Akutagawa membanting pintu dengan marah, cengkeramannya di pergelangan tangan Atsushi erat dan kuat. Ia merasakan darahnya mendidih hanya dengan melihat Jinko nya dengan pria lain.
"Akutagawa-" Atsushi mencoba berbicara dengannya dan memahami apa yang sedang terjadi. Dia tidak tahu apa yang ada di pikiran Akutagawa dan itu membuatnya khawatir.
Atsushi sangat ingat beberapa menit yang lalu ia sedang berbicara dengan klien agensinya, dan dalam sekejap mata sang pria emo langsung menyeretnya dengan ekspresi paling marah yang belum pernah ia lihat selama berbulan-bulan.
"Siapa dia." Suara Akutagawa mengancam, gelap dan posesif. Atsushi khawatir, satu satu nya kemarahan Akutagawa yang ia tau hanyalah saat bertarung.
"Apa? Apa yang terjadi?" Atsushi bertanya dengan nada setenang mungkin, berusaha menutupi rasa takut nya. Akutagawa mendorong bocah itu ke dinding, amarahnya semakin memburuk dari menit ke menit.
"Siapa dia!" dia berteriak. Atsushi mengernyit mendengar suara yang tiba tiba itu. Ia tetap mencoba untuk tenang.
"Klien dari pekerjaan. Akutagawa apa yang terjadi-"
Kalimat nya terpotong oleh bibir Akutagawa yang menyambar bibirnya, gerakannya begitu cepat sehingga ia tak sempat mencegah nya.Akutagawa menciumnya dengan kasar, bibirnya bergerak cepat dan putus asa untuk menangkup bibir Atsushi. Pria berambut hitam itu sedikit memiringkan kepalanya, menciumnya lebih dalam.
Serangan mendadak dari Akutagawa tidak menyakitkan, namun rasa sesak di paru paru sudah cukup bagi Atsushi untuk mendapatkan kembali kendali atas tubuh nya dan bereaksi.
Atsushi berusaha melawan dengan mendorong bahu Akutagawa, namun gerakan itu sia sia karena lelaki yang lebih tua itu mendekat lagi dan mencengkeram rambutnya, sementara tangan yang lain mengunci pergerakan tangan sang Manusia Harimau.
"Klien pekerjaan kau bilang? Dia melihatmu seperti ingin memakanmu." Pria emo itu berucap dengan nada rendah dan menekan. Frustrasi di balik kata-kata itu tidak dapat disangkal.
"Akutagawa, hentikan. Kau ini kenapa?"
Akutagawa terdiam. Yang bisa dia pikirkan hanyalah gemetar di tangannya dan rasa panas di dadanya. Emosi yang tidak bisa dia kenali dengan jelas sedang mengacaukan kepalanya.
Pikiran nya berkata bahwa hanya dia yang berhak mengawasi dan menjaga Atsushi. Tidak ada yang boleh menatap Atsushi, tidak ada yang boleh menyentuh Atsushi. Hanya miliknya. Mutlak.
"Brengsek-" dia bergumam dengan frustrasi, sambil mencengkeram leher Atsushi dengan kuat dan mendorongnya lebih jauh ke dinding.
"I want to fuck you, Jinko." Ia tak bisa menjelaskan perasaan apa yang sedang menyelimuti nya.
'kiss him, fuck him, mark him. Buat dia hanya merintihkan nama mu' Hanya kalimat itu yang terus terputar di otak nya.
"Kau sedang marah, ini tidak sehat, Ryuu." Atsushi masih berusaha untuk menenangkan Akutagawa.
"Ayo kita bicarakan! Aku akan mendengarkan mu, Ryuu." Atsushi memohon dengan suara penuh perhatian, menggenggam tangan Akutagawa dan mengelusnya perlahan.
"Tidak." Akutagawa berkata dengan tegas dan sekali lagi menempelkan bibir mereka.
Napas Atsushi tajam, ia tidak pernah sepanik ini ketika menghadapi Akutagawa.
"Kumohon, Ryuu-" Atsushi mencoba untuk meyakinkan sekali lagi. Manusia-harimau itu benar benar khawatir dengan keadaan Akutagawa saat ini.
"Jinko. I want to fuck you. Right now." Akutagawa berbisik. Dia mengendurkan cengkeraman di leher Atsushi, membuat tangannya menelusuri tulang punggung Atsushi dengan lembut, menciumi pundak nya dan merapatkan pinggul mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine. (Oneshot)
Fiksi PenggemarTerjemahan dari FanFic di AO3 "You're Mine (And I'm Yours)" by clawdeen195 Maaf kalau kurang enak dibaca atau penulisan ga sesuai EYD karna aku masi pemula buat translate eng-indo. Ada beberapa yang aku ubah kalimat nya, ga semua kok. Hanya beberapa...