12. Married.

8.2K 168 9
                                    

     Sifa mengerjabkan matanya setelah puas menyelami alam mimpi, pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Derren yang masih terlelap. Derren tampak tenang saat tertidur.

    Sifa benar-benar sangat beruntung memiliki laki-laki seperti Derren, laki-laki yang selalu membuatnya merasa seperti ratu, sangat spesial. Bahkan Sifa tau kalau yang lelah bukan hanya dia, tapi Derren jelas jauh lebih lelah darinya, bedanya kondisi badan Sifa lemah sedangkan Derren kuat. Tapi jika ditanya, tubuh Derren lah yang jauh lebih lelah saat ini.

   Sifa mengeratkan pelukannya pada Derren dan semakin mendusel di dada Derren, dalam keadaan apapun Derren selalu ada untuknya, dan Sifa sangat-sangat bersyukur untuk itu.

    Adanya pergerakan dari Sifa membuat Derren membuka mata, setelah itu ia menunduk melihat Sifa yang mendusel padanya.

    "Sayang." panggil Derren dengan suara serak lembutnya.
 
   Sifa mendongak, ia lalu tersenyum pada Derren, "Good Morning." ucap Sifa membuat Derren terkekeh kecil.

   "Morning too Baby." balas Derren.

  Mata Derren mengedar untuk melihat jam yang tertempel di dinding rumah sakit, jam 6 pagi ternyata.

   Dengan mengelus rambut Sifa, Derren menatapnya, "Kepalanya masih pusing?" tanya Derren.

    Sifa menggeleng, "Udah engga, udah mendingan." balas Sifa.

    "Kamu harus banyak-banyak istirahat."

   "Iya Al, kamu juga, jangan nyuruh-nyuruh aku aja, tapi kamu juga harus istirahat." balas Sifa membuat Derren tersenyum.

    "Sayang, kita undur aja tanggal pernikahannya gimana?" tanya Derren.

   Sifa menggeleng, "Engga usah Al, emangnya kenapa?"

   "Kamu belum bener-bener pulih, kata dokter kamu harus banyak istirahat biar kondisi badan kamu kuat, kamu itu kecapean, istirahat kurang sama pola makan yang ga teratur." ujar Derren.

   "Kan masih ada hari ini sama hari besok buat aku istirahat Al." balas Sifa.

   Derren menghembuskan nafas panjangnya, Sifa ini sangat keras kepala. Tidak taukah ia jika Derren sangat hawatir?

  "Kita undur aja ya? Aku ga mau kamu makin drop nanti kalo kecapean terus."

   Sifa menggeleng, "Ga mauuu, Engga usah diundur Al, aku janji, hari ini sama besok aku bakal istirahat full, biar lusa pas nikah aku fresh, janji."

   Derren memandangi Sifa, "Ya udah, tapi janji ya?"

   Sifa mengangguk, "Promise."

   "Tapi kita belum milih undangan Al."

   "Biar aku suruh William bawa orang yang rancang undangannya ke rumahmu nanti sore, biar kamu ngurus di rumah aja, jadi ga perlu keluar-keluar."

••***••

     Sifa duduk di sofa rumahnya, ini sudah jam empat sore, tadi ia pulang dari rumah sakit jam sepuluh siang kemudian lanjut tidur di kamarnya untuk mengembalikan energi yang sudah banyak terkuras akhir-akhir ini. Kini ia sedang menunggu Derren untuk membuat undangan pernikahan mereka.

    Orang yang merancang undangan sudah ada di depan Sifa, mereka hanya sedang menunggu Derren. Sembari menunggu Derren, Sifa sudah melihat-lihat banyaknya undangan yang dibawa orang itu.

    "Permisi."

   Sifa menoleh dan tersenyum mendapati Derren berjalan kearahnya, "Al." panggil Sifa antusias.

MEET AGAIN AFTER LEAVING 21+ {PROSES REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang