Puisi 4 : "Di Jam-jam Sepi Manusia"

10 0 0
                                    

Di jam-jam sepi manusia
Sekuncup bunga mawar yang menguning diatas meja bertanya-tanya
Tersisa berapa lama
Gelimang bulir dari kelopak mata yang berguguran sia-sia?

Jika membenci tak bisa mengakhiri cinta
Mengapa tak semesta biarkan saja kita ada?
Teka-teki takdir merancu
Biar saja logika dan cinta saling beradu

Seperti berjalan diseutas benang
Bertopang malang, cinta yang sudah hilang
Enyah saja kau sendiri memikul rindu
Dasar kepala batu

Rintang waktu sebesar tungku
Menyimpan harapan yang semakin keruh
Seperti akan dicari;
Kemustahilan yang terus diharapi

Kapan kembali?
Kapan kembali?
Seribu purnama pun takkan bisa menjawabnya
Karena tak ada lagi cinta yang tersisa

Kumpulan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang