Naruto © Masashi Kishimoto
.
.• Haru, Sasuke 5 tahun, Hinata 3 tahun.
Saat itu Sasuke masih berumur lima tahun, ketika ia pertama kali bertemu Hinata. Gadis kecil dengan pipi gempal selayaknya bakpao kesukaan Itachi. Sasuke tidak begitu menyukai Hinata pada awalnya, karena atensi keluarganya dengan mudah Hinata tarik darinya. Namun, lama-kelamaan, si Pipi Gempal malah semakin lengket dengannya. Tahun demi tahun mereka lalui bersama. Sasuke yakin ia bisa menjawab segala hal tentang Hinata. Entah itu kue kesukaan, film kesukaan, atau segala hal lain yang disukai dan dibenci gadis itu. Bahkan, kedekatan Sasuke dan Hinata jauh melampaui kedekatan Hinata dengan sang kakak kandung, Neji.
• Aki, Sekolah Dasar.
Saat mereka di Sekolah Dasar, Hinata akan lebih memilih naik mobil jemputan Sasuke dibandingkan pulang dengan Neji. Saat Neji dan Sasuke sedang menonton televisi bersama, Hinata juga ikut-ikutan dengan mereka dan sering kali tertidur di bahu Sasuke serta memaksa cowok itu untuk mengangkatnya ke kamar. Hinata tidak akan mau orang lain mengangkatnya. Hanya Sasuke yang boleh melakukan hal itu.
Hinata sangat menyukai hujan, pun begitu dengan aroma tanah yang menguar setelahnya. Sasuke begitu membenci hujan, apalagi aroma tanah yang menguar setelahnya. Namun Hinata sepertinya tidak mau tahu akan hal itu, karena ketika hujan sudah mulai menampakkan dirinya, Hinata akan langsung berlari ke rumah Sasuke hanya untuk mengajaknya main di luar. Hal yang sepertinya tidak akan berubah sepanjang masa.
"Sasuke-nii, Sasuke-nii." Teriakan Hinata melengking dari lantai bawah dan Sasuke tahu sebentar lagi waktu tidurnya di hari Minggu ini akan diganggu si Pipi Gempal kesayangan ibunya. Iya, ibunya menyayangi Hinata lebih darinya. Faktor menginginkan anak perempuan namun tak kunjung diberikan Tuhan nampaknya menjadi alasan.
Bunyi ketukan di pintu kamarnya menggema hingga ke dalam. Sasuke menutup kupingnya dengan bantal. Pura-pura tidak mendengar suara ketukan pintu itu, meskipun sebenarnya hal ini tidak ada gunanya karena sebentar lagi Hinata pasti akan membuka pintu itu dengan sendirinya.
"Sasuke-nii kenapa masih tidur, sih?"
Tuh, kan. Sasuke mendengar langkah kecil Hinata menuju ke tempat tidurnya tapi ia sama sekali tidak berniat membuka mata. Hinata naik ke atas kasur dan dengan sesuka hatinya menarik bantal. Sasuke masih pura-pura tidak menyadari kehadiran gadis itu dan membalikkan tubuhnya, membuat Hinata sekuat tenaga menariknya kembali. Dan hal yang seperti sebelumnya terjadi. Hinata memberikan kecupan di pipi kirinya, disusul pipi kanan, dan dahinya sehingga membuat Sasuke seketika membuka mata.
"Apa?" tanyanya sewot sementara Hinata menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Tahu sekali bahwa yang tadi dilakukannya adalah salah satu kelemahan Sasuke. Kata Bibi Mikoto, Sasuke sangat benci dicium, jadi kalau ingin membuat Sasuke kesal, maka lakukan saja hal itu. Hinata selalu mempraktikkannya dan berhasil menarik atensi Sasuke.
"Ayo main," ajak Hinata kemudian.
"Hujan. Tidak, tidak boleh main hujan, nanti kau sakit," sahut Sasuke dengan tegas.
Sasuke tidak suka hujan, lebih-lebih tidak suka kalau Hinata yang mengajaknya main hujan. Pernah, sekali waktu setelah main hujan mereka berdua flu selama seminggu dan sangat sulit untuk melakukan aktivitas. Sasuke tidak mau mengulanginya untuk kedua kali.
Sasuke mengalihkan pandangannya pada Hinata yang memasang wajah masam. Si Pipi Gempal sepertinya sedang kesal. Sasuke tertawa dalam hati. Meski sudah sangat sering melihatnya, Sasuke tidak pernah bosan dengan apa yang dilakukan Hinata saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Many Seasons to Realize
RomanceButuh berapa lama untuk menyadari arti cinta? Hyuuga Hinata tak butuh waktu lama. Sejak ia sadar arti rasa suka, sejak itu pula ia sudah menambatkan hatinya pada Uchiha Sasuke. Sementara Sasuke butuh waktu bermusim-musim untuk menyadari bahwa Hyuuga...