itu yang dibuat sangat tinggi.

"Roti Bantal Nenek?"

Ia salah, seharusnya sebelum ke minimarket ia pecahkan dulu teka-teki makanan dan minuman yang diberikan oleh panitia MPLS. Jadinya, Flora takan berlama lama disini.

Teringat dengan salah satu merek roti yang berlogo kartun nenek, gadis itu langsung mencari ke etalase tempat roti. Akan tetapi, ia tak bisa langsung mengambilnya karena ada seseorang yang jongkok di sana. Flora menunggu namun orang itu tak kunjung beranjak, apakah dia tak sadar dengan kehadiran nya?

"Permisi" kata Flora pelan sedikit membuat orang itu tersentak.

Laki-laki itu bangkit dari posisinya dan mempersilahkan Flora, "Oh maaf, maaf."

Sebelum Flora berpindah ke tempat lain, laki-laki itu menahannya dengan bertanya,

"Anak SMA FX ya? Lagi cari barang barang buat MPLS juga?"

Secarik kertas berisi daftar teka-teki yang dibawa Flora dibaca oleh orang itu secara diam-diam. Flora hanya memberikan jawaban iya lalu kembali melanjutkan kegiatan belanjanya agar bisa cepat pulang.

Sayang sekali, rencananya tak semudah itu untuk dilakukan. Beberapa barang yang belum ia ambil berada di tempat-tempat yang tinggi. Ia sungkan untuk meminta petugas di sana membantunya mengambil benda-benda yang tak mampu ia capai. Memang tidak dilarang, tapi tetap saja ia malu untuk meminta tolong.

Flora mendongak ke atas, apakah boleh kalau ia melewatkan untuk membawa minuman enam T itu. Hukuman nya tak akan seberapa kan?

"Yang mana?"

Flora menoleh ke arah asal suara. Laki-laki tadi mengikutinya ternyata. Sambil menenteng keranjang belanja, laki-laki itu mendekat.

Gadis dengan mata lentik itu sedikit was-was, tapi laki-laki itu menunjukan kalau dia hanya ingin membantu.

"Itu, yang 'VIT', " tunjuk Flora pada botol air mineral di atas sana.

Dengan tubuh tingginya, botol itu mudah untuk diraih. Lantas, diberikan lah 1 botol untuk Flora dan dan satu lagi untuk dirinya sendiri.

"Thanks."

"Mau tanya dong. Ini barang-barangnya udah betul belum ya?" Laki-laki dengan pakaian hoodie tanpa lengan itu menunjukan isi keranjangnya pada Flora.

Sebagai bentuk terimakasih, Flora pun tak keberatan untuk membantu memeriksa beberapa barang untuk persiapan penutupan MPLS besok.

"Ini harusnya rasa rumput laut. Bukan yang barbeque. Petunjuk nya aja 'Snack disimpan di lautan',"

"Oh ok. Berarti ini udah semua? Tinggal ganti rasa aja?" ucap laki-laki itu memastikan.

Flora menggerakkan kepalanya naik turun sebagai jawaban.

"Makasih ya dah bantuin."

Mereka berpisah, laki-laki itu membawa belanjaannya ke kasir terlebih dahulu sementara Flora masih mencari beberapa barang yang ia perlukan.

Disaat semua barang sudah terkumpul, Flora membawa kakinya menuju ke kasir untuk membayar semua. Langkah kakinya terhenti, bahkan sebelum di depan meja kasir.

Garis Diagonal AwalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang