SL-2

181 34 0
                                    

Hari ini Lala diajak jalan-jalan oleh Riel dan dengan semangat gadis itu mematut dirinya di kaca.Ia memoleskan lipblam dan memakai bandana untuk penghias.

Ia turun ke bawah dan tampaknya Riel telah datang dan sedang berbincang dengan Ayah-nya. Dengan senyum manis Lala menghampiri Riel dan ayah-nya.

"Ayo kak,aku udah siap" ajak Lala membuat kedua pria itu menoleh.

"Ya udah om,Riel mau ajak Lala pergi dulu,salam buat tante Indi" pamit Riel hanya pada papa Max karena mamah dari Lala sedang ada arisan komplek.

"Ya udah titip Lala,hati-hati di jalan" pesan Max lalu mengecup kening putrinya itu.

Mereka berdua keluar dan Riel segera memberikan helm yang biasa Lala pake.Riel mulai menjalankan motor antiknya setelah dirasa Lala sudah naik.

"Kak kita mau kemana,kok minta aku pake baju putih-putih gini?" tanya Lala sedikit berteriak.

"Tempat penting buat gue,sekarang tanggal tiga satu desember kan?" Riel malah balik bertanya.

"Iya,kakak ikut gak bakar-bakar di rumah—"

"Gak,gue gak ngerayain tahun baru" potong Riel cepat.

"Kenapa?" tanya Lala bingung karena perayaan pergantian tahun itu sangat menyenangkan menurutnya.

"Gak penting" jawab Riel singkat.

"Tapi aku mau beli kembang api apalagi bang Geo pulang" bisik Lala pelan namun masih dapat di dengar oleh Riel.

"Geo mau pulang?" tanya Riel yang memang cukup akrab dengan kakak laki-laki dari Lala.

"Iya terus bang Geo mau bakar-bakar di rumah nanti malem" jelas Lala semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Riel.

Jika saja orang lain maka akan segera ia turunkan namun ini adalah Lala yang entah mengapa pelukannya malah membuat Riel nyaman.

Motor Riel berhenti di sebuah pemakaman yang cukup bersih dan terwat lalu mereka turun dari motor.

"Ayo La" ajak Riel berjalan lebih dulu sebelumnya mereka sudah membeli bunga lili putih.

Lala yang bingung hanya mengikuti Riel,ia pikir ia akan diajak nonton atau minimal makan gitu,ini malah ke makam yang Lala gak tahu.

"Aku bawain lili putih buat kamu,selamat ulang tahun semoga kamu bahagia disana" ujar Riel  dengan suara menahan tangis saat mereka sudah berada di salah satu makam.

Pria itu berjongkok di hadapan makam itu dan mengusap nisanya dan Lala hanya mengikuti Riel jongkok di hadapan makam itu.

"Sheila Reiner,ini temen kak Riel?" tanya Lala membaca nama yang tertulis di nisan.

"Gak perlu tahu,udah ayo pulang lo bilang mau beli kembang api" ajak Riel mengulurkan tangannya.

Lala hanya diam dan menerima uluran tangan Riel dan mereka berjalan menuju parkiran dimana Riel menaruhnya motornya dengan hening.

Riel melajukan motor nya menuju tukang penjual kembang api,wajahnya tampak berseri saat memilih kembang api. Namun saat ingin mengambil kembang api yang terlihat menarik itu ada tangan lain juga yang mencoba meraihnya.

Mereka menoleh dan saling tatap namun tiba-tiba gadis berteriak membuat semua orang terkejut termasuk Riel yang sejak tadi berada di sebuah warung untuk menikmati kopi dan rokoknya.

"Kakak kenapa?" tanya Lala memegang tangan gadis itu yang masih bergetar.

"Enggak lo mirip temen gue yang udah meninggal jadi gue kaget dikit aja" balas gadis itu mencoba tersenyum.

"Lo gak papa?" tanya Riel memegang bahu Lala.

Lala menggeleng sekilas,"aku okay tapi kakak ini kaget katanya aku—"

"Adriel,ini elo?" tanya gadis itu membuat Riel menoleh.

"La,tolong bayarin kopi gue dulu sama makan duluan ya kayanya mie rebusnya udah jadi" titah Riel memberikan uang seratus ribu pada Lala,Lala yang mengerti langsung mengambil uang itu dan pergi lebih dulu.

"Erin lama gak ketemu" ujar Riel menatap datar gadis di hadapannya.

"Dia siapa lo?,kenapa mirip banget sama Sheila hampir aja gue pikir Sheila hidup lagi" tanya gadis itu penasaran.

"Itu alasan dia di deket gue,salam buat Danar" setelah itu Riel memilih menyusul Lala.

"Apa dia yang dapet donor mata dari Sheila?" gumam Erin sambil terus menatap ke arah Lala.

....

Hehee....upp lagi...semoga suka ya..,jangan lupa vote dan komen biar semangat.

Find me
Rianiani

Shadow LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang