Part 1

497 33 2
                                    

Wanita bertumbuh tinggi berparas cantik itu sedang menyampaikan beberapa kata di atas podium. Wajahnya berseri bangga dengan senyuman tipis aroganya. "Bahwa tidak akan ada yang mampu mengalahkanku di kancah dunia Fisika! Aku akan terus melakukan yang terbaik untuk Korea Selatan. Sekali lagi, terima kasih." ucapnya sembari mengangkat piala emas atas ke tiga kalinya memenangkan lomba Fisika tingkat dunia. 

Cahaya Kamera menghiasi wajah cantiknya. Para guru terlihat sangat bangga terhadap hasil pencapaian yang mereka raih. "Sekali lagi, selamat Lalisa Jae Jung." ucap kepala sekolah SMA Hankwang. 

"Selamat Lisa!" Murid perempuan bernama Lisa itu menghampiri kelima temanya yang sudah menunggu. Dengan santai, Lisa melemparkan pialanya kepada salah satu temanya. 

"Woaah kau berhasil lagi! apakah piala ini bisa kita jual untuk berpesta?" ucap lelaki bernama Jiyo. 

Dengan tenang, Lisa menghidupkan sebatang rokok yang dia ambil dari blazer sekolah. Asap rokok berhembus keluar dari mulutnya. "Bagaimana? apakah malam ini kita jadi ke club? jangan bilang kalau kamu tidak mempunyai uang." 

Lisa masih menghisap rokok. Mengabaikan celotehan teman-temanya yang  terlihat tak memiliki sopan santun. Beberapa murid memandangi mereka yang sedang nongkrong di belakang sekolah, terutama perhatian mereka jatuh pada Lisa yang memiliki citra sebagai murid pintar tetapi memiliki prilaku yang buruk.

Lisa melemparkan puntung rokok, merpihkan seragam dan poni hitamnya. "Baiklah, nanti malam kita akan bertemu di club Gangnam." Mereka semua bersorak senang. Terutama kekasih Lisa yang langsung mencium pipinya. 

"Kau memang terbaik." ucap kekasih Lisa yang bernama Joy. Ketua klub menari SMA Hankwang.  

Joy memeluk Lisa, penuh gairah hingga tangan Joy memainkan paha Lisa. "Sayang, aku ingin tas Dior keluaran terbaru. Aku sudah bosan dengan tas lama, apakah kamu bisa membelikan untukku?" 

Lisa tidak bisa mengatakan tidak pada kekasihnya. Ia akan melakukan apa saja untuk menyenangkan Joy serta teman-temanya. Diantara mereka semua, Lisa lah yang paling populer dan memiliki banyak uang. Tak jarang, mereka semua menghabiskan waktu bersama untuk belanja atau ke klub malam. 

Lisa dan teman-temanya terkenal sebagai pembuat onar. Banyak murid-murid yang menjadi sasaran mereka semua. Lisa kerap kali memukuli para murid, mengurung di tempat kosong selama seharian penuh, mencoret-coret meja dengan kata kasar, mengancam bahkan meminta uang secara paksa. Jika mereka semua tak mau menurut, maka tak segan-segan Lisa akan menghajar mereka atau hal-hal kasar lainya. 

Lisa sedang berjalan sendirian di koridor sekolah. Murid-murid menghindarinya dari pada harus menjadi target amukan karena Lisa baru saja keluar dari ruang kepala sekolah. Lisa hanya berjalan santai. Semua guru di sekolah tidak ada yang berani menghukum Lisa karena ia adalah salah satu murid kebanggaan Korea Selatan. 

Jalanan gedung belakang sekolah sedang kosong, pas untuk Lisa menghisap rokok. Ia mengeluarkan sebatang rokok dari saku blazer, namun ia membatalkanya saat melihat Donghwa salah satu temanya keluar sembari tertawa geli. "Ada apa?"

Donghwa terkejut. Lisa melihat sebuah kamera yang Donghwa pegang. Kamera yang terasa tak asing.."Kau memalak lagi? kali ini siapa?" tanya Lisa mulai menghidupkan rokok. 

Donghwa tersenyum sembari menliti kamera di tanganya. "Seorang wanita tak berguna. Aku dengar dia anggota fotografi sekolah, aku sangat menyukai kameranya jadi,"

Donghwa menatap Lisa dan mengambil rokok di bibir temanya. "Aku ambil saja kameranya! dan aku rasa, dia adalah penggemarmu karena cukup banyak fotomu."

"Hanya itu? kau tidak berusaha menciumnya kan? aku lihat kau datang dengan merapihkan celana dan pipimu memerah." Donghwa tersenyum nakal. Mengembalikan rokok Lisa dan pergi begitu saja.

The Heart of JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang