BAB 04 : Mata Ikan

22.6K 2.4K 58
                                    

Hey bestie apa kabar semuanya? Jangan lupa spam komentar ya☺☺🙌

.
.Denis menyentil kening Budi.

"Papan lo dengerin, " ucap Denis.

"Tapi seriusan gue lupa," sahut Budi.

Papan menatap polos keduanya, dia tidak paham apa yang mereka bicarakan. Cakra menggendongnya keluar kamar kemudian menurunkan Arfan di depan tembok berwarna putih.

"Mau ngapain?" tanya Terra.

"Foto," jawab Cakra singkat.

"Hati-hati lo bikin dia lecet kelar masa depan lo. Gue mau masak dulu," ucap Terra pergi.

Dia menggaruk pipinya menatap Om jahatnya yang sedang mengacak-ngacak rambut Arfan. Cakra meminta untuk berdiri..

"Senyum," perintah Cakra.

Dia memiringkan kepalanya ke kiri dan menutup sebelah matanya menggunakan tangan. Tentu saja kesempatan tersebut tidak Cakra lewatkan untuk memotret keponakannya ini.

Beberapa pose dia lakukan seimut mungkin membuat Cakra tersenyum tipis. Sedangkan Denis dan Budi memperhatikan keduanya dengan awas.

"Lo pegang sosial medianya Arfan kan?" tanya Cakra kepada Denis.

"Papan," koreksi Arfan.

"Pegang," jawab Denis.

Cakra langsung mengirimkan gambarnya kepada Denis. Kakak dari Calais itu tersenyum, karena anak Calais sudah sebesar ini ditambah Baju kebesaran Arfan membuatnya terlihat menggemaskan. Buru-buru Denis menguploadnya tidak lupa dengan beberapa caption yang nyeleneh.

babypapann

babypapann Misi didiknya Om jahat mau pamer kelucuan ❣ Tag @cakrageraldj

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

babypapann Misi didiknya Om jahat mau pamer kelucuan ❣
Tag @cakrageraldj

Cakra menjitak kepala Denis sedikit kencang. Tapi merasa cukup bangga dengan caption tersebut, keduanya juga sibuk mengomentari anak pertama Cala tersebut tanpa sadar kalau Arfan diam-diam kabur.

Dia mengerucutkan bibirnya berlari menuju dapur untuk mengambil minum. Dia melirik ke sana kemari melihat dapur yang tampak sepi tapi di meja ada api yang menyala.

"Kayaknya seru," ucap Arfan tertarik untuk mendekat.

Dia menarik kursi makan dan naik ke atasnya. Mata yang jernih tanpa dosa itu menatap binar ikan di penggorengan. Dia turun menggeser kursi ke sebelah kanan di mana terdapat ikan matang di piring.

"Soca," gumam Arfan berbinar.
(Soca artinya Mata)

Arfan mengeluarkan semua mata ikan dan melahapnya, dia sangat menyukai mata ikan tersebut karena gurih dan keras. Lima ikan yang terdapat di piring semua matanya sudah berpindah ke perut Arfan.

"Enak," gunam Arfan senang.

Setelah selesai dia mencuci tangan dan mengembalikan kursi ke tempat semula. Mamanya sudah mengajarkan hal kecil seperti ini kepada Arfan.

Baby Papan [Pindah Ke Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang