Satu hal yang sangat penting untuk dipertahankan.
- -
"Ayo berangkat bareng!" seru seorang gadis yang dengan santai mengaitkan tangan kirinya pada lengan kanan Hyunjin.
Empunya hanya bisa pasrah ditarik begitu saja memasuki mobil BMW bernuansa hitam milik keluarga Hwang yang terparkir di halaman rumah, tak jauh dari kolam air mancur.
Mereka duduk manis di kursi penumpang, Hyunjin tidak banyak berkomentar, ia malah sibuk membaca catatan kecil Biologi yang berisi materi sistem pencernaan makanan, sedangkan gadis berponi yang duduk di sebelah Hyunjin sibuk memoleskan liptint pada bibir tipisnya.
"Loh, sayang?" sapa wanita cantik yang baru saja memasuki mobil dan mendudukan dirinya di jok pengemudi.
Spontan gadis muda berseragam olahraga SMA Byeol menghentikan aktivitasnya kemudian memberi atensi penuh pada wanita di depan, "Pagi tante," sapanya ramah.
Senyum manis wanita itu dapat dilihat dari pantulan kaca depan, wanita yang nampaknya masih terlihat muda itu begitu cantik dan anggun dengan rambut hitam yang disanggul rapi.
"Ryujin ikut satu ya, Tan, soalnya tadi bangun telat jadi udah ditinggal kerja deh sama mama papa," lapor Ryujin dengan raut wajah yang rasanya ingin sekali untuk dikasihani.
"Dasar kebo," cicit Hyunjin singkat, sementara sorot matanya masih fokus membaca catatan kecil biologi.
"Hyunjin, gak boleh bicara gitu ke sepupu sendiri," tegur wanita cantik di kursi kemudi yang merupakan Ibu Hyunjin.
Mendengar itu, Hyunjin mengulum bibirnya dan mengangguk patuh, sementara Ryujin menjulurkan lidah pada Hyunjin, tapi tidak Hyunjin hiraukan.
..🍃..
"Lo bilang apa?"
Tatapan mata Yeji tak lepas dari raut wajah menantang seorang gadis di hadapannya.
"Kenapa? emang benar kan? Itu patut dicurigakan kali. Ayah lo cuma PNS yang gajinya gak seberapa, sedangkan Ibu lo gak kerja, mana bisa sekolahin kakak lo di kedokteran hanya dengan mengandalkan gaji murni? apalagi sampai berhasil lulus spesialis, palingan Ayah lo korupsi," asumsinya yang membuat Yeji spontan mengepalkan tangan.
"Jeon Heejin, mending lo diem selagi gue baik. Kalau iri, akui aja. Kenapa? saudara lo gagal lagi masuk kedokteran?" sindir Yeji, ia masih bertahan pada posisinya.
Merasa terusik dengan perkataan gadis sarkas di hadapannya, Heejin malah semakin menjadi-jadi, berulang kali ia mendorong-dorong bahu kiri Yeji dengan jari telunjuknya, menyebabkan Yeji terus mundur ke belakang dan sekarang jari itu berpindah menoyor kepala Yeji disertai lemparan berbagai ucapan pedas.
Sejak tadi Yeji masih bisa menahan amarah, tetapi tidak untuk kali ini, saking geramnya Yeji mencegkram tangan Heejin lalu memelintirnya dan menghentakan Heejin ke belakang.
Dug
"Aw!"
Mata Yeji membola, ternyata Heejin jatuh menimpa tubuh Ryujin yang lewat di koridor kelas 11 B bahkan kepala Ryujin sempat terantuk mengenai ujung jendela kelas yang terbuka.
"Ryujin! lo gak apa?!" pekik Heejin kaget lalu segera membantu gadis bersurai pendek itu untuk berdiri.
Ryujin meringis kesakitan, ia dapat merasakan sesuatu mengalir dari kepalanya, "darah?" lirih Ryujin kaget, lalu matanya beralih menatap tajam ke satu titik yaitu pada Yeji yang kini tengah menampilkan wajah tanpa ekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blurry Pace
FanficBagaimana jadinya jika siswa berprestasi seperti Hyunjin berurusan dengan siswi bermasalah seperti Yeji? Hanya sebuah kisah 'biasa' diantara dua manusia yang memiliki kehidupan berbanding terbalik dan disajikan dengan 'biasa' saja. "Impian lo apa?"...