• Haru, Maret, Sasuke 18 tahun, Hinata 16 tahun.
Sasuke dilanda dilema. Ibunya berharap Sasuke menjadi dokter. Ayah dan kakeknya berharap Sasuke menjadi pewaris perusahaan keluarga. Ekspektasi yang dibebankan orang-orang kepadanya membuat Sasuke bingung.
Sasuke ingin menjadi fotografer alam. Sasuke ingin berkeliling dunia menikmati segala keindahan yang ada. Masalahnya adalah keluarga Sasuke bukan tipikal 'pemberi yang budiman' meskipun mereka keluarga konglomerat Kyoto. Sasuke yakin sekali ayahnya tidak akan memberikan Sasuke uang untuk berkeliling dunia.
Ada begitu banyak alasan yang akan diajukan Fugaku seandainya Sasuke mengutarakan keinginannya, semisal Sasuke adalah peringkat delapan pada ujian negara saat kenaikan kelas tiga. Hal lainnya yang menjadi pertimbangan adalah Itachi. Kakaknya yang baik hati dan rajin menabung itu sudah mengambil keberuntungannya dan bebas dari rumah sehingga beban untuk menjadi pewaris disematkan pada Sasuke.
Beruntung, Sasuke tidak sendiri. Neji juga berada di posisi yang sama seperti dirinya. Dibebankan menjadi penerus perusahaan keluarga. Sasuke menyeringai melihat Neji masuk ke kamarnya dengan muka kusut. Setali tiga uang, Neji baru saja diceramahi oleh Paman Hiashi dan Bibi Hikari
"Apa lihat-lihat?" tanya Neji kesal sambil melempar badannya ke sofa.
"Mari ambil jurusan bisnis di Kyoto Daigaku." Sasuke memberi saran. Menurut Sasuke, sudah saatnya mereka keluar dari Tokyo. Neji dan Sasuke menghabiskan sepanjang hidup mereka di Tokyo. Lagi pula Universitas Kyoto adalah yang terbaik kedua di Jepang.
Neji terlihat ragu. Ada sesuatu yang seolah menahannya. Sasuke berpikir itu Tenten.
"Kau masih bisa mengunjungi Tenten di akhir pekan," ujar Sasuke kemudian.
Neji menggeleng. "Bukan Tenten. Hinata. Bagaimana dengan Hinata?"
Sasuke lupa Neji adalah tipikal kakak yang sangat protektif. "Demi bumi dan seisinya, Neji, Hinata sudah besar dan dapat menjaga dirinya sendiri."
Neji menatap Sasuke ragu namun kemudian menjawab, "Akan kupikirkan lagi."
• Natsu, Sasuke 20 tahun, Hinata 18 tahun.
22 Juli, 02 p.m
Musim panas tahun ini diperkirakan adalah yang terpanas selama dua puluh tahun terakhir. Bahkan ketika berada di apartemen, Sasuke dapat merasakan tubuhnya berkeringat. Baru saja akan membuka kulkas, Sasuke mendengar pintu apartemennya dibuka. Pasti Neji. Tapi Sasuke belum memberitahukan sandi barunya pada Neji. Sasuke berbalik dan terkejut melihat Hinata dengan santainya melongos ke dalam apartemen. Sasuke memandang Hinata dengan heran.
"Bagaimana cara kau masuk?"
Sasuke baru kemarin mengganti sandi dan belum sempat memberitahukannya pada siapa pun. Jadi bagaimana Hinata yang imut dan lucu itu tahu sandinya?
"Aku menghafal semua ulang tahun keluarga Nii-san," jawab Hinata tak acuh. Sasuke terlalu mudah dibaca, tapi hanya oleh Hinata. Sandi apartemennya terdahulu adalah ulang tahun Paman Fugaku, jadi sandi kali ini pasti Bibi Mikoto.
"Lantas kenapa kau kemari. Memangnya kau tidak kuliah?" tanya Sasuke lagi seraya mengambil air dingin dari kulkas.
"Siapa yang berkuliah di akhir pekan?" Wajah putih milik Hinata memerah karena panas, ia menatap Sasuke seraya tersenyum, "Dan besok Nii-san berulang tahun."
Sasuke tertawa kecil setelah menyadari bahwa Hinata tak pernah sekalipun melewatkan ulang tahunnya bahkan setelah ia pindah ke Kyoto. Sasuke memperhatikan penampilan Hinata. Semakin dewasa, Hinata semakin simpel. Seperti saat ini, Hinata memakai kaus putih dan celana jeans biru dongker. Rambut sebahunya diikat tinggi, namun tetap dengan poni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Many Seasons to Realize
RomanceButuh berapa lama untuk menyadari arti cinta? Hyuuga Hinata tak butuh waktu lama. Sejak ia sadar arti rasa suka, sejak itu pula ia sudah menambatkan hatinya pada Uchiha Sasuke. Sementara Sasuke butuh waktu bermusim-musim untuk menyadari bahwa Hyuuga...