Dihatiku yang paling dalam, aku sebenarnya mengerti kalau Budi adalah orang baik dan dia adalah tipe ngemong. Dia sebenarnya pengertian kepada teman-temannya. Selalu memiliki niat baik dan berpikiran dewasa disaat yang tepat. Hanya saja caranya perhatian kadang menjengkelkanku. Aku tahu dia kesal kepadaku karena diantara teman yang bisa datang ke nikahan Satya, aku malah tak mau diajak.
Udah minta maaf sih, lewat chat selepas keributan ini terjadi. Hanya saja responnya biasa aja. Aku gak tahu dia memaafkan atau nggak. Tapi ya sudahlah.. baiknya memang aku menghindari kontak dulu.
Bukan menghindari sih, lebih tepatnya pertemanan kami ini adalah pertemanan yang ada perlunya saja. Itu berlaku hanya untukku. Berbeda dengan yang lainnya. Mereka masih sering terhubung sewaktu-waktu dan bisa bercerita dengan bebas. Mungkin karena sesama laki-laki dan waktu bertemu tatap mukanya lebih intens daripada aku.
Sedangkan aku cewek yang susah membaur ke mereka. Mungkin juga obrolan kami juga berbeda topik. Jadi agak susah nyambungnya. Diantara pertemanan kami ini, hanya Dwi saja aku akrab dan cerita mendalam. Karena memang sama-sama cewek jadi lebih nyaman untuk bercerita. Tapi aku juga harus mengerti sekarang dia tak lagi mengurus dirinya sendiri, ada suami dan anaknya yang perlu diurus.
Sekedar chat atau telfon Dwi bisa saja sih. Dia selalu menawarkan diri jika aku ingin bercerita apapun dan kapanpun. Hanya saja aku yang sungkan dan malu jika harus menceritakan masalahku.
Diantara teman lainnya, saat ini hanya Bang Eko yang bisa menjadi tempat keluh kesahku setiap saat dan nyaman. Tipe cowok cuek setengah mati tapi baim hati. Kapanpun aku chat dan serandom apapun. Pasti dia akan menanggapinya walau dia punya kesibukannya sendiri. Memang tidak serta-merta langsung dibalas. Tetapi dia akan merespon sesuai apa yang aku keluhkan.
Teman diskusi yang asik. Diajak diskusi panjang dan serius. Dia juga akan memberikan feedback yang serius dan obrolannya selalu berisi. Saat harus bercanda ataupun saat aku terlalau overthinking pasti dia selalu bisa memberikan rem untukku. Sayang banget.... cowok yang begini baik kesemua wanita. Huft.
Kalau mau curhat ke Raka,, dia ini juga enak sih diajak ngobrol. Tapi sering bocor ke temen--temen cowok yang lainnya. Gak si Budi, si Satya, Mas Kurnia di emberin sama dia terus dijadikan bahan obrolan. Jujur aku kurang nyaman. Kok tahu kamu Na??
Ya jelas tahu, karena Dwi juga salah satu orang yang tahu hasil keemberan si Raka ini. Dan otomatis Dwi juga akhirnya cerita ke aku. Raka itu kalau soal perhatian ke cewek dahlah... bisa dikatakan boyfriendable banget kayak di drama-drama Korea. Tapi terlalu boyfriend jadinya ya gitu.. Hampir sama seperti Bang Eko. Cewek jadi gampang luluh sama dia. Dan itu bahaya banget.
Bedanya adalah Bang Eko bukan tipe yang langsung dipacarin gitu. Tapi tipe-tipe frienzone. Sedangkan si Raka pasti dilibas abis. Bang Eko yang masih single gak pernah berani komitmen karena kegagalan percintaannya dan sekarang nyaman dengan status frienzone nya. Kalau Raka walaupun punya status sudah bertunangan tapi dia selalu lirik kanan kiri. Sampai itu masih jadi bahan candaan dalam geng pertemanan kami.
Anehnya, teman-temanku B aja dan aku masih tetap nggak ngerti harus bersikap seperti apa? Gak sekali atau dua kali juga Raka mendekatiku. Disaat-saat moment semua orang berpasang-pasangan saat hangout, pasti ada aja situasi diamana aku dan Raka gak bawa pasangan. Disitulah moment Raka selalu menjadi tamengku. Sudah dipastikan kalau bepergian pasti aku boncengan sama Raka. Kalau ada apa-apa juga ke dia.
Pasti kalian tahu kan? Ada diantara orang berpasang-pasangan terus dirisendiri gak ada pasangan dan teman satunya juga gak bawa pasangan. Jadi obrolannya ya juga sama dia terus. Karena yang ain sibuk ayang-ayangan tentunya. Aku gak tahu pasti sih kenapa Raka selalu gak bawa ceweknya. Kalau ditanya pasti ceweknya lagi ada kerjaan atau urusan apalah. Tapi jadinya kualitas pacaran mereka kalau ketemu kadang aku lihat malah sering berantem. Lebih ke berdebat sih. Tapi bagi aku yang melihatnya, ada sesuatu yang gak beres di hubungan mereka. J
Raka itu selalu bermain kata-kata gombalan. Dan perlakuannya lembut. Kalau aku lagi kepepet harus sama dia nih pas ngumpul se geng gitu, aku iyain aja gombalannya. Yang penting cepet selelsai. Aku mah gitu orangnya. Tapi juga gak aku masukin kehati tentang gombalan dia itu. Karena memang semua orang sudah tahu sifat dia kayak gitu ke cewek lain juga. Cuma seru aja nanggepin gombalan dia.
Ya.. namanya juga jomblo menahun. Seru-seruan gini tuh bikin adrenalin naik wkwkwk. Aku memang tak pernah menaruh rasa suka ke Raka. Iya rasa suka yang kumaksud adalah tentang ketertarikan cewek ke cowok gitu. Lebih biasa aja karena kita teman dan udah gak lebih dari itu. Tapi kalau sampai teman-teman yang lain mengira aku responsif dan sebenarnya suka ke Raka ya maaf banget, haha. Partner ngobrol ku juga cuma sisa satu dia aja kalo lagi ada acara.
Pasti pernah mengalami hal yang serupa kan?
Memikirkan ini membuatku jadi pusing. Memang yang paling tepat adalah chat Bang Eko dan mengeluh disana.
"Bang.. gabut nih.. beliin eskrim!"
Auto dibales. "Ogah"
"Gitu amat dah, yok ke IndoApril beli yang 5rban"
"Yaudah tinggal kesono ngapa repot ni bocah"
"Bayarin keless.."
"Lagi bokek, ni anak minta jajan terosss.."
"Yah.. kasihan amat. Cuma nagih janji doang aku tu.. Dari tahun kapan coba?"
"Habis gajian deh.. ntar tak beliin yang mahal"
"Gak usah yang mahal, aku maunya merk Fe*st harga 5rb"
"Yahh.. Ni bocah malah minta yang murah, Alhamdulilah deh. Irit"
"Ya gimana.. aku sukanya itu, tapi beliin 3 biji"
"10 juga tak beliin"
"edan"
"wkwk"
***
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Pas-Pasan
Teen FictionKalau kalian udah baca ceritaku yang judulnya "Diantara Lukaku", cerita yang ini sambungannya. Lebih menceritakan saat tokoh utama berada di usia dewasa. Dari cerita lucu, sedih, dan bahagianya tokoh utama dengan kehidupannya yang serba pas-pasan...