¦Hujan¦

8 7 4
                                    

❝ Tentang hujan yang menjadi saksi pertemuan dan perpisahan❞


"Lap" panggil anak perempuan kisaran umur sembilan tahun kepada anak laki-laki di sampingnya yang seumuran dengannya.

Mereka hanya berdua di taman komplek yang sepi itu. Kedua anak tersebut masih memakai seragam Sekolah Dasar-nya. Selepas pulang dari sekolah, mereka langsung bermain ke taman, tanpa pulang terlebih dahulu.

"Kok kamu masih panggil aku Lap sih. Kan udah gak cadel" ujar anak laki-laki itu heran, karena sahabatnya itu dari pertama mereka bertemu sampai sekarang masih saja memanggil dirinya Lap.

"Ya gapapa, aku suka aja panggil kamu gitu hehe." Cengiran lebar membuat lesung pipi anak perempuan itu terlihat menambah kesan manis dan lucu yang membuat siapa saja akan gemas melihatnya.

"Kenapa?"

"Lap gak akan ninggalin Rinai kan?" tanya anak perempuan bernama Rinai itu sambil menatap wajah sahabatnya. Dia tak menjawab pertanyaan Lap. Wajah yang tadinya memancarkan keceriaan kini berganti menjadi keseriusan. Matanya menatap lekat netra coklat gelap sahabatnya, menunggu jawaban yang terlontar dari mulut anak laki-laki itu. 

"Aku gak akan ninggalin kamu" jawab Lap sambil mengusap pipi chubby sahabatnya.

"Lap, hujan. Kita hujan-hujanan yuk." Mata anak perempuan itu berbinar saat perlahan langit menurunkan air.

Langit yang tadinya cerah, kini tiba-tiba gelap, air berjatuhan sedikit demi sedikit. Membasahi tanah yang kering menciptakan bau particor yang begitu menenangkan.

"Tapi nanti kamu sakit" ucap Lap khawatir.

"Rinai janji deh, ini terakhir kalinya kita hujan-hujanan bareng." Rinai tersenyum, mengangkat jari kelingkingnya dan menjulurkannya ke arah Lap, berjanji bahwa ini terakhir kalinya mereka hujan-hujanan bareng.

"Ayoo"

Kedua anak kecil itu berlarian di taman dekat komplek rumah mereka. Tertawa bersama menikmati dinginnya air hujan yang menembus kulit. Saling mencipratkan air lumpur yang membuat seragam mereka kotor.

"Ayo Lap kejar Rinai kalau bisa haha" Anak perempuan itu berlari menjauhi anak laki-laki yang kini tengah mengejarnya di belakang. Tertawa begitu lepas,  seperti menikmati masa kecilnya, karena mungkin nanti saat dewasa, ia tak akan bisa tertawa selepas itu

"Aduh," Rinai terjatuh, membuat lututnya terluka dan mengeluarkan darah. 

"Rinai, kamu gapapa?" tanya Lap berjongkok di hadapan sahabatnya.

"Sakit," Rinai menyentuh lukanya sambil meringis

"Kita pulang ya, nanti aku obatin"

Bibir anak perempuan itu pucat, tubuhnya bergetar. Ia kedinginan. "L-lap, d-dingin" ujarnya bergetar sambil memeluk tubuhnya. Hujan kian deras, langit pun sudah mulai gelap. Mereka bermain sampai lupa waktu. 

"Rinai kita pu-mphh" anak laki-laki itu belum menyelesaikan ucapannya. Ada seseorang yang membekap mulutnya dari belakang. Ia berusaha sekuat tenaga melepas bekapan itu, tapi usahanya sia². Tenaganya tak sebanding dengan orang dewasa yang membawanya. 

"J-jangan b-bawa Lap" Rinai berusaha mengejar sahabatnya yang dibawa oleh seseorang berpakaian serba hitam menuju mobil yang terparkir tak jauh dari taman. 

Dia terjatuh beberapa kali membuat luka di lututnya semakin lebar, darah pun semakin banyak yang keluar. Dia tak memperdulikan lukanya, menolong sahabatnya adalah hal yang harus ia lakukan sekarang. 

Tapi sepertinya semesta sedang tak berpihak kepadanya, mobil itu perlahan menjauh membawa sahabatnya pergi dan entah kapan akan kembali. 

Di bawah guyuran hujan itu, saksi perpisahan mereka. Hujan yang mempertemukan mereka, hujan pula yang memisahkan keduanya. 

"L-lap, j-jangan tinggalin Linai" ucap anak perempuan itu sebelum dirinya tak sadarkan diri.

Rain

19 April 2022 07.27
-naiinisa

Assalamualaikum
Hi all

Sebenarnya ini cerita yg sama yang pernah aku publish sekitar bulan desember kemarin. Sekitar satu atau dua bulan lalu aku log in ke akun wp ini tapi susaah, eh pas bisa ceritanya hilang hiks sediih. But, its oke untungnya aku ada salinannya.

So, jangan lupa vote dan komennya

See you in the next chapter

Kawal cerita ini sampai selesai yaa hihi

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang