12

80 12 2
                                    

swringgggggggggggg wushhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

minato muncul. tetapi sepertinya dia sedikit terlambat untuk sampai ketempat tujuannya itu. kini ia sudah tidak merasakan aura chakra yang besar itu lagi , tapi kini dia melihat sandaime hokage yang duduk dengan lemas dan rasa cemas.

" apa yang terjadi sandaime? apa anda tidak apaapa?" 

 minato langsung meyuguhi sandaime dengan beberapa pertanyaan namun sandaime masih saja  diam dan bungkam. dia belum ada niatan untuk berbicara tentang apa yang terjadi antara dirinya  dan naruto. ia masih memikir kan apa yang akan terjdi kedepannya jika dia mengatakan hal ini. tapi ini juga bukan merupakan hal baik yang harus di tutup tutupi nya dari minato.

swushhhhhh swushhhhhhhhhhhhh swushhhhhhhhhhh

para anbu dan shinobi mulai berdatangan ketempat sandaime dan yondaime berada. " apa yang terjadi sandaime sama?" tanya salah satu anbu yang baru datang itu.

"tidak ada apa apa. kembali lah ketempat kalian masing masing. aku ingin berbicara dengan minato terlebih dahulu  dan akan memanggil kalian kembali setelah perbincangan kami " terang hiruzen

"tapi sandaime-" ucap nya ragu 

"pergilah!"

para anbu dan shinobi itu segera pergi menurut dengan perintah sandaime hokage itu . kini di dalam ruangan itu hanya terdapat minato dan hiruzen . 

suasana yang di rasakan di sana pun berbeda, sangat dingin dan sangat berhati hati. hiruzen masih diam memikirkan bagaiaman cara nya memulai. dan mereka masih hening dalam beberapa saat .

"naruto mengetahuinya." akhirnya setelah beberapa saat terdiam, hiruzen memutuskan untuk memulai obrolan yang sangat serius ini.

"ma-maksud anda sandaime?" ntah lah minato pura pura tidak tahu atau beneran tidak tahu maksud tujuan pembicaraan sandaime hokage ini.

"dia mengetahuinya. mengetahui bahwa ia akan segera dibunuh dan kita hanya memanfaatkan nya . " hiruzen menatap serius lawan bicaranya itu.

"ba-bagaimana bisa?" kini satu bulir keringat mulai meluncur dari dahi minato. ia masih bingung bagaimana bisa naruto mengetahuinya. 

"aku juga tidak tahu. dia datang kepada ku dengan di penuhi amarah." hiruzen berjalan pelan menuju ke arah jendela di ruang kerja nya itu.

"jangan bilang-?" tebak minato

hiruzen sedikit menjeda percakapan mereka, ia  melihat sebentar kearah luar kaca jendela milik  nya.

'tolong jangan katakan apa yang sedang ku pikirkan sandaime sama' minato berusaha membuang jauh jauh hal tersebut dari dalam pikirannya.

"yah kau benar, chakra besar yang kau rasakan itu ulah naruto. dia mengamuk kepadaku karena aku telah merusak keparcayaan nya. " ucap hiruzen tidak berpaling dari pandangan nya yang menuju jendela luar. dia berusaha merenungkan kesalahannya.

deg

"bagaimana bisa?" ucap minato sedikit frustasi. "sekarang kita harus bagaimana sandaime? kita harus segera melakukan pengamanan terhadap naruto. jika kita tidak melakukannya dia akan segera membelot dari konoha. dan- dan apa yang di katakan katak peramal itu akan benar benar terjadi." sambung nya lagi

"yah kau benar minato. tetapi untuk saat ini kita tidak bisa menjinakkannya. amarah nya terlalu besar."

"jika kita tidak bisa menjinakkan nya dan membawa nya untuk di asingkan , maka kita harus membunuh nya di saat itu juga!" ucap minato tanpa memikir kan perasaan naruto yang merupakan anak kandung nya juga

BALAS DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang